Breaking

Dukung Trans Jatim, Dishub Malang Hadirkan Feeder yang Libatkan Sopir Angkot

Malang, 11 Juni 2025 — Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang tengah mematangkan konsep sistem feeder, sebuah jaringan transportasi pendukung yang dirancang untuk menghubungkan kawasan permukiman dengan pusat-pusat transportasi utama seperti terminal dan halte Trans Jatim. Inisiatif ini juga menjadi langkah konkret mendukung operasional layanan bus Trans Jatim di wilayah Malang Raya.

Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengungkapkan bahwa konsep feeder ini tidak hanya bertujuan memperluas jangkauan layanan transportasi publik, tetapi juga melibatkan langsung paguyuban sopir angkot sebagai bagian dari sistem. Hal ini dilakukan agar keberadaan angkot tetap relevan dan berdaya saing di tengah pergeseran sistem transportasi yang semakin modern.

“Kami ingin memastikan bahwa sopir angkot tetap memiliki peran strategis. Konsep feeder ini justru membuka peluang agar mereka bisa beradaptasi dan tetap beroperasi di jalur-jalur yang tidak dijangkau langsung oleh bus besar,” ujar Widjaja, yang akrab disapa Jaya, saat ditemui pada Selasa (10/6/2025).

Dua Jalur Feeder Tengah Dikaji

Dishub Kota Malang saat ini tengah mengkaji dua rute utama untuk operasional sistem feeder:

  • Jalur Tengah Kota: Dimulai dari Jalan Ahmad Yani di Kecamatan Blimbing, melintasi pusat Kota Malang, menghubungkan kawasan permukiman padat dengan akses transportasi utama di tengah kota.
  • Jalur Pinggir Kota: Berawal dari Karanglo, melewati Jalan Raden Intan, Arjosari, Jalan S. Temenggung, Jalan Sulfat, hingga Jalan Ki Ageng Gribig di Kedungkandang, lalu menuju Terminal Hamid Rusdi dan diteruskan ke wilayah Kabupaten Malang.

Konsep awal mengusulkan penggunaan bus besar, namun karena kondisi jalan di Kota Malang tidak memungkinkan, Dishub mengajukan penggunaan bus mikro yang lebih lincah dan efisien di jalan sempit.

“Kapasitas jalan kita tidak ideal untuk bus besar. Karena itu, bus mikro lebih cocok sebagai moda transportasi feeder di dalam kota,” jelas Jaya.

Baca Juga: Warga Dukung Keberlanjutan Florawisata Santerra: Sinergi Ekowisata dan Pemberdayaan Ekonomi Pujon

Trans Jatim Disiapkan 15 Unit Bus

Dalam rapat koordinasi terakhir bersama Dishub Provinsi Jawa Timur, disepakati bahwa akan disiapkan 15 unit bus untuk mendukung layanan Trans Jatim koridor Malang Raya. Jumlah ini diproyeksikan cukup untuk menjangkau titik-titik strategis dan melengkapi trayek yang belum optimal.

Dishub Kota Malang juga sedang menjalin koordinasi intensif dengan sejumlah paguyuban angkot untuk menentukan lokasi pemberhentian dan keberangkatan feeder yang strategis serta tidak tumpang tindih dengan moda lain.

Solusi untuk Trayek Angkot Tak Produktif

Widjaja menambahkan, sistem feeder ini juga diarahkan sebagai solusi dari permasalahan trayek angkot yang kini kurang produktif. Setidaknya terdapat 15 trayek angkot yang saat ini tidak lagi berjalan optimal — beberapa sudah tidak beroperasi, rusak, atau hanya aktif secara sporadis.

“Trayek-trayek yang sudah tidak berjalan secara maksimal ini akan kami revitalisasi dengan skema feeder. Ini akan lebih efisien dan tetap memberdayakan sopir angkot yang terdampak,” terang Jaya.

Transformasi Transportasi Urban yang Inklusif
Program feeder yang sedang dirancang Dishub Kota Malang menjadi bagian dari transformasi transportasi publik yang inklusif dan terintegrasi, tanpa meninggalkan pelaku transportasi konvensional. Dengan melibatkan angkot sebagai bagian dari sistem, Dishub memastikan bahwa modernisasi layanan tetap berpihak pada masyarakat.

“Ini bukan soal menggantikan, tapi menyatukan. Dengan feeder, kami ingin menciptakan sistem transportasi yang saling menguatkan, bukan menggeser,” tutup Jaya.

Dishub Kota Malang menargetkan uji coba awal sistem feeder ini dapat dimulai dalam beberapa bulan ke depan, menyusul finalisasi jalur dan teknis operasional bersama pihak terkait.

Baca Juga: Tragedi di Jalur Bromo: Land Cruiser Masuk Jurang, Delapan Wisatawan Luka-Luka