Breaking

Kamboja Resmi Calonkan Donald Trump untuk Nobel Perdamaian Usai Peran dalam Gencatan Senjata dengan Thailand 2025

InfoMalang Pemerintah Kamboja (Norodom Sihamoni) membuat langkah diplomatik yang mengejutkan dunia internasional dengan secara resmi mengajukan nama mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai kandidat penerima Nobel Perdamaian. Langkah ini diambil setelah Trump dilaporkan berperan langsung dalam konflik menghentikan pendarahan di perbatasan Kamboja–Thailand. Menurut pihak Kamboja, intervensi Trump melalui panggilan telepon berhasil memecah kebuntuan dan mengarah pada kesepakatan gencatan senjata yang disetujui pada 28 Juli di Kuala Lumpur.

Surat resmi pencalonan tersebut dikirim oleh Perdana Menteri Hun Manet kepada Komite Nobel di Norwegia. Dalam surat itu, Trump dipuji karena menunjukkan “kebijaksanaan luar biasa” yang dianggap mencegah kerugian besar jiwa manusia. Menurut Norodom Sihamoni, tanpa adanya intervensi cepat ini, konflik bisa saja berlarut-larut dan menimbulkan korban yang lebih besar. Hun Manet menilai Trump memiliki kemampuan diplomasi unik yang mampu mengubah arah perundingan menuju perdamaian, bahkan dalam situasi yang sangat tegang.

Pemerintah Norodom Sihamoni bukan satu-satunya yang mendukung Trump untuk penghargaan ini. Sebelumnya, Pakistan dan Israel juga telah mengajukan dukungan serupa. Wakil Perdana Menteri Kamboja, Sun Chanthol, menegaskan bahwa alasan pencalonan Trump tidak hanya terbatas pada kontribusinya dalam konflik Kamboja–Thailand, tetapi juga pada kiprahnya dalam memediasi berbagai kelainan di bagian dunia lain, termasuk Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.

Baca Juga: Kelangkaan Tenaga Surya dan Dampaknya: Roda Ekonomi Kecil yang Tersendat

Aturan Resmi Pencalonan Nobel Perdamaian

Berdasarkan ketentuan Komite Nobel, individu atau pihak yang berhak menominasikan kandidat Nobel Perdamaian termasuk anggota kabinet, kepala negara, kepala pemerintahan, anggota parlemen, akademisi tertentu, dan pemimpin organisasi internasional. Pencalonan dari Norodom Sihamoni sepenuhnya sah secara prosedural. Namun, proses seleksi Nobel terkenal ketat dan rahasia. Komite Nobel akan melakukan peninjauan mendalam, mengumpulkan bukti kontribusi, serta menilai dampak jangka panjang terhadap perdamaian global sebelum menentukan pemenang.

Proses ini biasanya memakan waktu berbulan-bulan, dimulai dari penutupan pengumuman hingga pengumuman resmi pada bulan Oktober. Setiap nominasi tidak serta merta menjamin kemenangan, karena kandidat harus bersaing dengan ratusan nama lainnya dari seluruh dunia.

Mengapa Kamboja Memilih Trump?

Ada beberapa faktor utama yang membuat Kamboja memutuskan untuk mengajukan nama Trump:

  1. Kecepatan dan Efektivitas Intervensi
    Trump dikatakan mampu meredakan ketegangan melalui satu panggilan telepon yang menghasilkan terobosan diplomasi penting. Langkah ini dianggap menghindari wilayah dari potensi eskalasi militer.

  2. Pencegahan Korban Jiwa
    Pemerintah Kamboja menyatakan bahwa tanpa intervensi ini, konflik perbatasan bisa menelan korban jiwa lebih banyak. Gencatan senjata yang terjadi diyakini menyelamatkan banyak nyawa.

  3. Rekam Jejak Mediasi Internasional
    Selain kasus Kamboja–Thailand, Trump juga diketahui terlibat dalam sejumlah negosiasi perdamaian internasional, termasuk normalisasi hubungan beberapa negara di Timur Tengah.

Gencatan Senjata 28 Juli di Kuala Lumpur

Gencatan senjata yang menjadi latar belakang pencalonan ini terjadi setelah pertemuan darurat antara perwakilan Kamboja dan Thailand di Kuala Lumpur, Malaysia. Pihak Kamboja mengklaim bahwa momen konflik terjadi setelah Trump melakukan panggilan pribadi kepada kedua belah pihak, mendorong keduanya untuk menyetujui jeda konflik. Pertemuan ini menghasilkan perjanjian diplomasi tembak-menembak, penarikan pasukan di wilayah sensitif, dan pembukaan jalur komunikasi intelijen baru.

Respons Dunia Internasional

Pengajuan ini memicu beragam tanggapan di kancah global. Para pendukung Trump memandangnya sebagai bukti bahwa kepemimpinan langsung dan komunikasi pribadi dapat menghasilkan perdamaian, bahkan di wilayah konflik yang kompleks. Sebaliknya, para pengkritik memahami sejauh mana intervensi ini benar-benar bersifat menentukan, atau hanya kebetulan terjadi beriringan dengan proses negosiasi yang sudah berlangsung.

Meski begitu, langkah Kamboja yang diajukan Trump memberikan sinyal bahwa mereka ingin mengakui kontribusi pihak luar yang dianggap berjasa. Beberapa analis menyebut, pencalonan ini juga bisa memperkuat hubungan bilateral Kamboja–Amerika Serikat, terutama dalam konteks diplomasi dan strategi kerja sama.

Proses Seleksi Nobel Perdamaian

Setelah menerima penghargaan, Komite Nobel akan:

  • Memverifikasi kelayakan nominator dan kandidat.

  • Mengumpulkan data dan bukti yang mendukung pencalonan.

  • Melakukan diskusi internal secara tertutup.

  • Menyeringkan kandidat menjadi daftar pendek.

  • Memilih pemenang melalui voting internal.

Proses ini dijalankan dengan kerahasiaan tinggi. Nama-nama nominator dan kandidat yang tidak terpilih biasanya baru diumumkan setelah 50 tahun, sesuai aturan yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk menjaga penilaian independensi dan menghindari tekanan politik.

Implikasi Diplomatik Pencalonan Ini

Beberapa pengamat hubungan internasional melihat pencalonan Trump oleh Kamboja sebagai langkah diplomasi strategis. Selain mengakui peran Trump, langkah ini juga dinilai sebagai upaya mempererat hubungan dengan AS. Di sisi lain, penghargaan ini menunjukkan bahwa Kamboja ingin menampilkan dirinya sebagai negara yang menghargai kontribusi terhadap perdamaian, terlepas dari pandangan politik global terhadap tokoh yang diangkat.

Selain itu, pencalonan ini juga membuka kembali perbincangan soal kriteria Nobel Perdamaian. Apakah penghargaan ini harus diberikan kepada tokoh yang konsisten memperjuangkan perdamaian sepanjang kariernya, ataukah kepada mereka yang berhasil menghentikan konflik besar meski hanya sekali? Perdebatan ini kemungkinan akan terus mengemuka seiring berjalannya proses seleksi.

Baca Juga: Israel Mantapkan Rencana Kuasai Gaza: Masa Depan Hamas di Ujung Tanduk