Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada penutupan sesi I, Senin (21/4/2025). IHSG ambles 17,24 poin atau 0,27%, parkir di level 6.421,03. Pergerakan ini diiringi volume transaksi yang terbilang tipis, hanya Rp 5,11 triliun dengan 9,45 miliar saham diperdagangkan dalam 601.976 kali transaksi.
infomalang.com/ melaporkan, mayoritas sektor saham tertekan. Sektor keuangan mengalami penurunan terdalam, mencapai 0,88%, disusul sektor konsumer non-primer (-0,81%) dan energi (-0,8%). Namun, beberapa sektor berhasil menahan laju penurunan IHSG, di antaranya sektor bahan baku (naik 1,28%), teknologi (0,84%), dan utilitas (0,43%).
Baca Juga: Lo Kheng Hong Pernah Hampir Bangkrut! Rahasianya Selamat dari Krisis 1998?

Penurunan IHSG terutama dipengaruhi oleh pelemahan saham-saham besar. Saham BBCA menjadi pemberat utama, turun 1,76% dan berkontribusi -10,24 poin terhadap penurunan indeks. BBRI (-7,66 poin) dan DSSA (-6,26 poin) juga turut menekan IHSG. Di sisi lain, saham DCII menjadi penopang dengan kenaikan 4,71% dan kontribusi positif 9,33 poin.
Sentimen global turut mewarnai pergerakan IHSG hari ini. Data neraca dagang Indonesia bulan lalu menjadi sorotan, begitu pula dengan dampak tarif impor dari Amerika Serikat yang masih menjadi bayang-bayang. Keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga dan kebijakan suku bunga Bank Sentral China (PBoC) juga turut menjadi perhatian investor. Pasar menantikan langkah PBoC dalam merespon eskalasi perang dagang AS-China, meskipun survei Reuters memperkirakan PBoC akan mempertahankan suku bunga acuannya. Ketidakpastian ini menambah tekanan pada pasar.
Pergerakan IHSG pekan ini akan tetap menarik untuk diikuti, mengingat sejumlah sentimen penting masih akan bergulir.
Baca Juga: Rahasia di Balik Booming Pinjol: UMKM Lebih Pilih Pinjaman Online daripada Bank!















