Breaking

Fondasi Jembatan Brawijaya Diperkuat, Pemkot Malang Sediakan Tambahan Anggaran Rp 500 Juta

InfoMalangPemerintah Kota (Pemkot) Malang kembali menyiapkan perbaikan untuk fondasi Jembatan Brawijaya diperkuat. Melalui skema Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) 2025, dialokasikan dana sekitar Rp 500 juta khusus untuk memperkuat fondasi yang kembali keropos.

Langkah ini diambil setelah kondisi bagian bawah jembatan yang membentang di atas Sungai Brantas mengalami kerusakan cukup serius pada Juni lalu. Padahal, pada Oktober 2023, jembatan tersebut sudah sempat diperkuat dengan anggaran Rp 800 juta.

Fondasi Kembali Keropos

Hanya berselang 1,5 tahun sejak perbaikan terakhir, lubang baru kembali terlihat di bawah jembatan Brawijaya. Panjang kerusakan diperkirakan mencapai 10 hingga 15 meter. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan pengguna jembatan.

Meski begitu, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang memastikan struktur jembatan masih mampu menahan beban kendaraan. Namun penguatan dianggap tetap mendesak untuk mencegah risiko lebih besar.

“Fondasi sebenarnya masih kuat, tapi demi keamanan tetap perlu penguatan segera,” ujar Kepala DPUPRPKP Kota Malang, R. Dandung Djulharjanto.

Baca Juga:Jembatan Krapyak Dibangun Ulang, Jalur Pagak-Dampit Ditutup Sementara Sejak Kamis (14/8)

Solusi Sementara, Tambahan Bronjong

Menurut Dandung, perbaikan yang dilakukan tahun ini bersifat sementara. Langkah cepat ditempuh dengan menambah bronjong, yakni susunan kawat baja berisi batu, di sisi bawah jembatan.

Bronjong ini berfungsi sebagai pelindung tambahan agar aliran sungai tidak semakin menggerus fondasi utama. “Ini untuk menahan agar kerusakan tidak bertambah luas sampai perbaikan permanen bisa dilakukan,” jelasnya.

Sementara itu, perencanaan jangka panjang akan disiapkan melalui penyusunan detail engineering design (DED) yang tengah dirancang. Hasil DED akan menjadi acuan perbaikan permanen pada tahun anggaran 2026.

Anggaran Lanjutan Disiapkan

Untuk kebutuhan perbaikan permanen, Pemkot Malang bersama DPUPRPKP akan menyiapkan anggaran lebih besar pada 2026. Nilainya menunggu hasil kajian teknis yang sedang dikerjakan.

“Setelah DED selesai, baru bisa dihitung kebutuhan total. Jadi tahun ini kita lakukan langkah penyelamatan dulu,” tambah Dandung.

Hal ini dilakukan agar Jembatan Brawijaya Diperkuat yang menjadi salah satu akses vital warga tetap bisa digunakan tanpa menimbulkan risiko keselamatan.

Fungsi Vital Jembatan Brawijaya

Jembatan Brawijaya tidak hanya menjadi jalur utama transportasi warga Malang. Infrastruktur ini juga berfungsi sebagai jalur perdagangan, akses wisata, serta salah satu ikon penting kota.

Bagi pedagang, jembatan tersebut merupakan jalur distribusi utama barang. Bagi wisatawan, Jembatan Brawijaya kerap dijadikan titik persinggahan karena lokasinya yang strategis di pusat kota.

Karena itu, setiap kerusakan di jembatan ini langsung menjadi perhatian besar baik pemerintah maupun masyarakat.

Dukungan dari DPRD Kota Malang

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurakhmadi, menegaskan pihak legislatif menunggu pembahasan lengkap terkait kebutuhan teknis DPUPRPKP.

Menurutnya, perbaikan Jembatan Brawijaya sudah pasti penting karena menyangkut keselamatan publik dan kelancaran aktivitas warga. “Kalau memang diperlukan, tentu akan kita dukung,” ujar Dito.

Ia menambahkan, DPUPRPKP dipastikan sudah memiliki perhitungan teknis detail sehingga pembahasan anggaran bisa lebih terarah.

Perbandingan dengan Perbaikan Sebelumnya

Oktober 2023 lalu, perbaikan fondasi juga dilakukan dengan dana Rp 800 juta. Namun dalam waktu singkat, kerusakan kembali muncul akibat kondisi arus sungai yang deras serta usia konstruksi yang menua.

Hal ini menunjukkan perlunya perbaikan lebih komprehensif, bukan hanya tambal sulam sementara. Dengan penyusunan DED yang matang, diharapkan perbaikan ke depan bisa lebih tahan lama.

Risiko Jika Tidak Segera Ditangani

Kerusakan fondasi jembatan berpotensi menimbulkan dampak serius bila tidak segera ditangani. Selain mengganggu kelancaran arus lalu lintas, kondisi ini bisa menimbulkan risiko kecelakaan.

Jembatan Brawijaya dilalui ribuan kendaraan setiap hari. Bila penguatan tidak dilakukan, beban kendaraan bisa mempercepat kerusakan struktur yang sudah rapuh.

Kondisi tersebut juga dapat menghambat aktivitas perdagangan serta menurunkan kenyamanan wisatawan yang datang ke Kota Malang.

Harapan Masyarakat

Sejumlah warga berharap agar perbaikan kali ini benar-benar tuntas. Mereka menilai kerusakan berulang menunjukkan perlunya langkah lebih serius dalam menjaga infrastruktur kota.

“Jangan hanya diperbaiki sementara, nanti rusak lagi. Harus ada solusi jangka panjang,” ujar seorang warga sekitar.

Harapan ini sejalan dengan rencana Pemkot Malang yang menyiapkan perbaikan permanen melalui DED pada 2026 mendatang.

Baca Juga:ABET 2025 Culture Camp Jadi Jembatan Persahabatan Budaya Indonesia dan Malaysia