Infomalang – Malang dikenal sebagai kota wisata dengan panorama pegunungan, kuliner menggoda, hingga berbagai destinasi rekreasi modern. Namun, di balik wajah modernnya, Malang menyimpan peninggalan sejarah yang begitu berharga yaitu Candi Badut, candi Hindu tertua di Jawa Timur. Candi ini bukan sekadar bangunan kuno, melainkan saksi bisu peradaban Hindu yang berkembang pada abad ke-8. Bagi pencinta sejarah dan budaya, menelusuri Candi Badut adalah perjalanan yang memperkaya wawasan sekaligus memperdalam kecintaan terhadap warisan nenek moyang.
Sejarah Singkat
Candi Badut diyakini berdiri sekitar tahun 760 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Usianya yang sangat tua membuat candi ini disebut sebagai salah satu candi Hindu tertua di Jawa Timur. Keberadaan candi ini membuktikan bahwa wilayah Malang telah menjadi pusat peradaban sejak ribuan tahun lalu.
Nama “Badut” sendiri masih menyisakan tanda tanya. Ada yang menyebutkan berasal dari kata “bahut,” yang berarti tua. Ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa kata tersebut berkaitan dengan legenda masyarakat setempat. Meski asal-usul namanya penuh misteri, keberadaan Candi Badut tetap menjadi bukti kuat perjalanan agama Hindu di Jawa Timur.
Arsitektur dan Keunikan
Sebagai candi yang sudah berusia lebih dari 1.200 tahun, Candi Badut menyimpan banyak keunikan arsitektur. Bangunannya terbuat dari batu andesit dengan bentuk sederhana, tidak semegah candi-candi Hindu lain seperti Candi Prambanan atau Candi Singosari. Meski demikian, kesederhanaan inilah yang menunjukkan ciri khas candi-candi awal periode klasik.
Bagian kaki candi berbentuk persegi dengan tangga di sisi timur, sementara tubuh candi masih menyisakan ruang utama (garbhagriha) yang dahulu menjadi tempat bersemayam arca. Pada masa awal, arca yang ditempatkan adalah lingga dan yoni, simbol utama pemujaan Dewa Siwa dalam ajaran Hindu. Kini, arca tersebut tidak lagi utuh, namun struktur bangunan masih bisa dipelajari dan dikagumi.
Selain itu, Candi Badut juga memiliki relief sederhana yang menampilkan pola-pola khas Hindu kuno. Meskipun tidak terlalu detail, setiap ukiran memperlihatkan kehalusan tangan pengrajin dari masa lalu. Bentuk sederhana dan struktur kokoh membuat candi ini tetap berdiri meski telah melewati guncangan gempa dan pergantian zaman.
Peran dalam Sejarah Malang
Candi Badut tidak hanya sekadar peninggalan arkeologi, tetapi juga penanda penting dalam sejarah Malang. Keberadaannya menunjukkan bahwa Hindu telah berkembang pesat di wilayah ini jauh sebelum masa kejayaan Kerajaan Singhasari maupun Majapahit.
Bagi para sejarawan, Candi Badut adalah kunci untuk menelusuri jejak Kerajaan Kanjuruhan yang pusat pemerintahannya diyakini berada di Malang. Kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan awal yang memeluk agama Hindu di Jawa Timur. Maka, mempelajari Candi Badut berarti juga memahami awal mula sejarah panjang Malang Raya sebagai pusat peradaban Jawa Timur.
Baca juga: Menelusuri Petilasan Ken Arok, Sosok Dibalik Lahirnya Kerajaan Singasari
Lokasi dan Akses
Candi Badut terletak di Jalan Candi V, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat Kota Malang, hanya sekitar 5 kilometer saja. Akses menuju candi ini cukup mudah karena berada di area pemukiman yang ramai. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Meski lokasinya sederhana, suasana sekitar candi sangat tenang. Pengunjung bisa menikmati udara segar sembari melihat langsung peninggalan sejarah kuno. Tempat ini cocok untuk wisata edukasi, baik untuk pelajar, peneliti, maupun wisatawan yang ingin belajar tentang warisan budaya Malang.
Fakta Menarik
Beberapa hal menarik yang membuat Candi Badut istimewa antara lain:
- Tertua di Jawa Timur: Candi ini dibangun jauh sebelum candi-candi lain di Malang seperti Candi Singosari.
- Relatif Terlupakan: Meski punya nilai sejarah tinggi, Candi Badut belum sepopuler destinasi wisata lain di Malang.
- Saksi Kerajaan Kanjuruhan: Candi ini menjadi bukti eksistensi Kerajaan Kanjuruhan yang kini mulai banyak diteliti kembali.
- Akses Mudah: Lokasinya dekat dengan kota, sehingga mudah dijangkau wisatawan.
- Spot Edukasi: Cocok untuk mengenalkan sejarah Hindu di Jawa Timur kepada generasi muda.
Pentingnya Melestarikan Candi Badut
Sebagai warisan sejarah berusia lebih dari seribu tahun, Candi Badut membutuhkan perhatian lebih. Pelestarian candi ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat. Menjaga kebersihan, tidak merusak struktur, dan mengedukasi generasi muda menjadi langkah penting agar candi tetap lestari.
Melestarikan Candi Badut berarti menjaga identitas budaya dan sejarah Malang. Jika dikelola dengan baik, candi ini juga berpotensi menjadi daya tarik wisata sejarah yang mendunia, sebagaimana Borobudur atau Prambanan.
Menelusuri Candi Badut bukan sekadar melihat batu tua yang tersusun, melainkan perjalanan untuk memahami akar peradaban Malang. Dari arsitektur sederhana hingga sejarah panjang Kerajaan Kanjuruhan, Candi Badut menyimpan cerita yang layak dikenang.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Malang, jangan hanya menikmati wisata alam dan kulinernya, tetapi sempatkan juga menjejakkan kaki ke Candi Badut, peninggalan Hindu abad ke-8 yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Jawa Timur. Dengan begitu, kita tidak hanya berwisata, tetapi juga ikut menjaga warisan budaya bangsa.
Baca juga: Candi Singosari, Peradaban Kuno yang Menjadi Ikon Wisata Malang










