Breaking

5 Peringatan Dokter Saraf Soal Bahaya Obat Blackmores Usai Temuan BPOM di Marketplace

infomalang.com/ Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) baru-baru ini mengungkap temuan mengejutkan mengenai produk suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang dijual secara online di berbagai marketplace Indonesia. Suplemen ini ramai dibicarakan karena diduga mengandung vitamin B6 hingga 29 kali lipat dari batas asupan harian yang direkomendasikan , memicu kekhawatiran akan efek samping serius.

Dalam keterangannya pada Selasa (22/7/2025), BPOM menyatakan telah menemukan sejumlah tautan penjualan bold produk Blackmores Super Magnesium+ dan segera mengambil langkah untuk menghapus atau menghapus tautan-tautan tersebut. BPOM juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), serta beberapa platform marketplace untuk mencegah peredaran produk berisiko tinggi tersebut.

Lebih lanjut, BPOM menyebutkan bahwa mereka sedang melakukan koordinasi dengan Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia untuk mendapatkan spesifikasi komposisi dan keamanan dari produk yang dimaksud, mengingat Blackmores merupakan merek asal Australia.

Sementara proses pengawasan dan investigasi masih berlangsung, dokter spesialis saraf mulai menyuarakan kekhawatiran terhadap efek konsumsi vitamin B6 dalam dosis tinggi, terutama bagi masyarakat yang membeli suplemen tanpa edukasi yang mampu.

Berikut 5 peringatan penting dari dokter saraf terkait risiko konsumsi Obat Blackmores dengan kandungan B6 berlebih:

Baca Juga: 5 Ciri HIV yang Bisa Muncul di Kemaluan Pria, Nomor 3 Jarang Disadari

1. Dosis Vitamin B6 yang Berlebihan Dapat Menyebabkan Intoksikasi Saraf

Menurut dr Mursyid Bustami, SpS , dokter spesialis saraf dari RS Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Mahar Mardjono , konsumsi vitamin B6 yang berlebihan dapat menyebabkan intoksikasi atau keracunan , terutama pada sistem saraf perifer. Vitamin B6 dalam jumlah berlebih dapat merusak mielin, yakni lapisan pelindung serabut saraf, yang berfungsi menjaga kestabilan transmisi impuls saraf.

Kerusakan pada mielin akan berdampak langsung pada terganggunya sistem komunikasi antar saraf pada tubuh manusia, yang dapat menimbulkan gejala saraf yang serius.

2. Gangguan Kimiawi Sistem Saraf Bisa Terjadi Tanpa Gejala Awal yang Jelas

dr Mursyid menekankan bahwa efek dari keracunan vitamin B6 bisa muncul secara perlahan, dan tidak selalu diawali oleh gejala spesifik. Gangguan kimiawi pada sistem saraf akibat konsumsi vitamin berlebihan dapat menimbulkan disfungsi pada neurotransmitter, zat kimia yang berperan penting dalam pengiriman sinyal antar neuron.

Akibatnya, bisa terjadi kekacauan dalam aktivitas otak dan sistem saraf tepi yang mengatur gerakan, sensorik, dan bahkan fungsi otonom tubuh seperti detak jantung atau tekanan darah.

3. Gejala Awal: Kebas, Kesemutan, hingga Nyeri Otot

Orang yang mengonsumsi suplemen dengan kandungan B6 secara berlebihan dan terus-menerus biasanya akan merasakan tanda-tanda seperti kebas (mati rasa), kesemutan, nyeri, hingga kelemahan pada lengan dan asuransi . Gejala ini sering disalahartikan sebagai masalah otot biasa atau kelelahan.

Namun jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi demielinisasi (kerusakan mielin) dan degenerasi aksonal , dua kondisi yang menunjukkan adanya kerusakan serius pada sistem saraf.

4. Jarang Tapi Bisa Serius: Sakit Kepala dan Kejang

Meski jarang, menurut dr Mursyid, sakit kepala berat dan kejang juga bisa terjadi jika keracunan vitamin B6 berlangsung lama dan dosisnya sangat tinggi. Ini merupakan sinyal bahwa sistem saraf pusat juga mulai terdampak, bukan hanya saraf perifer.

Kasus semacam ini perlu ditangani di fasilitas medis karena dapat mengganggu kualitas hidup secara signifikan, termasuk gangguan mobilitas dan koordinasi.

5. Hati-hati Beli Suplemen di Marketplace, Cek Legalitasnya

BPOM menegaskan bahwa produk Obat Blackmores Super Magnesium+ yang dijual di Indonesia tidak memiliki izin edar resmi . Artinya, suplemen tersebut beredar secara ilegal , dan tidak melewati proses pengawasan standar keamanan pangan dan obat-obatan yang berlaku di Indonesia.

Dokter saraf pun mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan membeli suplemen dari marketplace tanpa memeriksa izin BPOM, komposisi, serta dosis yang dianjurkan . Keamanan jangka panjang sangat bergantung pada bagaimana suplemen dikonsumsi sesuai kebutuhan dan rekomendasi medis.

Waspada Bukan Berarti Paranoid

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi suplemen kesehatan memang patut diapresiasi, terutama di tengah gaya hidup modern yang cenderung kurang seimbang. Namun, seperti yang disampaikan BPOM dan para ahli saraf, kewaspadaan dalam memilih produk sangatlah penting .

Produk yang terlihat “aman” karena populer atau berasal dari luar negeri belum tentu sesuai dengan standar dan kebutuhan tubuh masing-masing orang. Konsultasi ke dokter dan membeli suplemen dari apotek resmi adalah langkah awal menjaga kesehatan, menghindari sekaligus risiko yang tidak perlu.

Baca Juga: Gerakan Bersih-Bersih Sungai, Sampoerna Dukung Kota Malang Bebas Banjir