Breaking

Gunung Lewotobi Erupsi Besar, Kolom Abu Capai 18 Km dan Warga Diminta Siaga

InfoMalangGunung Lewotobi Laki-laki , yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pada dini hari Sabtu hari (2/8/2025) sekitar pukul 01.05 WITA, gunung berapi dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut itu mengalami letusan dahsyat. Erupsi kali ini berlimpah kolom abu setinggi 18.000 meter, disertai semburan asap berwarna kelabu hingga hitam pekat.

Menurut laporan Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere, kondisi cuaca saat letusan terjadi terpantau cerah dan berawan. Angin mengisyaratkan lemah ke arah barat daya, barat, dan barat laut, sementara suhu udara berkisar antara 21,9 hingga 22 derajat Celcius. “Teramati letusan dengan ketinggian 18.000 meter dan warna asap kelabu hingga hitam,” ujar Emanuel dalam keterangan resminya, Sabtu pagi.

Baca Juga: Kontroversi Timothy Ronald: Sebut Gym untuk Orang Bodoh, Dokter Jiwa Beberkan Penjelasan Ilmiahnya

Lava Mengalir Hingga 4,3 Kilometer dari Pusat Erupsi

Selain kolom abu yang menjulang tinggi, letusan Gunung Lewotobi juga diikuti oleh aliran lava pijar ke dua arah. Laporan resmi mencatat aliran lava ke arah barat-barat laut sejauh 3.800 meter, sementara ke arah timur laut aliran lava mencapai 4.340 meter dari pusat letusan. Pemandangan ini menampilkan sinar api yang jelas terlihat di puncak kawah, menandakan tekanan magma di dalam perut gunung masih cukup tinggi.

“Teramati sinar api di puncak kawah Gunung Api Lewotobi Laki-laki,” imbuh Emanuel.

Selain itu, aktivitas vulkanik permukaan juga disertai tiga kali guguran material dengan amplitudo 14,8 hingga 29,6 milimeter dan durasi antara 39 hingga 68 detik. Tercatat pula delapan kali embusan dengan amplitudo 7,4 hingga 44,4 milimeter dan durasi 33 hingga 55 detik.

Sementara itu, aktivitas vulkanik dalam menunjukkan peningkatan signifikan dengan 58 kali getaran terekam. Amplitudo gempa berkisar antara 4,4 hingga 47,3 milimeter dengan durasi 10 hingga 21 detik, serta waktu tiba gelombang SP antara 0,8 hingga 2,9 detik.

Status Awas, Warga Dilarang Masuk Zona Bahaya

Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada level IV atau Awas. Emanuel mengimbau masyarakat serta wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di radius 6 kilometer dari kawah. Khusus untuk sektor barat daya hingga timur laut, radius potensi bahaya hingga 7 kilometer.

“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diimbau mewaspadai potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di puncak, terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote,” kata Emanuel.

Ia juga menambahkan agar warga yang terdampak hujan abu segera mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari dampak negatif abu vulkanik terhadap sistem pernapasan.

Dampak Erupsi di Wilayah Sekitar

Kepala Desa Pululera, Paulus Sanga Tukan, mengungkapkan wilayahnya terdampak hujan pasir akibat letusan tersebut. Ia menjelaskan bahwa letusan pertama menyebabkan hujan pasir tipis. Namun, pada letusan kedua yang terjadi pukul 01.05 WITA, intensitas hujan pasir jauh lebih tebal. “Pada letusan kedua ini terdampak pasir sangat tebal,” ungkapnya.

Letusan ini juga dapat memicu banjir lahar jika hujan dengan intensitas tinggi turun di kawasan hulu. Lahar hujan bisa mengancam pemukiman, jalan penghubung, dan kawasan pertanian di sekitar kaki gunung.

Rekomendasi Mitigasi dari Pihak Berwenang

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersama pos pengamatan gunung terus memantau perkembangan aktivitas Lewotobi. Warga diminta tetap waspada dan segera mengungsi jika ada instruksi resmi dari pihak yang berwenang. Jalur-jalur pengungsian di kawasan sekitar rawan juga sedang dipersiapkan untuk mempermudah mobilisasi jika terjadi letusan susulan yang lebih besar.

Selain itu, BPBD juga mengimbau agar masyarakat yang beraktivitas di luar rumah menggunakan pelindung diri seperti masker, kacamata, dan penutup kepala. Ini penting untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu saluran pernapasan serta mengiritasi mata.

Sejarah Aktivitas Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi merupakan salah satu gunung berapi aktif di Nusa Tenggara Timur yang dikenal memiliki dua puncak, yaitu Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan. Aktivitas vulkanik di gunung ini sering terjadi, dengan letusan terakhir yang signifikan sebelumnya dilaporkan pada awal tahun 2025.

Letusan kali ini menunjukkan pola peningkatan aktivitas yang perlu diwaspadai. Para ahli vulkanologi menilai akumulasi gas dan tekanan magma menjadi pemicu utama letusan. Dengan ketinggian kolom abu mencapai 18 kilometer, letusan ini termasuk besar dan berpotensi mempengaruhi aktivitas penerbangan di sekitar wilayah NTT.

Warga Diminta Tetap Tenang

Meski letusan ini menimbulkan kekhawatiran, pihak yang berwenang meminta warga tetap tenang dan mematuhi semua imbauan. Koordinasi antara pemerintah daerah, tim pemantau gunung, dan relawan terus dilakukan untuk menjamin keselamatan sekitar masyarakat kawasan rawan bencana.

