InfoMalang – Media sosial kembali dihebohkan oleh beredarnya sebuah video yang menampilkan seekor paus pembunuh atau orca (Orcinus orca) menyerang hingga memakan pelatih bernama Jessica Radcliffe. Video tersebut mengundang rasa ngeri sekaligus penasaran netizen, karena menggambarkan serangan brutal yang jarang terlihat. Namun, setelah ditelusuri, konten tersebut dipastikan hoaks.
Menurut laporan Forbes dan Hindustan Times, tidak ada catatan atau sumber kredibel yang menyebutkan keberadaan pelatih bernama Jessica Radcliffe di dunia pelatihan. Video itu ternyata dihasilkan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI), yang memadukan efek visual realistis dengan narasi dramatis. Meski demikian, visual yang meyakinkan membuat banyak orang percaya dan membagikannya.
Baca Juga:Fakta Sebenarnya di Balik Video “Jessica Radcliffe” Diser4ng Paus yang Ternyata Buatan AI
Mitos “Orca Pemakan Manusia” di Alam Liar
Orca dikenal sebagai predator laut puncak rantai makanan, sehingga julukan “paus pembunuh” melekat pada mereka. Meski begitu, tidak ada bukti ilmiah bahwa pernah membunuh atau memakan manusia di alam liar. Interaksi dengan penyelam, peselancar, atau nelayan justru sering berlangsung damai.
Para peneliti menjelaskan bahwa orca memiliki pola makan spesifik yang diwariskan secara sosial dari induknya. Mereka memburu hewan laut seperti anjing laut, ikan besar, hingga paus berukuran kecil. Manusia bukan bagian dari “menu” alami mereka.
Kasus Serangan di Penangkaran
Berbeda dengan di alam liar, beberapa insiden tragis pernah terjadi di fasilitas penangkaran. Kasus paling terkenal adalah kematian Dawn Brancheau pada 2010 di SeaWorld Orlando. Brancheau, pelatih senior dengan pengalaman puluhan tahun, diserang oleh seekor orca jantan bernama Tilikum.
Insiden ini terekam dalam dokumenter Blackfish (2013), yang kemudian memicu perdebatan global soal etika memelihara mamalia laut besar dalam lingkungan terbatas. Sebelumnya, pada 2009, pelatih asal Spanyol Alexis Martínez juga meninggal akibat ditabrak saat latihan di Kepulauan Canary.
Para ahli menduga serangan di penangkaran lebih terkait dengan stres, kebosanan, atau insting bermain yang berlebihan, bukan karena dorongan untuk memakan manusia.
Penjelasan Ilmiah: Orca Tidak Menganggap Manusia sebagai Mangsa
Erich Hoyt, peneliti senior di Whale and Dolphin Conservation, menegaskan bahwa tidak ada kasus terverifikasi memakan manusia. Dalam publikasi ilmiahnya di jurnal Aquatic Mammals, Hoyt menyebut orca sangat konservatif soal makanan. Mereka hanya berburu apa yang diajarkan oleh kelompok atau induknya.
“Paus pembunuh tidak akan memburu manusia, karena manusia bukan bagian dari pola makan mereka,” ujar Hoyt dalam wawancara dengan Live Science. Ia menambahkan, meskipun memiliki kekuatan besar, orca mampu mengontrol interaksi mereka dengan manusia agar tidak berbahaya — baik di laut terbuka maupun di kolam pelatihan.
Mengapa Orca Bisa Menyerang Pelatih?
Kasus seperti yang dialami Dawn Brancheau kemungkinan besar bukan serangan yang dimotivasi oleh rasa lapar. Hoyt menjelaskan, bisa saja Tilikum ingin bermain atau menunjukkan perilaku dominan, tetapi karena ukuran tubuhnya yang besar, interaksi tersebut berubah menjadi fatal.
Orca di penangkaran rentan mengalami stres akibat ruang gerak terbatas, kebisingan, dan rutinitas yang monoton. Kondisi ini dapat memicu perilaku agresif yang jarang terlihat di alam bebas. Karena itu, fasilitas penangkaran dianjurkan menerapkan standar keselamatan tinggi, termasuk mengurangi kontak langsung antara pelatih dan paus.
Video Hoaks dan Dampaknya
Fenomena video AI seperti “serangan Jessica Radcliffe” menimbulkan kekhawatiran baru. Konten semacam ini tidak hanya menyebarkan ketakutan yang tidak berdasar, tetapi juga mengaburkan fakta ilmiah. Banyak penonton yang kemudian berasumsi bahwa orca memang berbahaya bagi manusia, padahal bukti lapangan menunjukkan sebaliknya.
Para pakar media digital mengingatkan bahwa teknologi AI generatif mampu membuat rekaman yang nyaris tak bisa dibedakan dari kejadian nyata. Oleh karena itu, penting bagi publik untuk memeriksa sumber berita sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi.
Etika Memelihara Orca
Perdebatan soal penangkaran orca sudah berlangsung lama. Setelah kasus-kasus tragis, beberapa negara dan lembaga mulai menghentikan program pertunjukan. Kanada, misalnya, telah melarang penangkaran cetacea baru sejak 2019.
Para ahli konservasi menilai bahwa orca sebaiknya dibiarkan hidup di habitat aslinya, di mana mereka dapat mengekspresikan perilaku alami tanpa tekanan lingkungan buatan. Di alam liar,hidup berkelompok dengan struktur sosial kompleks dan mampu berkomunikasi melalui beragam suara.
Pentingnya Literasi Sains di Era Digital
Kasus video hoaks ini menjadi contoh bagaimana kurangnya literasi sains dapat memicu kesalahpahaman massal. Banyak orang yang belum mengetahui fakta biologis tentang orca akhirnya termakan narasi dramatis yang tidak akurat.
Meningkatkan pemahaman publik tentang satwa liar, khususnya predator laut, menjadi salah satu cara untuk mencegah penyebaran mitos. Pengetahuan yang benar membantu masyarakat menghargai keberadaan orca tanpa rasa takut yang berlebihan.















