Breaking

Harta Karun Rp 15 Triliun Raib, Nasib Penemunya Malah Begini!

Kisah pilu Mat Sam, warga Kampung Cempaka, Kalimantan Selatan, menjadi sorotan. Pada tahun 1965, ia menemukan intan raksasa seberat 166,75 karat, yang nilainya kini ditaksir mencapai Rp 15 triliun. Ironisnya, bukan kemewahan yang ia raih, melainkan kemiskinan yang terus menghantuinya.

Penemuan bersejarah itu terjadi saat Mat Sam bersama empat rekannya tengah mencari intan. Berlian sebening kristal dengan semburat biru kemerahan itu sontak menggemparkan. infomalang.com/ kala itu memberitakan temuan tersebut sebagai yang terbesar sepanjang sejarah, bahkan menyaingi ukuran berlian Kohinur yang menghiasi mahkota Kerajaan Inggris.

Bingung Bedain Paylater, Kartu Kredit & Pinjol? Baca Ini!

Harta Karun Rp 15 Triliun Raib, Nasib Penemunya Malah Begini!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Namun, kegembiraan Mat Sam sirna. Pemerintah kala itu mengambil alih intan tersebut. Menurut laporan Angkatan Bersenjata (11 September 1967), intan tersebut diamankan oleh Pantjatunggal Kabupaten Banjar dan diserahkan kepada Presiden Soekarno. Proses pengambilan ini, berdasarkan pemberitaan, bertentangan dengan keinginan Mat Sam dan rekan-rekannya.

Rahasia Kekayaan Para Presiden RI: Siapa yang Paling Tajir dan Sederhana?

Kala itu, Pikiran Rakjat (31 Agustus 1965) memberitakan bahwa intan tersebut akan digunakan untuk pembangunan Kalimantan Selatan dan pembelian teknologi penambangan intan. Sebagai imbalan, Presiden Soekarno menjanjikan ibadah haji gratis bagi Mat Sam dan keempat rekannya beserta istri mereka.

Namun, janji tersebut tak kunjung ditepati. Dua tahun kemudian, Mat Sam dan rekan-rekannya terpaksa menyuarakan ketidakadilan yang mereka alami. Kompas (11 September 1967) melaporkan kehidupan mereka yang sangat sengsara. Mereka hidup dalam kekurangan, tak pernah merasakan hasil dari penemuan berharga tersebut.

Berdasarkan harga emas tahun 1967 dan konversi ke harga emas tahun 2024, intan tersebut diperkirakan bernilai fantastis, mencapai Rp 15,22 triliun. Mat Sam dan kuasa hukumnya pun mencoba memperjuangkan hak mereka kepada Presidium Kabinet Ampera, Jenderal Soeharto, memohon peninjauan kembali kasus tersebut.

Sayangnya, sejarah tak mencatat kelanjutan perjuangan Mat Sam. Kisahnya menjadi pengingat pahit tentang ketidakadilan dan nasib tragis yang dialami seseorang yang menemukan harta karun bernilai fantastis. Sampai saat ini, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai nasib Mat Sam dan apakah keadilan pernah ditegakkan untuknya.