Suaramedia.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, akhirnya angkat bicara terkait polemik penunjukan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN), perusahaan di balik film legendaris ‘Si Unyil’. Keputusan ini, menurut Erick, bukan keputusan sembarangan. "Banyak usulan nama, tapi semua harus melalui proses seleksi," tegasnya.
Proses pemilihan, lanjut Erick, melibatkan berbagai pertimbangan matang, termasuk Tes Potensi Akademik (TPA) dan penilaian dari berbagai aspek. "Kita mengusulkan beberapa nama, dan Ifan terpilih setelah melalui berbagai pertimbangan dan diberi kesempatan," jelasnya.

Lebih lanjut, Erick mengungkapkan rencana konsolidasi PFN dengan perusahaan BUMN lain di bidang serupa, seperti Balai Pustaka dan Lokananta. "Ketiganya akan dikonsolidasikan menjadi pusat konten, kajiannya sedang berjalan," ujarnya.
Langkah merekrut figur dari industri kreatif, seperti Ifan Seventeen, merupakan bagian dari strategi tersebut. "Makanya direkrut ada orang film, ada orang musik," tambah Erick.
Erick memastikan kajian konsolidasi ketiga perusahaan tersebut akan segera rampung. "Tunggu saja hasilnya, karena kajian masih proses. Manajemen sudah dibentuk, asetnya bagus, ini untuk mengkonsolidasi aset cetak, suara, dan gambar milik pemerintah di bawah BUMN menjadi satu kesatuan. Sejalan dengan konsolidasi BUMN secara keseluruhan," pungkas Erick.















