Breaking

Demi Keselamatan Berkendara, Waspadai 5 Jalan Berbahaya di Malang Raya Berikut Ini

infomalang.com/,MALANG RAYA – Dikenal sebagai destinasi wisata paling menarik di Jawa Timur, Malang Raya menawarkan keindahan alam yang menakjubkan bagi para pengunjung. Gabungan antara Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu menciptakan sebuah kawasan yang kaya akan panorama alam, yang secara langsung juga menghadirkan jalan-jalan dengan topografi yang menantang. Berada di dekat Gunung Arjuno dan Gunung Semeru, rute di wilayah ini didominasi oleh tanjakan dan turunan curam, kelokan tajam, serta risiko longsor dan kerusakan jalan. Kondisi ini membuat para pengendara, khususnya wisatawan, perlu lebih ekstra hati-hati.

Untuk memastikan keselamatan selama berkendara dan menikmati keindahan Malang Raya dengan tenang, sangat penting untuk mengetahui dan mewaspadai lima jalan di wilayah ini yang dikenal berbahaya. Berikut adalah ulasan lengkapnya:

1. Jalur Purwodadi-Pandaan: Jalur Maut dengan Intensitas Kendaraan Tinggi

Jalur Purwodadi-Pandaan merupakan salah satu rute utama di Kabupaten Malang yang paling sering mengalami kemacetan dan masuk dalam kategori rute berbahaya. Jalur ini dikenal sebagai “jalur maut” karena seringnya terjadi kecelakaan yang memakan korban. Tingginya intensitas kendaraan, termasuk kendaraan besar seperti bus dan truk, membuat jalur ini menjadi jalur cepat yang sering kali memicu pengemudi untuk memacu kendaraan mereka.

Kondisi jalan yang bergelombang dan dipenuhi lubang semakin menambah risiko kecelakaan. Kombinasi tanjakan, turunan, dan permukaan jalan yang rusak membuat pengendara harus sangat waspada, terutama saat bersisian dengan kendaraan besar. Disarankan untuk selalu menjaga jarak aman dan tidak memaksakan diri untuk menyalip, demi menghindari insiden yang tidak diinginkan.

2. Jalur Jurang Klampok (Jurang Mayit): Tikungan Curam di Tepi Jurang

Jalur ini memiliki reputasi yang cukup menakutkan, dengan nama lain Jurang Mayit. Jalur ini terkenal dengan tikungan sempit dan tajam di daerah Bantur, Malang Selatan. Yang membuatnya sangat berbahaya adalah kondisi tikungan yang tidak hanya sempit dan tajam, tetapi juga curam dan berbatasan langsung dengan jurang yang dalam.

Meskipun saat ini sudah ada jembatan penghubung yang dinamai “jalur pelangi” yang dibuka pada tahun 2022 untuk mengurangi nuansa seram, risiko kecelakaan tetap tinggi. Banyak kendaraan masih sering terperosok saat melewati jalur ini, terutama bagi pengemudi yang kurang berpengalaman atau tidak mengenali medan. Kewaspadaan ekstra, kecepatan rendah, dan fokus penuh sangat dibutuhkan saat melintas di jalur ini.

3. Jalur Cangar: Momok Rem Blong bagi Pengendara Motor

Bagi para pengendara sepeda motor, jalur Cangar adalah salah satu rute yang paling menantang dan terkenal dengan risiko rem blong. Jalur yang menghubungkan Batu menuju Mojokerto ini memiliki kombinasi tanjakan yang curam, turunan yang terjal, dan kelokan tajam yang berpotensi menyebabkan motor kehilangan daya pengereman. Insiden rem blong di jalur ini bukan hal yang aneh, sering kali terjadi pada kendaraan yang tidak dalam kondisi prima.

Baca Juga:Revitalisasi Stasiun Malang, KAI dan Pemkot Perkuat Sinergi Demi Layanan Transportasi Prima

Selain itu, jalur ini juga sangat gelap pada malam hari karena minimnya penerangan, sehingga visibilitas menjadi sangat terbatas. Para pengendara, terutama pengendara motor, harus memastikan kondisi rem kendaraan mereka berfungsi dengan optimal sebelum memutuskan untuk melewati jalur ini. Sangat disarankan untuk menghindari jalur ini pada malam hari dan selalu berkendara dengan kecepatan yang sangat rendah.

4. Jalur Payung: Ekstrem di Antara Tebing dan Jurang

Menghubungkan Kota Batu dan Pujon di Kabupaten Malang, jalur Payung dikenal dengan sebutan jalan ekstrem yang bisa membuat nyali ciut. Jalannya sempit dengan tanjakan yang sangat curam, berada diapit oleh tebing di satu sisi dan jurang di sisi lainnya. Pemandangan ini memang indah, namun juga menyimpan bahaya yang nyata.

Pada malam hari, penerangan yang sangat minim membuat jalur ini sangat rawan kecelakaan. Selain itu, jalur Payung juga memiliki sejarah seringnya terjadi longsor, terutama di musim hujan, yang bisa menutup jalan dan membahayakan pengendara. Permukaan jalannya yang licin saat basah juga menuntut kewaspadaan tinggi. Meskipun penuh risiko, jalur ini tetap ramai dilalui setiap harinya oleh berbagai jenis kendaraan karena menjadi rute alternatif.

5. Jalur Klemuk: Alternatif Berbahaya dengan Medan Curam

Selain jalur Payung, jalur Klemuk juga berfungsi sebagai alternatif penghubung antara Kota Batu dan Pujon. Sama halnya dengan jalur-jalur berbahaya lainnya, jalur Klemuk memiliki tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kondisi ini seringkali mengakibatkan kecelakaan, terutama bagi pengemudi yang tidak bisa mengendalikan kendaraan mereka, atau yang remnya tidak berfungsi dengan baik.

Meskipun dikenal sebagai jalur berbahaya, rute ini tetap menjadi pilihan utama bagi banyak pengendara karena kondisi jalannya yang dianggap sedikit lebih baik dan waktu tempuh yang lebih cepat dibanding jalur utama. Untungnya, saat ini jalur Klemuk tidak lagi dilalui oleh truk dan bus, melainkan hanya diperbolehkan untuk pengendara sepeda motor dan mobil kecil saja. Perubahan ini setidaknya mengurangi risiko kecelakaan besar. Namun, kewaspadaan tetap menjadi kunci utama bagi para pengendara yang memilih rute ini.

Dengan memahami karakteristik dan potensi bahaya dari kelima jalur di atas, para pengendara diharapkan dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih aman. Selalu pastikan kondisi kendaraan prima, terutama rem, dan berkendara dengan fokus serta kecepatan yang terkendali. Keselamatan adalah prioritas utama agar liburan di Malang Raya menjadi pengalaman yang indah dan tak terlupakan.