Breaking

Kabar Baik dari Sektor Perikanan, Kabupaten Malang Panen 7 Ribu Ton Ikan Air Tawar

KEPANJEN, Jawa Timur – Sektor perikanan air tawar di Kabupaten Malang menunjukkan tren positif yang signifikan. Hingga Juli 2025, Dinas Perikanan Kabupaten Malang mencatat produksi ikan air tawar mencapai 7.107,30 ton. Angka ini menunjukkan peningkatan drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 6.491,33 ton, sebuah kabar baik bagi ketahanan pangan lokal dan perekonomian daerah.

Dominasi Lele dan Nila dalam Peningkatan Produksi

Data yang dirilis oleh Dinas Perikanan Kabupaten Malang menunjukkan bahwa dari total produksi 7.107,30 ton, empat jenis ikan mendominasi.

Ikan lele menjadi komoditas unggulan dengan produksi mencapai 3.720 ton, disusul oleh ikan nila dengan 3.296,50 ton. Sementara itu, ikan gurame menyumbang 79,50 ton dan ikan mas sebanyak 11,30 ton.

Menurut Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring, seluruh produksi ini berasal dari hasil budidaya yang dilakukan oleh warga, baik melalui kolam-kolam konvensional maupun Keramba Jaring Apung (KJA).

“Semuanya hasil budidaya yang dilakukan oleh warga, baik melalui kolam-kolam maupun Keramba Jaring Apung (KJA),” ujar Victor.

Ia menjelaskan bahwa budidaya lele mayoritas dilakukan di kolam, sedangkan nila dikembangkan melalui kolam dan KJA yang ditempatkan di bendungan, seperti di Bendungan Sutami-Karangkates, Sumberpucung

. Mayoritas ikan ini dipasarkan secara lokal. “Sekitar 80 persen di sekitar Malang Raya. Sebagian kecil ada yang kirim sampai Surabaya dan bahkan sampai ke Bali,” ungkap Victor, menunjukkan jangkauan pasar yang sudah mulai meluas.

Baca Juga:Merajut Kolaborasi Ekonomi Rakyat, KAN Jabung Malang Turut Meriahkan Hari Koperasi Jawa Timur 2025

Upaya Penggenjotan Produksi melalui Program Unggulan

Meskipun sudah menunjukkan peningkatan, Dinas Perikanan Kabupaten Malang tidak lantas berpuas diri. Victor Sembiring menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya menggenjot produksi, terutama pada komoditas lele dan nila. Untuk mencapai target tersebut, ada dua program utama yang tengah dijalankan.

Pertama, program unggulan peningkatan produksi ikan air tawar yang mencakup pengembangan kampung budidaya lele dan nila di sentra-sentra pembudidaya.

Program ini bertujuan menciptakan ekosistem budidaya yang terpadu dan berkelanjutan. Misalnya, untuk ikan nila, ada lima desa yang ditetapkan sebagai kampung budidaya, seperti Desa Pandanajeng (Tumpang), Desa Sukoanyar (Wajak), Desa Sananrejo (Turen), Desa Bangelan (Wonosari), dan Desa Sumber Ngepoh (Lawang).

Sementara itu, kampung budidaya lele tersebar di Desa Maguan (Ngajum), Desa Plaosan (Wonosari), Desa Ngajum (Ngajum), Desa Balearjo (Pagelaran), dan tiga desa di Kecamatan Sumberpucung, yaitu Desa Ngebruk, Jatikerto, dan Jatigui. Victor menyebut bahwa jumlah desa yang terlibat masih akan terus bertambah.

Program kedua adalah pemberian hibah stimulan sarana dan prasarana budidaya. Sejauh ini, Dinas Perikanan telah menyalurkan 100 paket bantuan hibah yang berisi pakan ikan, kolam bioflok, dan benih ikan nila, lele, tombro, serta gurame.

Bantuan ini disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan. “Satu paket budidaya nila berisi benih antara 10 sampai 20 ekor. Untuk lele benih antara 8 sampai 15 ribu ekor,” jelas Victor. Bantuan ini diharapkan mampu memotivasi dan memberdayakan para pembudidaya lokal.

Langkah-langkah strategis ini menunjukkan komitmen serius Pemerintah Kabupaten Malang dalam memajukan sektor perikanan air tawar.

Dengan adanya dukungan program dan hibah, diharapkan produksi ikan akan terus meningkat, tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Inovasi dan Pemberdayaan Petani Lokal

Di balik angka-angka produksi yang mengesankan, ada kisah tentang kerja keras para pembudidaya lokal yang didukung oleh inovasi. Salah satu inovasi yang menonjol adalah penggunaan kolam bioflok.

Teknologi ini memungkinkan budidaya ikan dengan kepadatan tinggi di lahan yang terbatas, menjadikannya solusi efisien bagi petani skala kecil.

Kolam bioflok bekerja dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk mengolah sisa pakan dan kotoran ikan menjadi pakan alami, sehingga air kolam menjadi lebih bersih dan efisien.

Selain itu, skema pemberian hibah stimulan dari Dinas Perikanan sangat vital dalam membantu para petani yang memiliki keterbatasan modal.

Bantuan berupa pakan, benih, dan sarana budidaya membuka peluang bagi mereka untuk memulai atau mengembangkan usahanya.

Ini adalah contoh nyata bagaimana program pemerintah yang terstruktur dapat langsung menyentuh akar rumput dan mendorong pertumbuhan ekonomi dari bawah.

Langkah strategis dari Dinas Perikanan Kabupaten Malang tidak berhenti pada peningkatan produksi. Mereka juga berfokus pada peningkatan kualitas produk agar bisa bersaing di pasar yang lebih luas.

Program-program pelatihan tentang budidaya yang baik, manajemen pakan, dan penanganan pascapanen menjadi bagian penting dari upaya ini. Dengan demikian, ikan-ikan dari Kabupaten Malang tidak hanya melimpah, tetapi juga memiliki kualitas terbaik.

Keberhasilan ini juga tidak lepas dari dukungan penuh dari pemerintah daerah, mulai dari kebijakan yang pro-petani hingga alokasi anggaran yang memadai.

Proyek-proyek seperti pengembangan kampung budidaya menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci utama untuk mencapai tujuan bersama.

Ke depan, diharapkan komoditas ikan air tawar dari Kabupaten Malang tidak hanya menjadi andalan di tingkat regional, tetapi juga dapat menembus pasar ekspor, membawa nama baik daerah di kancah internasional.

Baca Juga:Perang Tarif Trump: Dunia di Ujung Tanduk!