Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang membuka 16 formasi CPNS guru madrasah untuk tiga jenjang.
Yakni madrasah aliyah negeri (MAN), madrasah tsanawiyah negeri (MTsN), dan madrasah ibtidaiyah negeri (MIN)
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Kota Malang Nurul Istiqomah mengatakan, pembukaan formasi guru madrasah dilakukan karena sejak 2019, mereka tidak mengangkat pegawai.
Kemenag hanya membuka lowongan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Padahal, sebagian guru madrasah sudah memasuki masa pensiun.
”Setiap tahun, paling tidak ada satu guru madrasah yang pensiun. Kadang juga tidak ada yang pensiun,” sebut Nurul kemarin (5/9).
Karena itu, pihaknya mengajukan kebutuhan formasi.
Khusus formasi guru, ada 13 formasi yang dibuka.
Baca Juga : Siswa MAN 2 Kota Malang teliti buah misterius pembunuh hipertensi
Misalnya untuk jenjang MAN membutuhkan guru biologi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), hingga fisika.
Selain kebutuhan guru madrasah, Nurul menyebut ada beberapa formasi lain yang dibuka.
Yakni dua formasi untuk pranata komputer, enam formasi untuk penghulu di lima kecamatan, dan satu formasi untuk pengawas produk halal.
Nurul menyebut jika seluruh formasi yang diajukan penting.
Misalnya saja, formasi penghulu karena penghulu di lima kecamatan belum memiliki penerus.
Padahal, penghulu-penghulu yang lama sudah akan purnatugas.
”Demikian pula pengawas produk halal. Selama ini baru ada satu orang yang mengurus berbagai proses produk halal seperti pengurusan ke BPOM,” jelasnya.
Ditanya terkait dengan jumlah pendaftar, Nurul menyebut jumlahnya belum menerima secara rinci dari Kemenag RI. Sebab, pendaftarannya terpusat di sana.
Pembukaan pendaftaran
Namun untuk pembukaan pendaftarannya berlangsung tanggal 1 September sampai 14 September mendatang.
Sementara itu, salah satu sekolah yang membutuhkan guru adalah MIN 1 Kota Malang. Di sana, ada tiga formasi yang dibuka terdiri dari satu guru bahasa Jawa, satu guru kelas, dan satu guru seni budaya.
Dikutip dari situs resmi MIN 1 Kota Malang, saat ini sekolah di Jalan Bandung itu memiliki 105 guru.
Termasuk di antaranya 61 guru kelas.
Mulai guru kelas satu sampai enam.
Sementara guru bahasa Jawa dan guru seni budaya belum ada.
”Jadi ada guru yang mengajar, tapi bukan dari lulusan bahasa Jawa atau seni budaya,” ucap Humas MIN 1 Kota Malang Dwi Cahyono.
Baca Juga : Kolaborasi Mahasiswa UB Kampanyekan Berkendara Tanpa Asap Rokok