Breaking

IHSG Naik Tipis! Saham Ini Tembus ARA!

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup akhir pekan di zona hijau, Jumat (21/2/2025). Meski sempat tertekan di awal sesi perdagangan, IHSG akhirnya naik tipis 0,2% dan parkir di level 6.803. Namun, secara mingguan IHSG masih mengalami penurunan 0,39%, dan sepanjang bulan Februari mencatat koreksi hingga 4,43%.

BI Tahan Suku Bunga, Ekonomi RI Amankah dari Badai Perang Dagang?

Pergerakan IHSG hari ini terbilang lesu dengan nilai transaksi hanya mencapai Rp 9,34 triliun, melibatkan 14,22 miliar saham dalam 1,08 juta kali transaksi. Dari 795 saham yang diperdagangkan, 231 saham menguat, 312 saham melemah, dan 252 saham stagnan.

IHSG Naik Tipis! Saham Ini Tembus ARA!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Lima sektor menjadi penopang utama penguatan IHSG, yaitu teknologi (2,85%), properti (1,91%), utilitas (1,17%), bahan baku (0,87%), dan kesehatan (0,11%). Namun, sorotan tertuju pada saham DCI Indonesia (DCII) yang menjadi penggerak utama kenaikan IHSG. Saham milik Toto Sugiri ini melesat 20%, menembus auto reject atas (ARA) dan berkontribusi sebesar 17,73 poin indeks. Menariknya, ini merupakan ARA ketiga kalinya bagi DCII dalam tiga hari terakhir.

Sentimen pasar akhir pekan ini terbilang minim, masih dipengaruhi oleh rilis data Non Performing Loan (NPL) dan transaksi berjalan dari Bank Indonesia (BI) pada hari sebelumnya. Pergerakan IHSG yang sempat melemah tipis mengindikasikan potensi pembalikan tren sideways setelah koreksi tajam sejak awal bulan. IHSG sebelumnya menguat tiga hari berturut-turut (14-18 Februari 2025), mencapai resistance di level 6900, bertepatan dengan Moving Average (MA) 20 daily. Koreksi dua hari terakhir (19-20 Februari 2025) dinilai normal dan berpotensi menguji support terdekat di level 6700.

Cara Top Up GoPay Gratis dari SeaBank Lewat Bank Jago

Aliran dana asing yang keluar dari pasar saham domestik masih berlanjut. Data BEI menunjukkan net buy hanya terjadi selama dua hari pada periode month to date (MTD) hingga 19 Februari. Indeks global seperti MSCI juga mengurangi porsi saham Indonesia, menurunkan bobot saham RI dari 2,2% menjadi 1,5% pada akhir 2024. Jumlah konstituen Indonesia di MSCI Global Standards pun menyusut hampir separuh dari puncaknya di tahun 2019.