Breaking

Gotong Royong Warga Desa Pendem Usai Karnaval Suroan: Cermin Budaya dan Kepedulian Lingkungan berlangsung sejak Kamis pagi (17/7/2025)

infomalang.com/ Di tengah gegap gempita perayaan budaya, masyarakat Desa Pendem, Kota Batu, menampilkan sisi lain yang tak kalah memuaskan. Usai menggelar Karnaval Suroan , warga dan petugas kebersihan bahu membahu membersihkan sampah di sepanjang jalur acara. Aksi ini berlangsung sejak Kamis pagi (17/7/2025), hanya beberapa saat setelah acara budaya tersebut usai digelar.

Karnaval yang berlangsung sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari itu menampilkan beragam kesenian dan arak-arakan yang menarik perhatian warga sekitar. Namun yang menjadi sorotan bukan hanya kemeriahannya saja, melainkan juga respon warga terhadap sampah yang tertinggal. Aksi gotong royong yang dilakukan secara spontan ini menjadi simbol nyata semangat kebersamaan dan kesadaran lingkungan di tengah masyarakat modern.

Baca Juga: Toko Miras Sari Jaya 25 di Suhat Malang Tutup Usai Viral, Ternyata Belum Kantongi Izin Resmi

Karnaval Suroan: Menghidupkan Tradisi Leluhur

Karnaval Suroan di Desa Pendem bukan sekedar hiburan, melainkan bagian dari pelestarian budaya Jawa. Acara ini diadakan setiap menyambut datangnya bulan Suro dalam kalender Jawa yang sarat nilai spiritual. Dalam karnaval tersebut, warga menampilkan kostum tradisional, pertunjukan reog, jaranan, serta simbol-simbol budaya lokal yang mengandung pesan kebijaksanaan dan moralitas.

Selama lebih dari delapan jam, ribuan masyarakat dari berbagai desa memadati area acara. Euforia warga, alunan gamelan, hingga lantunan doa dari tokoh adat, menyatu dalam atmosfer yang begitu khidmat sekaligus meriah. Namun, sebagaimana acara berskala besar lainnya, karnaval ini juga menyisakan permasalahan umum: sampah .

Gotong Royong Pasca Karnaval: Budaya yang Terjaga

Tak menunggu aba-aba dari pemerintah desa, warga Desa Pendem langsung turun ke jalan untuk membersihkan sisa-sisa acara. Mulai dari bungkus makanan, botol minuman, hingga kertas dekorasi, dikumpulkan dengan penuh kesadaran.

“Selesai karnaval, kami langsung bergerak. Ini rumah kita bersama, kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi?” ungkap Pak Slamet, tokoh masyarakat yang menjadi penggagas gotong royong pagi itu.

Para pemuda karang taruna hingga ibu-ibu PKK membawa sapu lidi, karung, dan sekop. Mereka tidak hanya membersihkan, tetapi juga memilah jenis sampah agar sebagian bisa dilakukan ulang. Kegiatan ini tidak hanya menunjukkan kepedulian, namun juga menjadi sarana edukasi penting tentang pengelolaan sampah dan pentingnya acara zero waste .

Peran Pemerintah Desa dan Dukungan Struktural

Kepala Desa Pendem, Hartono, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap semangat kolektif masyarakat. Ia menyebut bahwa kegiatan seperti ini membuktikan bahwa nilai-nilai kearifan lokal masih tumbuh subur di tengah masyarakat.

“Kami bangga memiliki warga yang tidak hanya bangga dengan budayanya, tetapi juga menjaga kebersihan. Pemerintah desa akan terus mendorong kegiatan serupa agar menjadi budaya tetap,” jelas Hartono.

Sebagai langkah lanjutan, pemerintah desa akan menyediakan lebih banyak tempat sampah, petugas jaga kebersihan, dan melakukan sosialisasi tentang tanggung jawab sosial dalam setiap acara desa.

Membangun Kesadaran Lingkungan Sejak Dini

Tak berhenti di momen gotong royong, Desa Pendem juga mulai menggagas program Eco-Village . Salah satu inisiatif yang sedang disiapkan adalah pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah dasar dan menengah yang ada di wilayah tersebut.

Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai cinta lingkungan sejak dini. Dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan bersih-bersih, memilah sampah, hingga membuat kompos, diharapkan lahir generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap bumi.

Menjaga Nilai Luhur di Era Modern

Gotong royong bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Namun, mempertahankan semangat itu di tengah derasnya arus individualisme merupakan tantangan tersendiri. Apa yang dilakukan masyarakat Desa Pendem menjadi contoh bahwa nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan tetap relevan dan sangat dibutuhkan saat ini.

Acara karnaval Suroan yang begitu kental dengan nuansa budaya, dipadukan dengan aksi bersih-bersih pasca-acara, adalah harmoni sempurna antara pelestarian tradisi dan komitmen terhadap masa depan yang lebih bersih.

Penutup: Teladan dari Desa Pendem

Peristiwa di Desa Pendem bukan hanya soal karnaval atau pembersihan sampah. Lebih dari itu, ini adalah pelajaran tentang bagaimana masyarakat bisa bergerak bersama tanpa harus menunggu komando. Dengan semangat gotong royong, kepekaan terhadap lingkungan, dan cinta terhadap budaya, Desa Pendem telah memberikan contoh luar biasa bagi desa-desa lain di Indonesia.

Jika seluruh elemen masyarakat mampu meniru langkah-langkah kecil namun bermakna ini, bukan tidak mungkin Indonesia akan tumbuh menjadi negara yang tidak hanya kaya budaya, tetapi juga bersih, sehat, dan berdaya.

Baca Juga: Aksi Pencurian Burung di Malang, Dua Pemuda Terekam CCTV Beraksi di Dua Lokasi