Breaking

Gerakan Koperasi Merah Putih di Malang Jadi Penggerak Ekonomi Skala Kecil

Gerakan Koperasi Merah Putih di Malang Jadi Penggerak Ekonomi Skala Kecil
Gerakan Koperasi Merah Putih di Malang Jadi Penggerak Ekonomi Skala Kecil

infomalang – Inisiatif Pemerintah Kota Malang dalam penguatan ekonomi kerakyatan melalui pembentukan Koperasi Merah Putih (KMP) kini mulai menuai hasil positif.

Dari total 57 koperasi yang telah diinisiasi, delapan unit di antaranya dilaporkan telah aktif beroperasi dan menunjukkan kontribusi nyata dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di tingkat kelurahan.

Gerakan ini menjadi model konkret bahwa gotong royong dan kemandirian dalam skema koperasi mampu menjadi motor penggerak ekonomi di skala terkecil.

Eko Sri Yuliadi, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, menjelaskan bahwa fokus utama dari koperasi yang telah berjalan adalah sektor kebutuhan dasar (sembako, LPG, air isi ulang) dan pertanian (pupuk). Strategi ini memastikan bahwa unit-unit Koperasi Merah Putih langsung mengatasi masalah ekonomi riil yang dihadapi warga sehari-hari.

Eksistensi Delapan Koperasi Aktif sebagai Pilot Project

Keberhasilan delapan koperasi yang telah beroperasi secara mandiri menjadi pilot project bagi 49 koperasi lainnya yang masih dalam tahap pelatihan dan restrukturisasi organisasi.

Delapan koperasi aktif ini tersebar strategis di berbagai wilayah: Bumiayu, Bandulan, Dinoyo, Sawojajar, Bandungrejosari, Madyopuro, Kedungkandang, dan Cemorokandang.

Menurut Eko Sri Yuliadi, meskipun bisnis yang dijalankan masih berskala mikro, aktivitas mereka telah memberikan dampak signifikan dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga kebutuhan pokok di tingkat RT/RW.

Diskopindag terus mendorong agar koperasi-koperasi percontohan ini memperkuat manajemen internal dan segera melakukan pengembangan bisnis yang lebih luas.

Kolaborasi Strategis Pemkot dan Kodim: Pusat Aktivitas Koperasi

Untuk mempercepat pengembangan dan memperkuat jangkauan Koperasi Merah Putih, Pemkot Malang telah menjalin kolaborasi strategis dengan Komando Distrik Militer (Kodim) 0833/Kota Malang.

Kerja sama ini difokuskan pada pembangunan gerai Koperasi Merah Putih, yang akan berfungsi sebagai pusat aktivitas, pelatihan, dan pemasaran produk bersama.

Eko menjelaskan, pembangunan gerai ini sedang dalam tahap koordinasi awal. Setelah fasilitas fisik siap, Pemkot Malang akan mengintegrasikan dukungan digitalisasi dan pengembangan layanan bisnis untuk memastikan Koperasi Merah Putih mampu bersaing dalam ekosistem perdagangan modern. Langkah ini mencerminkan pendekatan terpadu (pemerintah, militer, dan masyarakat) untuk penguatan ekonomi kerakyatan.

Baca Juga: Mengenal Penyebab Umum Kegagalan Wirausaha dan Cara Mencegahnya

Studi Kasus Koperasi Cemorokandang: Membantu Petani Lokal

Salah satu contoh keberhasilan nyata ditunjukkan oleh Koperasi Merah Putih di Kelurahan Cemorokandang. Achmad Hariadi, Ketua koperasi tersebut, memaparkan bahwa setelah dua bulan beroperasi, koperasi mereka telah menjadi pemasok vital berbagai kebutuhan masyarakat, termasuk beras, minyak, telur, dan yang paling krusial, pupuk subsidi dan organik bagi petani lokal.

“Wilayah kami banyak lahan pertanian, sehingga ketersediaan pupuk adalah kebutuhan utama. Dengan adanya koperasi, petani tidak lagi kesulitan mencari pupuk dan mendapatkannya dengan harga yang lebih stabil,” ungkap Hariadi.

Koperasi Cemorokandang menunjukkan potensi perputaran uang yang menjanjikan, mencapai sekitar Rp5 juta per pekan. Angka ini mengindikasikan tingginya permintaan dan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme ekonomi gotong royong ini.

Namun, Hariadi mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah akses pemasokan dan jaringan distribusi yang lebih luas, terutama untuk mendapatkan bahan jualan secara langsung dari produsen atau BUMN.

Dukungan Pemkot untuk Ekosistem Koperasi yang Mandiri

Dalam rangka menopang pertumbuhan KMP, Pemkot Malang juga telah menyiapkan dua lokasi pusat aktivitas terpadu, yaitu di Bale Arjosari dan Arjowinangun. Fasilitas ini akan dijadikan:

  1. Pusat Pelatihan: Menyediakan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan pendampingan manajemen berkelanjutan oleh Diskopindag bagi koperasi yang belum aktif.
  2. Pusat Distribusi: Memfasilitasi jejaring antar koperasi dan menyalurkan produk dari koperasi yang satu ke koperasi yang lain.
  3. Jembatan Swasta-BUMN: Upaya aktif untuk menghubungkan Koperasi Merah Putih dengan sektor swasta besar dan BUMN agar koperasi dapat memperoleh akses bahan baku dengan harga yang lebih kompetitif dan memperluas jaringan pemasarannya.

Eko Sri Yuliadi menegaskan bahwa model Koperasi Merah Putih ini diyakini mampu memperkuat fondasi ekonomi lokal, meningkatkan kemandirian warga, dan membangun ketahanan ekonomi berbasis kebersamaan.

Komitmen penuh Pemkot adalah memastikan setiap unit koperasi dapat tumbuh dan menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya masing-masing, membalikkan stigma bahwa koperasi adalah lembaga ekonomi yang rentan dan sulit berkembang.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa di tengah tekanan fiskal daerah (seperti yang dilaporkan sebelumnya), Pemkot Malang memilih untuk berinvestasi pada ekonomi kerakyatan yang bersifat bottom-up, dengan harapan kemandirian ekonomi masyarakat melalui Koperasi Merah Putih dapat menjadi penopang stabilitas sosial dan ekonomi di masa depan.

Baca Juga: Mengubah Sampah Plastik Jadi Cuan Lewat Kreativitas Daur Ulang