infomalang – Pengangguran tetap menjadi isu sentral dalam perekonomian Indonesia, memengaruhi kesejahteraan sosial dan stabilitas makroekonomi nasional.
Untuk merumuskan kebijakan yang efektif, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memahami bahwa pengangguran bukanlah fenomena tunggal, melainkan memiliki beragam jenis pengangguran dengan pemicu yang berbeda-beda.
Analisis mendalam menunjukkan bahwa pengangguran di Indonesia didominasi oleh masalah struktural yang berkaitan dengan ketidaksesuaian keterampilan (mismatch) dan masalah friksional yang berkaitan dengan dinamika pasar kerja.
Jenis Pengangguran Utama dan Karakteristiknya
Pengangguran di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis utama, yang masing-masing membutuhkan solusi yang berbeda:
1. Pengangguran Struktural (M ismatch Keterampilan)
Ini adalah salah satu jenis pengangguran yang paling menantang. Terjadi ketika tenaga kerja tidak memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
-
Pemicu: Perubahan teknologi yang cepat (disruptive technology), otomatisasi, dan pergeseran pola konsumsi masyarakat. Pekerja di sektor lama sulit beralih ke sektor baru yang menuntut kompetensi digital dan teknis yang spesifik.
2. Pengangguran Friksional (Transisi Pasar Kerja)
Jenis ini bersifat sementara dan wajar terjadi. Muncul selama periode transisi ketika:
-
Pekerja keluar dari pekerjaan lama untuk mencari peluang yang lebih baik.
-
Lulusan baru memasuki pasar kerja dan sedang menunggu penempatan kerja pertama mereka.
-
Pemicu: Proses seleksi yang panjang, ketidaksinkronan informasi antara pencari kerja dan lowongan, serta proses pindah kota.
3. Pengangguran Musiman (Bergantung Waktu Tertentu)
Terjadi pada sektor yang kegiatannya bergantung pada musim atau periode tertentu.
-
Pemicu: Aktivitas di sektor pertanian (selesai masa tanam/panen) dan pariwisata (periode low season). Hal ini menyebabkan fluktuasi pendapatan yang signifikan bagi pekerja di sektor tersebut.
4. Pengangguran Konjungtural (Siklus Ekonomi)
Pengangguran yang disebabkan oleh melemahnya kondisi ekonomi nasional atau global (resesi/perlambatan).
-
Pemicu: Penurunan permintaan barang dan jasa yang memaksa perusahaan mengurangi produksi dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk menekan biaya operasional.
Baca Juga: Upaya Efektif Mengurangi Resiko Banjir di Lingkungan Permukiman
5. Pengangguran Terselubung (Underemployment)
Kondisi di mana seseorang memiliki pekerjaan, tetapi produktivitasnya tidak maksimal atau bekerja paruh waktu padahal ingin bekerja penuh.
-
Pemicu: Kelebihan tenaga kerja pada suatu unit usaha (misalnya, usaha keluarga atau informal), yang menyebabkan efisiensi menurun. Jenis pengangguran ini sulit dideteksi secara statistik namun memengaruhi tingkat pendapatan dan kesejahteraan.
Pemicu Utama Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
Beberapa faktor makro menjadi pemicu utama tingginya angka pengangguran secara keseluruhan di Indonesia:
-
Disparitas Pertumbuhan Lapangan Kerja: Pertumbuhan jumlah angkatan kerja setiap tahun tidak sebanding dengan laju penciptaan lapangan kerja baru yang tersedia oleh industri.
-
Rendahnya Adaptasi Teknologi: Sebagian besar angkatan kerja masih kurang memiliki keahlian digital dan teknis yang dituntut oleh Revolusi Industri 4.0. Kurangnya akses ke pelatihan keterampilan yang relevan memperburuk masalah ini.
-
Ketimpangan Pembangunan Wilayah: Peluang kerja yang terpusat di wilayah perkotaan (Jawa dan Sumatera) menciptakan ketidakseimbangan. Hal ini mendorong tingginya arus urbanisasi, yang pada gilirannya meningkatkan persaingan kerja secara eksponensial di kota-kota besar.
Untuk menekan angka jenis pengangguran yang beragam ini, diperlukan kolaborasi aktif dari berbagai pihak. Pemerintah harus memfokuskan program pada peningkatan skilling dan reskilling tenaga kerja, terutama untuk mengatasi pengangguran struktural.
Selain itu, diperlukan kebijakan yang mendorong pemerataan pembangunan industri ke luar Jawa untuk mengurangi ketimpangan dan tekanan urbanisasi di kota-kota besar.
Peningkatan kualitas pendidikan vokasi juga menjadi kunci untuk memastikan lulusan memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar kerja.
Baca Juga: Hujan Lebat Sebabkan Rumah Warga Ambrol dan Plengsengan Sungai Jebol di Kota Malang















