Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, pada Minggu sore (20/10), menyebabkan banjir bandang yang menghanyutkan jembatan darurat di Desa Sutojayan. Jembatan tersebut sebelumnya digunakan sebagai akses sementara bagi warga Desa Sutojayan menuju Pakisaji. Akibatnya, akses langsung warga kembali terputus, memaksa mereka untuk mencari rute alternatif yang lebih jauh.
Banjir ini merupakan kejadian kedua dalam dua bulan terakhir yang melanda Desa Sutojayan. Sebelumnya, proyek revitalisasi Jembatan Sutojayan juga terdampak banjir pada 24 September, ketika fondasi tengah jembatan baru selesai dibangun. Kerugian akibat banjir pada saat itu mencapai Rp 50 juta.
Baca Juga : Menjelajahi Keindahan Coban Pelangi, Air Terjun Indah di Malang
Pembangunan Jembatan Baru dengan Konsep Rangka Baja WF
Meski jembatan darurat hanyut, jembatan utama yang sedang dalam proses pembangunan tidak terdampak. Pembangunan jembatan tersebut menggunakan dana APBD senilai Rp 456 juta, dan kini telah berganti konsep menjadi rangka baja WF (Wide Flange) untuk mengantisipasi kerusakan akibat banjir. Namun, hilangnya jembatan darurat tetap mengganggu mobilitas warga, terutama yang biasa melintas ke Pakisaji melalui Pasar Sutojayan.
Pihak Desa Sutojayan berencana membangun kembali jembatan darurat, namun kesulitan mencari bahan baku bambu yang cukup panjang menjadi tantangan. Setidaknya 20 lonjor bambu dengan panjang 15 hingga 16 meter dibutuhkan untuk membangun jembatan tersebut, namun persediaannya semakin sulit ditemukan.
Baca Juga : Rekomendasi Bakso Terbaik di Malang yang Tidak Boleh Dilewatkan















