Breaking

Guru SD Temukan Harta Karun Miliaran! Kisah Mengejutkan dari Madura

Hujan deras ternyata membawa berkah tak terduga bagi Nuryasin, Kepala SDN Pejagan IV di Madura. Saat berusaha memperbaiki halaman sekolah yang becek akibat hujan, ia menemukan harta karun yang nilainya mencapai miliaran rupiah!

Baca Juga : Target 40 Juta Pengguna! Surge Siap Gelontorkan Dana Triliunan!

Bermula dari niat baik memperbaiki halaman sekolah yang becek, Nuryasin menggali tanah untuk menimbun area yang tergenang air. Saat menggali hingga kedalaman sekitar 25-30 cm, ia menemukan sesuatu yang mengejutkan: gerabah kuno berisi koin-koin kuno peninggalan masa VOC!

Guru SD Temukan Harta Karun Miliaran! Kisah Mengejutkan dari Madura
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

“Saya menggali tanah di halaman, untuk menimbun bagian lainnya yang becek bekas hujan,” ungkap Nuryasin mengenang kejadian tersebut.

Koin-koin tersebut, menurut laporan Suara Karya (1 Februari 1991), bertuliskan VOC dan lambang Kerajaan Belanda, dengan tahun pembuatan antara 1746 hingga 1760, serta koin lain berdiameter 2,9 cm bertuliskan “Indiae Batav 1819 s/d 1828”. Total berat koin perak tersebut mencapai 13 kg!

Penemuan ini langsung menggemparkan Indonesia. Pihak berwenang segera datang untuk meneliti temuan tersebut dan membenarkan bahwa koin-koin itu merupakan peninggalan sejarah yang sangat berharga. Nilai jualnya diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Banyak yang menyarankan Nuryasin untuk menjual temuannya dan menjadi miliarder. Namun, dengan jiwa patriotik yang tinggi, ia menolak tawaran menggiurkan tersebut.

“Tapi, itu tak mungkin saya lakukan. Uang temuan ini akan kami serahkan pada museum, atas dasar petunjuk Depdikbud,” tegas Nuryasin.

Meskipun kehilangan kesempatan menjadi kaya raya, Nuryasin justru menorehkan namanya dalam sejarah sebagai penemu harta karun bernilai sejarah tinggi. Temuannya membuka lembaran baru tentang transaksi ekonomi di era VOC ratusan tahun silam, mengungkapkan bagaimana masyarakat kala itu menggunakan koin emas dan perak untuk berdagang.

Temuan ini juga memberikan wawasan berharga tentang sejarah mata uang di Indonesia, dari masa kerajaan Hindu-Buddha hingga masa penjajahan Belanda. Koin-koin VOC, seperti rijksdaalder, dukat, stuiver, gulden, dan doit, menunjukkan bagaimana VOC menyeragamkan sistem mata uang di Nusantara dan bagaimana kata “duit” yang kita gunakan sehari-hari berasal dari kata “doit”.

Kisah Nuryasin menjadi bukti bahwa harta karun tak selalu berupa emas dan permata, tetapi juga bisa berupa peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya. Keputusan mulia Nuryasin untuk menyerahkan temuannya kepada museum patut diapresiasi sebagai bentuk pelestarian sejarah bangsa.