InfoMalang – Kasus mengenaskan kembali mengguncang Jakarta Utara. Seorang remaja berusia 16 tahun berinisial MR tega bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut dengan cara yang begitu sadis. Peristiwa ini terjadi di kawasan Kampung Sawah, Semper Timur, Cilincing, pada Senin 13 Oktober 2025, sekitar pukul 18.30 WIB.
Tragedi memilukan itu bermula dari iming-iming pelaku kepada korban yang dijanjikan akan dibelikan baju baru. Namun di balik rayuan tersebut, tersimpan niat jahat yang berujung pada hilangnya nyawa seorang anak. Fakta-fakta terbaru yang diungkap kepolisian membuat publik semakin terhenyak, sebab aksi bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut ternyata sudah direncanakan.
Kronologi Aksi Sadis
Pelaku mengajak korban dengan dalih ingin membelikan baju. Namun, sebelum berangkat, ia mengajak korban mampir ke rumahnya. Sesampainya di sana, pelaku langsung membekap korban dan melilitkan kabel ke lehernya hingga tidak bernapas.
Setelah korban tidak berdaya, pelaku melakukan tindakan asusila terhadap jasad sang bocah. Warga yang mengetahui kejadian tersebut kemudian menangkap MR. Ia sempat menjadi amukan massa sebelum akhirnya diamankan polisi. Kejadian bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut ini pun menjadi viral di media sosial karena keganasannya.
Baca Juga:Kerja di Kemenkeu, Pria Ini Dapat Titipan Pesan dari Ojol untuk Pak Purbaya
Fakta Penyidikan Polisi
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno Gradiarso Sukahar, menuturkan bahwa penyidikan mengungkap fakta baru. MR ternyata sudah punya niat jahat sejak awal. Ia sengaja mengelabui korban dengan janji belikan baju, padahal tujuannya adalah untuk melampiaskan dendam.
Menurut Onkoseno, ketika korban hendak masuk ke rumah, sempat ada teman-temannya yang mengikuti. Namun, MR menahan mereka agar tidak ikut masuk. Hal itu menunjukkan bahwa aksi bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut memang sudah direncanakan matang.
Motif Utang dengan Ibu Korban
Dari hasil pemeriksaan, terungkap bahwa pelaku menyimpan dendam terhadap ibu korban. MR diketahui memiliki utang kepada ibu korban dan sering ditagih. Tekanan tersebut membuatnya merasa malu dan terpojok.
Akibat perasaan kesal itu, MR akhirnya melampiaskan emosinya pada korban. Polisi masih mendalami jumlah utang yang dipinjam pelaku, namun jelas bahwa motif ini menjadi salah satu pemicu utama kasus bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut yang begitu mengerikan.
Warga Sempat Murka
Setelah kejadian, warga sekitar yang mendengar teriakan langsung mendatangi lokasi. Mereka kaget mendapati kondisi korban yang sudah tidak bernyawa. Amarah pun tak terbendung hingga pelaku sempat dihajar massa.
Namun, polisi segera datang ke lokasi untuk mengamankan MR. Kini, pelaku mendekam di tahanan dan masih menjalani pemeriksaan intensif. Peristiwa bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut ini meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga korban dan warga setempat.
Pengakuan Penuh Penyesalan
Dalam pemeriksaan, MR mengaku menyesali perbuatannya. Ia bahkan menangis ketika dimintai keterangan oleh penyidik. Meski demikian, polisi menegaskan bahwa pengakuan tidak bisa menghapus fakta atas tindakannya yang sudah merenggut nyawa.
Tangisan tersebut dianggap sebagai reaksi emosional belaka, sebab niat bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut telah ia rencanakan dengan matang. Polisi memastikan proses hukum akan berjalan sesuai aturan.
Peran Aplikasi dan Jejak Digital
Selain pengakuan, polisi juga mengumpulkan berbagai barang bukti. Kamera pengawas di sekitar lokasi membantu memperkuat kronologi kejadian. Rekaman menunjukkan korban terakhir terlihat bersama pelaku sebelum hilang.
Jejak digital komunikasi antara pelaku dan korban juga diselidiki. Hal ini untuk memastikan apakah ada unsur perencanaan lain di balik bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut yang dilakukan MR.
Trauma Mendalam bagi Teman Korban
Teman-teman korban yang sempat mengikuti hingga rumah pelaku mengalami trauma. Mereka mengaku heran mengapa korban dilarang masuk bersama-sama. Baru setelah kejadian, mereka menyadari alasan pelaku menahan mereka.
Psikolog anak menilai bahwa peristiwa bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut ini bisa menimbulkan ketakutan berkepanjangan pada anak-anak di lingkungan sekitar. Diperlukan pendampingan khusus agar trauma tidak berlarut.
Reaksi Publik
Kasus ini menyedot perhatian publik luas. Banyak pihak mengecam tindakan MR yang dinilai sangat kejam. Media sosial dipenuhi komentar warganet yang mendesak hukuman berat dijatuhkan kepada pelaku.
Kecaman tersebut bukan hanya datang dari warga Jakarta Utara, tetapi juga dari berbagai daerah. Mereka menilai tragedi bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut sebagai peringatan keras untuk lebih memperhatikan keamanan anak-anak.
Langkah Kepolisian Selanjutnya
Polisi menyatakan penyidikan akan terus berlanjut. Selain menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan berencana, aparat juga menambahkan pasal terkait tindak asusila terhadap anak di bawah umur.
Proses ini dipastikan berjalan cepat dan transparan. Aparat ingin memastikan bahwa keadilan bagi korban benar-benar ditegakkan. Kasus bunuh dan perkosa bocah 11 tahun di Jakut akan dijadikan pelajaran penting bagi aparat penegak hukum dan masyarakat.















