infomalang – Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang kembali menjadi sorotan dengan upaya serius pemerintah dan akademisi dalam merevitalisasi Kampung Gatot. Kawasan ini sempat dikenal sebagai destinasi wisata desa yang potensial, namun lesu akibat pandemi Covid-19 dan terputusnya regenerasi pelaku usaha setempat. Kini, melalui kolaborasi strategis lintas sektor, Kampung Gatot bersiap untuk bangkit sebagai destinasi niche market yang menjanjikan.
Berlokasi di tengah kawasan pedesaan Malang Raya, Kampung Gatot sebelumnya telah mencuri perhatian sebagai pusat produksi pangan lokal berbasis umbi-umbian. Namun seiring berjalannya waktu, geliat pariwisata di kawasan ini meredup. Melihat hal tersebut, Pemerintah Kecamatan Sumberpucung berinisiatif menggandeng Universitas Negeri Malang (UM) serta Tenaga Pendamping Profesional (TPP) dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) untuk menyusun strategi kebangkitan baru.
Langkah awal direalisasikan melalui kegiatan “Pelatihan Pengembangan Wisata Kampung Gatot sebagai Niche Market Destination Berbasis Pangan Lokal dengan Penerapan SAT (Strategy, Action, Technology)”, yang digelar pada Senin, 28 Juli 2025 di pendapa Kecamatan Sumberpucung. Pelatihan ini tidak hanya menghadirkan akademisi, tetapi juga diikuti oleh perangkat desa, pelaku UMKM, pengurus BUMDes, mahasiswa, hingga praktisi lokal.
Camat Sumberpucung, Sri Pawening, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghidupkan kembali Kampung Gatot. Ia menyebutkan bahwa keberlanjutan kawasan wisata ini membutuhkan intervensi positif dari semua pihak, termasuk dari unsur akademisi dan penguatan internal desa.
“Kegiatan ini adalah momen penting untuk merumuskan ulang konsep pengembangan Kampung Gatot. Kami siap mengawal program ini agar mampu memberi dampak nyata bagi warga,” ujar Sri Pawening dalam sambutannya.
Dalam pelatihan tersebut, akademisi dari UM, Ardianto Hartanto, memaparkan konsep pengembangan Kampung Gatot sebagai niche market destination. Ia menjelaskan bahwa dengan strategi SAT, Kampung Gatot dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata minat khusus yang berdaya saing.
“Konsep SAT ini menekankan strategi pengembangan, aksi kolaboratif, dan penerapan teknologi. Produk lokal seperti gatot bukan hanya dijual sebagai makanan, tetapi juga sebagai pengalaman interaktif bagi pengunjung,” jelas Ardianto.
UM turut berkomitmen mendampingi digitalisasi pemasaran dan pengorganisasian SDM lokal. Ini menjadi kunci dalam membentuk daya tarik yang berkelanjutan dan tidak hanya bergantung pada potensi produk semata.
Dukungan serupa juga datang dari Nana, perwakilan TPP Kemendesa. Ia menguraikan pentingnya Kampung Gatot memiliki konsep destinasi yang menyasar ceruk pasar tertentu, seperti wisata kuliner, agrowisata, atau ekowisata.
Baca Juga: Jalan Rusak di Kota Malang, DPRD Dorong Tambahan Rp2,5 Miliar untuk Perbaikan
“Dengan menyasar wisatawan yang memiliki minat khusus, kita tidak hanya menjual produk, tapi juga pengalaman otentik. Inilah kekuatan niche market destination,” jelas Nana.
Ia bahkan memberikan perbandingan bahwa penjualan produk gatot biasa hanya bernilai sekitar Rp25 ribu, namun ketika dikemas sebagai wisata interaktif, nilai itu bisa meningkat hingga Rp100 ribu atau lebih. Hal ini tentu menjadi potensi besar bagi pengembangan ekonomi desa.
Antusiasme juga datang dari Pemerintah Desa Ngebruk, BPD, dan pengurus BUMDes yang menyambut baik pelatihan ini. Kegiatan ini dipandang sebagai titik balik penting dalam membangkitkan potensi lokal dan mendukung program ketahanan pangan nasional.
Dengan keterlibatan berbagai pihak dan pendekatan berbasis komunitas, Kampung Gatot diharapkan bisa menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya mengandalkan produk, tetapi juga menciptakan pengalaman berharga bagi pengunjung. Upaya ini akan terus dikawal oleh Kecamatan Sumberpucung dan para mitra demi menciptakan dampak jangka panjang bagi masyarakat Desa Ngebruk.
Revitalisasi Kampung Gatot bukan hanya soal menggairahkan kembali kawasan wisata, tetapi juga menghidupkan semangat kolektif masyarakat untuk bersama-sama membangun masa depan yang berkelanjutan dan inklusif.
Baca Juga: Polsek Kepanjen Intensifkan Patroli Malam di Wilayah Sengguruh












