Pelemahan IHSG dan anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) semakin mengkhawatirkan. Pada perdagangan Senin (17/03), IHSG tertahan di level 6.450, sementara Rupiah masih tertekan di angka Rp16.380 per USD. Kondisi ini tak lepas dari sentimen negatif yang dipicu oleh dua lembaga keuangan global.
Baca Juga : IHSG Ambrol! Saham Konglomerat Jadi Biang Keroknya?
Sebelumnya, Goldman Sachs Group, Inc. telah menurunkan peringkat dan rekomendasi aset keuangan Indonesia, menuding meningkatnya risiko defisit fiskal sebagai penyebabnya. infomalang.com/ melaporkan langkah serupa dilakukan Morgan Stanley yang memangkas peringkat saham Indonesia dalam indeks MSCI dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW) pada akhir Februari 2025.

Prama Nugraha, Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), menjelaskan bahwa dinamika pasar yang bergejolak telah memicu koreksi yang cukup signifikan. Situasi ini diperparah dengan penurunan peringkat Indonesia oleh kedua lembaga keuangan tersebut. Arus modal asing (capital outflow) pun mengalir deras keluar dari pasar domestik, semakin menekan IHSG dan Rupiah.
Lebih lanjut, Prama Nugraha dalam wawancara di program Power Lunch, Suaramedia.id (Senin, 17/03/2025) mengungkapkan pandangan pelaku pasar terhadap gejolak pasar modal Indonesia yang sedang terjadi. Wawancara tersebut memberikan gambaran lebih detail mengenai dampak dari penurunan peringkat tersebut dan prospek pasar ke depan.
Baca Juga :Inilah 5 Aplikasi Musik Tanpa Iklan: Pilihan Terbaik untuk Mendengarkan Lagu Favorit















