Cuaca di Indonesia, khususnya di Kabupaten Malang, seringkali sulit ditebak. Meskipun seharusnya sudah memasuki musim kemarau, fenomena kemarau basah justru membuat hujan lebat dan angin kencang masih sering terjadi. Kondisi anomali cuaca ini memicu peringatan serius dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang bagi seluruh masyarakat. Ancaman utama yang harus diwaspadai adalah pohon tumbang, yang bisa merusak properti bahkan membahayakan nyawa. Peringatan ini bukanlah sekadar imbauan, melainkan respons terhadap data dan kejadian nyata yang tercatat.
Fenomena ini dijelaskan oleh Sadono Irawan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang.
Menurutnya, meskipun saat ini musim kemarau diprediksi berlangsung hingga September, curah hujan di wilayah Malang justru berada di atas normal.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa beberapa titik di Kabupaten Malang masih sering diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Wilayah-wilayah langganan hujan ini mencakup Ampelgading, Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Singosari, dan Lawang.
Pola cuaca yang tidak menentu ini, dengan angin kencang yang sering menyertai, menjadi faktor utama penyebab rapuhnya pohon-pohon, terutama yang sudah tua atau lapuk.
Baca Juga:Fondasi Jembatan Brawijaya Diperkuat, Pemkot Malang Sediakan Tambahan Anggaran Rp 500 Juta
Deteksi Dini: Kenali Potensi Bahaya di Sekitar Kita
Menghadapi situasi ini, deteksi dini dan tindakan preventif menjadi kunci utama. BPBD Kabupaten Malang menekankan pentingnya masyarakat untuk proaktif dalam mengidentifikasi potensi bahaya di lingkungan mereka.
Pohon yang berisiko tumbang umumnya menunjukkan ciri-ciri seperti batang yang miring, dahan yang kering atau rapuh, serta akar yang terlihat tidak kuat mencengkeram tanah.
Perhatikan juga pohon yang tumbuh di pinggir jalan atau dekat bangunan karena potensi kerusakannya akan lebih besar jika pohon tersebut tumbang.
Sadono Irawan menambahkan bahwa ada sembilan kecamatan yang memiliki curah hujan sangat tinggi, bahkan hingga September.
Wilayah seperti Bantur, Poncokusumo, dan Turen terdata memiliki curah hujan 201-300 milimeter, sedangkan Dampit, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Ampelgading memiliki curah hujan antara 301-500 milimeter.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa potensi bencana tidak hanya terbatas pada pohon tumbang, tetapi juga ancaman lain seperti tanah longsor dan banjir, yang semuanya saling berkaitan.
Pelajaran dari Insiden Terbaru dan Data Statistik
Kekhawatiran BPBD ini bukan tanpa alasan. Kejadian terbaru pada Senin, 18 Agustus 2025, menjadi bukti nyata.
Sebuah pohon rambutan di Jalan Salak, Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, tumbang akibat hujan lebat disertai angin kencang.
Meskipun tidak ada korban jiwa, kejadian ini menimpa atap dapur sebuah rumah, menyebabkan kerusakan material.
Respon cepat dari tim BPBD hanya bisa dilakukan sehari setelahnya dan bantuan yang diberikan berupa terpal untuk menutup atap yang rusak.
Insiden ini menegaskan betapa pentingnya kesiapsiagaan sejak dini, karena bencana bisa datang kapan saja, bahkan di luar perkiraan.
Data statistik dari BPBD menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2025, sudah tercatat 29 kejadian pohon tumbang di Kabupaten Malang.
Kejadian ini paling sering terjadi di area poros jalan utama, dengan Kepanjen dan Singosari menjadi wilayah yang paling sering terdampak, masing-masing dengan lima kasus.
Fakta ini menegaskan bahwa setiap pengendara maupun pejalan kaki yang melintas di area tersebut harus ekstra hati-hati, terutama saat cuaca buruk.
Mari Bersama-sama Ciptakan Lingkungan yang Lebih Aman
Untuk meminimalisir risiko, masyarakat diimbau untuk mengambil langkah-langkah preventif. Jika Anda melihat dahan pohon yang kering atau rapuh di dekat rumah Anda, segera lakukan pemangkasan.
Hindari memarkir kendaraan atau berteduh di bawah pohon besar saat hujan deras disertai angin kencang.
Selain itu, pastikan saluran air di sekitar rumah Anda tidak tersumbat untuk mencegah genangan air yang bisa melemahkan struktur tanah di sekitar akar pohon.
Sadono Irawan juga mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau kondisi lingkungan sekitar dan tidak ragu untuk melaporkan jika menemukan potensi bahaya.
Meskipun saat ini sering disebut sebagai musim kemarau basah, ancaman bencana akibat cuaca ekstrem tidak pernah surut.
Imbauan dari BPBD Kabupaten Malang adalah pengingat bagi kita semua untuk selalu bersiaga dan memperhatikan sekitar.
Dengan kesadaran dan tindakan bersama, kita bisa mengurangi dampak negatif dari bencana dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi seluruh warga Kabupaten Malang.
Baca Juga:DPRD Kota Malang Persiapkan Hearing untuk Carikan Lahan Tiga Sekolah















