Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mengalami penurunan signifikan sebesar 1,95% ke angka Rp755 per saham pada pukul 09.26 WIB. Penurunan ini terjadi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di Jalan Gunung Kencana, Bandung. Nilai transaksi saham BJBR mencapai Rp1,14 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 15.170 lot, dengan harga rata-rata Rp754 per saham. Perdagangan saham BJBR dibuka melemah di Rp750, dengan harga tertinggi mencapai Rp760 dan terendah Rp745.
Ridwan Kamil telah mengonfirmasi penggeledahan tersebut melalui pernyataan resmi. Ia menegaskan bahwa tim KPK menunjukkan surat resmi saat penggeledahan berlangsung, dan ia bersikap kooperatif terhadap proses hukum yang sedang berjalan. Meskipun demikian, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait kasus dugaan korupsi yang tengah diselidiki oleh KPK dan menyarankan media untuk langsung meminta keterangan dari pihak KPK. "Hal-hal terkait lainnya kami tidak bisa mendahului tim KPK dalam memberikan keterangan," ungkapnya.
Penggeledahan rumah Ridwan Kamil merupakan bagian dari investigasi KPK terkait dugaan korupsi dana iklan Bank BJB. Sebelumnya, infomalang.com/ telah melaporkan bahwa KPK tengah menyelidiki kasus ini dan telah melakukan beberapa penggeledahan di berbagai lokasi terkait. KPK menduga adanya penyalahgunaan dana iklan yang melibatkan sejumlah pihak di Bank BJB, yang menyebabkan instabilitas pasar saham BJBR.
Baca juga : Raih Omzet Rp 1 Triliun! Emiten Otomotif Ini Sukses Diversifikasi Bisnis!

Penurunan harga saham BJBR ini menjadi perhatian pelaku pasar dan menimbulkan spekulasi di kalangan publik. Investor cenderung merespons negatif terhadap ketidakpastian hukum yang melibatkan pejabat tinggi, terutama yang memiliki kaitan dengan perusahaan publik. Para analis pasar memperkirakan bahwa volatilitas saham BJBR masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, tergantung pada perkembangan penyelidikan yang dilakukan oleh KPK.
Kasus dugaan korupsi ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi oleh sektor perbankan di Indonesia, khususnya bank daerah yang memiliki peran strategis dalam perekonomian lokal. Kepercayaan investor terhadap Bank BJB akan sangat bergantung pada hasil penyelidikan ini serta langkah-langkah perbaikan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan dalam menangani dampak negatif dari kasus tersebut.
Baca juga: Klaim Polis Bumiputera Tertunda? Begini Cara Dapat Uangmu!















