Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menukik tajam pada sesi pertama perdagangan Jumat (21/3/2025). Hingga pukul 09.45 WIB, IHSG anjlok 1,43% ke level 6.290,51. Nilai transaksi awal perdagangan mencapai Rp 4,40 triliun, melibatkan 3,97 miliar saham dalam 306 ribu transaksi. Dari ratusan saham yang diperdagangkan, hanya 100 saham yang menguat, sementara 402 saham melemah dan 141 saham stagnan.
Baca Juga : Pilihan Menu dan Harga di Calf Coffee & Milkbar di Malang
Hampir seluruh sektor perdagangan berada di zona merah, kecuali sektor teknologi yang terdongkrak kenaikan saham DCII. Sektor keuangan menjadi yang paling terpukul, mengalami penurunan hingga 3%. Pelemahan IHSG hari ini terutama didorong oleh anjloknya saham-saham blue chip, khususnya perbankan.

Bank Central Asia (BBCA) menjadi penekan utama, melemah 3,28% ke Rp 8.100 per saham dan menyeret IHSG turun hingga 23 poin indeks. Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga terkoreksi, masing-masing berkontribusi pada pelemahan indeks sebesar 14 dan 12 poin. Telkom Indonesia (TLKM) dan Bank Negara Indonesia (BBNI) turut melemah, melengkapi lima saham yang paling berpengaruh pada penurunan IHSG.
Kendati demikian, beberapa emiten konglomerat masih menjadi penyangga agar IHSG tidak ambruk lebih dalam. Saham Salim-Toto Sugiri kembali menjadi penopang utama, diikuti emiten Grup Sinar Mas DCII dan emiten Prajogo Pangestu TPIA.
Pergerakan pasar akhir pekan ini terkesan minim sentimen makro ekonomi. Investor lebih fokus mencermati emiten yang menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), terutama terkait pembagian dividen. Namun, penurunan di Wall Street dan kekhawatiran kondisi ekonomi Amerika Serikat tetap membebani IHSG, rupiah, dan obligasi Indonesia.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar hari ini antara lain:
- Inflasi Jepang: Inflasi Jepang periode Februari 2025 diperkirakan tetap tinggi (4,2%), meski core inflation diproyeksi menurun.
- THR Lebaran: Pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) yang semakin dekat diharapkan menjadi booster ekonomi, terutama sektor konsumsi, ritel, dan transportasi. Pemerintah telah mencairkan anggaran THR ASN sebesar Rp 26,46 triliun.
- Musim RUPS: Sejumlah emiten menggelar RUPS, dengan investor menantikan pengumuman dividen dan laporan keuangan tahun buku 2024. PT OCBC NISP Tbk (NISP) telah mengumumkan dividen Rp106 per saham.
- Klaim Pengangguran AS: Klaim pengangguran awal di AS meningkat, namun tetap berada di level rendah secara historis.
- Uang Beredar M2: Pertumbuhan uang beredar M2 diperkirakan meningkat menjelang Ramadhan.
infomalang.com/ dan PT Bursa Efek Indonesia menggelar Capital Market Forum 2025 dengan tema "Optimisme Pasar Modal RI di Tengah Perang Dagang Jilid II". Forum ini akan membahas peluang dan tantangan pasar modal Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Baca Juga : IHSG Ambruk Tajam! Saham Bank Raksasa Terseret!















