infomalang.com/ Kepulauan Tanimbar, Indonesia — Sebuah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7 mengguncang wilayah lepas pantai Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Indonesia, pada Senin pagi, 14 Juli 2025. Getaran kuat dirasakan hingga ke beberapa kota kecil di wilayah Indonesia timur. Menurut laporan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada kedalaman 98 kilometer di bawah permukaan laut, tanpa memicu potensi tsunami.
Gempa yang terjadi sekitar pukul 04.12 WIT ini mengejutkan warga yang masih terlelap. Banyak warga dilaporkan berhamburan keluar dari rumah untuk mencari perlindungan di ruang terbuka. Kepanikan sempat melanda sejumlah desa di Pulau Yamdena dan Pulau Selaru, bagian dari gugusan Kepulauan Tanimbar. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau kerusakan bangunan.
Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ) juga mencatat peristiwa tersebut, namun mencantumkan kekuatan gempa sebesar magnitudo 6,8 dengan kedalaman 10 kilometer. Perbedaan data ini lazim terjadi akibat perbedaan metode dan alat ukur antar lembaga internasional.
BMKG Pastikan Tidak Ada Potensi Tsunami
BMKG memastikan bahwa meskipun gempa memiliki kekuatan signifikan, karakteristiknya yang terjadi cukup dalam dan di zona subduksi mengurangi potensi terjadinya tsunami. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa “gempa ini termasuk dalam kategori gempa menengah dan tidak memiliki parameter yang berpotensi memicu gelombang tsunami.”
Baca Juga:Ombak Tinggi Intai Pantai Malang Selatan di Musim Kemarau Basah
Namun, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan (aftershock) yang bisa saja terjadi dalam beberapa jam atau hari ke depan. Warga diminta untuk tidak kembali ke dalam bangunan jika kondisi struktur rumah mereka belum diperiksa oleh pihak berwenang.
Respon Pemerintah dan Lembaga Terkait
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) langsung melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa tim reaksi cepat telah disiagakan untuk memantau situasi dan melakukan asesmen cepat terhadap dampak gempa.
“Sejauh ini belum ada laporan kerusakan serius, namun kami tetap melakukan monitoring dan telah menyiapkan logistik jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, pemerintah daerah setempat telah membuka beberapa posko darurat untuk memberikan layanan informasi dan bantuan awal jika dibutuhkan. Beberapa sekolah dan tempat ibadah juga dibuka sebagai tempat evakuasi sementara bagi warga yang belum berani kembali ke rumah masing-masing.
Kepulauan Tanimbar di Zona Rawan Gempa
Indonesia secara geografis terletak di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), salah satu kawasan paling aktif secara seismik di dunia. Zona ini merupakan pertemuan beberapa lempeng tektonik besar yang menjadikan wilayah Indonesia sangat rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Kepulauan Tanimbar, yang merupakan bagian dari Provinsi Maluku, dikenal sebagai salah satu daerah yang sering mengalami aktivitas seismik. Sejarah mencatat beberapa gempa besar yang pernah mengguncang wilayah ini dalam beberapa dekade terakhir, sehingga masyarakat setempat umumnya memiliki kesadaran tinggi akan mitigasi bencana.
Warga Diharapkan Tetap Tenang dan Waspada
Pemerintah melalui BNPB dan BMKG meminta warga untuk tetap tenang namun siaga. Sosialisasi mengenai prosedur evakuasi dan keselamatan selama gempa kembali digalakkan di media sosial dan radio lokal. Relawan tanggap bencana juga telah dikerahkan untuk membantu masyarakat dalam pemeriksaan bangunan dan distribusi informasi yang benar.
BMKG mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap informasi palsu atau hoaks yang beredar di media sosial terkait gempa ini. Seluruh informasi resmi akan disampaikan melalui kanal resmi BMKG, BNPB, dan pemerintah daerah.
Kepanikan boleh jadi tak terhindarkan dalam situasi genting, namun solidaritas dan kesiapan bersama adalah kunci untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana alam seperti gempa bumi. Indonesia, sebagai negara rawan bencana, terus dituntut untuk meningkatkan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi guncangan yang bisa datang kapan saja.
Baca Juga:Motif Penusukan Pendekar Silat di Malang Terungkap, Pelaku Merasa Dikeroyok















