KOTA BATU – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Batu ke-24 disambut meriah dengan acara bernuansa nostalgia yang sukses menarik perhatian publik dan menggerakkan roda ekonomi kerakyatan.
Kecamatan Junrejo menggelar perhelatan akbar bertajuk “Junrejo Tempo Doeloe,” sebuah festival rakyat yang berlangsung selama dua hari penuh, mulai Kamis (9/10/2025) hingga Jumat (10/10/2025), di halaman Kantor Desa Tlekung.
HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe menjadi bukti nyata semangat guyub rukun masyarakat dalam melestarikan warisan budaya sekaligus memajukan UMKM lokal.
HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe menghadirkan pengalaman berkesan bagi seluruh pengunjung.
Nostalgia Kuliner: Cita Rasa Autentik Masa Lampau
Salah satu daya tarik utama yang membuat HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe adalah promosi kuliner yang fokus pada makanan khas masa lalu.
Festival ini bukan hanya ajang pameran, tetapi panggung untuk memperkenalkan kembali cita rasa autentik, bahan alami, dan nilai gizi tinggi yang terkandung dalam jajanan dan hidangan tradisional.
Pengunjung tidak hanya sekadar mencicipi, tetapi juga diajak terlibat langsung melalui simulasi pembuatan kuliner tradisional.
Pengalaman edukatif ini memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengenal kekayaan kuliner Nusantara yang mulai tergerus zaman.
Melalui kuliner, festival ini berhasil menciptakan suasana nostalgia yang kuat, menarik wisatawan lokal dan luar daerah, sekaligus mendorong omzet para pelaku UMKM yang menyajikan aneka makanan dan minuman khas tempo dulu.
Baca Juga:Ratusan Hektar Lahan di Malang Siap Produksi Jagung pada Akhir 2025
Visi Camat: Guyub Rukun dan Ekonomi Meroket
Camat Junrejo, Parman, menjelaskan bahwa festival ini merupakan hasil kesepakatan kolektif yang mencerminkan semangat kebersamaan.
HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe adalah manifestasi dari semangat Guyub Rukun, yang bertujuan utama meningkatkan perekonomian warga. Pengembangan UMKM dan pelestarian budaya lokal menjadi dua pilar utama yang diangkat dalam setiap rangkaian acara.
Keterlibatan aktif seluruh kepala desa dan lurah di Kecamatan Junrejo memastikan bahwa manfaat festival ini dirasakan secara merata.
Event ini tidak hanya menjadi perayaan internal, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Batu, khususnya ke wilayah Junrejo yang memiliki potensi wisata berbasis kearifan lokal yang unik.
HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe membuktikan bahwa budaya dapat menjadi penggerak ekonomi.
HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe membuka pintu bagi potensi wisata baru.
Panggung Seni dan Peluncuran Batik Ikonik
Selain kuliner, festival ini menjadi panggung bagi kekayaan seni dan warisan tradisi. Berbagai kesenian tradisional dari setiap desa dan kelurahan ditampilkan, termasuk pertunjukan seni live yang memukau dan parade budaya yang menampilkan keberagaman Kecamatan Junrejo.
Momen puncak budaya ditandai dengan peluncuran Batik Guyub Rukun Versi 2. Batik ini tidak hanya sekadar motif kain, tetapi menjadi simbol kuat kebersamaan dan persatuan masyarakat Junrejo.
Fashion show batik yang ditampilkan oleh warga semakin menegaskan komitmen untuk melestarikan dan mengembangkan produk unggulan lokal.
Parman berharap, melalui kegiatan ini, budaya lokal semakin dihargai, dan perekonomian masyarakat dapat tumbuh secara berkelanjutan.
HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe dengan nuansa seni yang kental. HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe meluncurkan simbol persatuan baru.
Edukasi Lingkungan dan Kreativitas Anak
Aspek menarik dari HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe adalah dimasukkannya elemen edukasi dan kreativitas untuk anak-anak.
Festival ini tidak hanya berfokus pada orang dewasa dan pelaku usaha, tetapi juga melibatkan generasi penerus melalui kegiatan yang mendorong kesadaran lingkungan dan keterampilan tradisional.
Anak-anak diajak berkreasi dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi mainan, membuat karya seni dari daun, serta yang paling unik, merakit wayang mendong.
Wayang mendong adalah wayang tradisional yang dibuat dari bahan alami seperti daun dan rumput mendong. Aktivitas ini memberikan pendidikan penting tentang pengelolaan sampah dan memperkenalkan seni tradisional yang ramah lingkungan. Inisiatif ini memastikan bahwa nilai-nilai kelestarian dan kreativitas terus tertanam.
HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe turut mengedukasi generasi muda. HUT Kota Batu ke-24 Pecah! Junrejo Gelar Festival Tempo Doeloe berhasil menggabungkan nostalgia, ekonomi, dan edukasi.
Baca Juga:Kredit UMKM di Wilayah OJK Malang Capai Rp36 Triliun, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah















