infomalang – Festival Singhasari 2025 sukses menjadi wadah regenerasi seni dan pelestarian sejarah di Kota Malang.
Gelaran budaya yang berlangsung di Taman Krida Budaya Jawa Timur ini memadukan kemegahan tradisi dengan sentuhan modern, mencakup pertunjukan musik etnik, tarian kolaborasi, hingga momen puncak penganugerahan Duta Budaya dan pentas Sendratari kolosal “Rajut Asmara Bumi Tumapel.”
Ratusan penonton memadati lokasi festival, menegaskan besarnya antusiasme publik terhadap kegiatan seni yang menjadi identitas Kota Malang di tengah arus perkembangan zaman.
Pembukaan dengan Nuansa Etnik dan Kolaborasi Tari Nusantara
Acara dibuka dengan penampilan memukau dari grup musik etnik-modern Arca Tatasawara. Dengan perpaduan instrumen tradisional dan aransemen kontemporer, Arca Tatasawara berhasil menciptakan atmosfer epik yang mempersiapkan panggung untuk rangkaian acara resmi.
Kedatangan Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, disambut dengan Tarian Penyambutan dari Tricia Dancer. Rangkaian pertunjukan kemudian dilanjutkan dengan kolaborasi tari Nusantara, menampilkan keindahan Tari Bali, Tari Dayak Kalimantan, dan Tari Rampak.
Seluruh penampilan dibawakan langsung dengan iringan musik Arca Tatasawara, yang menunjukkan kekayaan dan keberagaman budaya yang dirangkai dalam satu panggung megah.
Baca Juga: Kegiatan Edukasi Budaya di Kampung Tematik Malang Semakin Menarik Perhatian Warga
Puncak Regenerasi Seni Melalui Duta Budaya
Salah satu momen paling krusial dalam Festival Singhasari 2025 adalah penganugerahan Top 5 Duta Budaya Kota Malang 2025.
Para finalis yang telah melalui proses penilaian ketat, termasuk pengetahuan budaya dan kemampuan advokasi, menerima selempang, hadiah pembinaan, dan paket apresiasi langsung dari Wali Kota.
Program Duta Budaya ini menjadi wadah regenerasi penting, mendorong pemuda Malang untuk berperan aktif dalam dunia seni dan pelestarian budaya.
Sendratari Kolosal “Rajut Asmara Bumi Tumapel”
Malam festival mencapai klimaks dengan pementasan sendratari kolosal berjudul “Rajut Asmara Bumi Tumapel.” Karya seni ini mengangkat kisah sejarah Tumapel dan disajikan dalam format yang modern dan dramatis, didukung tata cahaya yang intens, kostum historis, dan koreografi dinamis.
Menariknya, seluruh pemeran sendratari merupakan kolaborasi lintas generasi yang melibatkan finalis Duta Budaya Kota Malang 2024 dan 2025, serta Duta Budaya Remaja. Penampilan ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring perkembangan zaman.
Antusiasme penonton sepanjang acara menunjukkan bahwa Festival Singhasari 2025 sukses menjadi ruang hiburan yang edukatif.
Para budayawan berharap festival ini menjadi momentum berkelanjutan untuk menghidupkan kembali minat generasi muda terhadap seni dan tradisi Kota Malang.
Baca Juga: Warga Keluhkan Parkir Sepeda Motor di Taman Krida Budaya Kota Malang, Kok Bisa Ditarik Rp5.000?