“Prioritas utama kami adalah keselamatan warga. Mohon tetap tenang, jangan panik, dan ikuti Arahan dari petugas,” tutup Emanuel.

Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pada dini hari Sabtu hari (2/8/2025) sekitar pukul 01.05 WITA, gunung berapi dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut itu mengalami letusan dahsyat. Erupsi kali ini berlimpah kolom abu setinggi 18.000 meter, disertai semburan asap berwarna kelabu hingga hitam pekat.

Menurut laporan Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere, kondisi cuaca saat letusan terjadi terpantau cerah dan berawan. Angin mengisyaratkan lemah ke arah barat daya, barat, dan barat laut, sementara suhu udara berkisar antara 21,9 hingga 22 derajat Celcius. “Teramati letusan dengan ketinggian 18.000 meter dan warna asap kelabu hingga hitam,” ujar Emanuel dalam keterangan resminya, Sabtu pagi.

Lava Mengalir Hingga 4,3 Kilometer dari Pusat Erupsi

Selain kolom abu yang menjulang tinggi, letusan Gunung Lewotobi juga diikuti oleh aliran lava pijar ke dua arah. Laporan resmi mencatat aliran lava ke arah barat-barat laut sejauh 3.800 meter, sementara ke arah timur laut aliran lava mencapai 4.340 meter dari pusat letusan. Pemandangan ini menampilkan sinar api yang jelas terlihat di puncak kawah, menandakan tekanan magma di dalam perut gunung masih cukup tinggi.

“Teramati sinar api di puncak kawah Gunung Api Lewotobi Laki-laki,” imbuh Emanuel.

Selain itu, aktivitas vulkanik permukaan juga disertai tiga kali guguran material dengan amplitudo 14,8 hingga 29,6 milimeter dan durasi antara 39 hingga 68 detik. Tercatat pula delapan kali embusan dengan amplitudo 7,4 hingga 44,4 milimeter dan durasi 33 hingga 55 detik.

Sementara itu, aktivitas vulkanik dalam menunjukkan peningkatan signifikan dengan 58 kali getaran terekam. Amplitudo gempa berkisar antara 4,4 hingga 47,3 milimeter dengan durasi 10 hingga 21 detik, serta waktu tiba gelombang SP antara 0,8 hingga 2,9 detik.

Status Awas, Warga Dilarang Masuk Zona Bahaya

Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada level IV atau Awas. Emanuel mengimbau masyarakat serta wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di radius 6 kilometer dari kawah. Khusus untuk sektor barat daya hingga timur laut, radius potensi bahaya hingga 7 kilometer.

“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diimbau mewaspadai potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di puncak, terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote,” kata Emanuel.

Ia juga menambahkan agar warga yang terdampak hujan abu segera mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari dampak negatif abu vulkanik terhadap sistem pernapasan.

Dampak Erupsi di Wilayah Sekitar

Kepala Desa Pululera, Paulus Sanga Tukan, mengungkapkan wilayahnya terdampak hujan pasir akibat letusan tersebut. Ia menjelaskan bahwa letusan pertama menyebabkan hujan pasir tipis. Namun, pada letusan kedua yang terjadi pukul 01.05 WITA, intensitas hujan pasir jauh lebih tebal. “Pada letusan kedua ini terdampak pasir sangat tebal,” ungkapnya.

Letusan ini juga dapat memicu banjir lahar jika hujan dengan intensitas tinggi turun di kawasan hulu. Lahar hujan bisa mengancam pemukiman, jalan penghubung, dan kawasan pertanian di sekitar kaki gunung.

Rekomendasi Mitigasi dari Pihak Berwenang

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersama pos pengamatan gunung terus memantau perkembangan aktivitas Lewotobi. Warga diminta tetap waspada dan segera mengungsi jika ada instruksi resmi dari pihak yang berwenang. Jalur-jalur pengungsian di kawasan sekitar rawan juga sedang dipersiapkan untuk mempermudah mobilisasi jika terjadi letusan susulan yang lebih besar.

Selain itu, BPBD juga mengimbau agar masyarakat yang beraktivitas di luar rumah menggunakan pelindung diri seperti masker, kacamata, dan penutup kepala. Ini penting untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu saluran pernapasan serta mengiritasi mata.

Sejarah Aktivitas Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi merupakan salah satu gunung berapi aktif di Nusa Tenggara Timur yang dikenal memiliki dua puncak, yaitu Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan. Aktivitas vulkanik di gunung ini sering terjadi, dengan letusan terakhir yang signifikan sebelumnya dilaporkan pada awal tahun 2025.

Letusan kali ini menunjukkan pola peningkatan aktivitas yang perlu diwaspadai. Para ahli vulkanologi menilai akumulasi gas dan tekanan magma menjadi pemicu utama letusan. Dengan ketinggian kolom abu mencapai 18 kilometer, letusan ini termasuk besar dan berpotensi mempengaruhi aktivitas penerbangan di sekitar wilayah NTT.

Warga Diminta Tetap Tenang

Meski letusan gunung lewotobi ini menimbulkan kekhawatiran, pihak yang berwenang meminta warga tetap tenang dan mematuhi semua imbauan. Koordinasi antara pemerintah daerah, tim pemantau gunung, dan relawan terus dilakukan untuk menjamin keselamatan sekitar masyarakat kawasan rawan bencana.

“Prioritas utama kami adalah keselamatan warga. Mohon tetap tenang, jangan panik, dan ikuti Arahan dari petugas,” tutup Emanuel.

Baca Juga: DJ Ohim Bukan Ayah Biologis Anak Erika Carlina, Hanya Korban Grup Timpa Teks Facebook