Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BisnisPariwisata

Kampung Moderasi Beragama Jadi Teladan Kerukunan di Kota Malang

36
×

Kampung Moderasi Beragama Jadi Teladan Kerukunan di Kota Malang

Share this article
Kampung Moderasi Beragama Malang

Upaya menciptakan keharmonisan antarumat beragama terus digencarkan di Kota Malang. Kampung Moderasi Beragama di Kelurahan Tanjungrejo menjadi contoh nyata bagaimana toleransi dan kebersamaan dapat terjalin meski dalam keberagaman.

Peran Kampung Moderasi Beragama di Kota Malang

Kelurahan Tanjungrejo merupakan kawasan pertama di Kota Malang yang dijadikan Kampung Moderasi Beragama sejak 2022. Lima kelompok agama di wilayah ini, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, hidup berdampingan dengan rukun dan harmonis.

Juragan Kost

Pejabat Wali Kota menilai iklim kerukunan yang terbangun di Kampung Moderasi memberikan dampak positif pada kondusivitas wilayah. “Kerukunan antar umat beragama di sini harus terus diperkuat agar menjadi contoh bagi kelurahan lain,” ujarnya. Ia pun berharap inisiatif ini mampu meningkatkan kesadaran toleransi di masyarakat luas.

Baca juga:

Kenaikan UMK Kota Malang 2025: Harapan dan Tantangan Baru

Kunjungan ke Lima Tempat Ibadah

Dalam kunjungannya, Pj Wali Kota mendatangi lima tempat ibadah, di antaranya Masjid Al Fattah, GKIN Anugerah, Pura Goa Wijaya, Masjid Al Amien, dan Gereja Shanta Theresia. Dialog dengan tokoh agama dan masyarakat menjadi agenda utama untuk menggali aspirasi serta masukan terkait keberlangsungan kampung tersebut.

Berbagai persoalan yang diangkat dalam dialog mencakup jalan rusak hingga kebutuhan tenaga pengajar agama. “Persoalan yang disampaikan akan segera kami tindak lanjuti bersama perangkat daerah terkait,” ungkapnya. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung terciptanya suasana yang harmonis.

Harapan untuk Generasi Mendatang

Penguatan moderasi beragama terus diupayakan agar generasi muda dapat memahami nilai-nilai toleransi. Penyusunan buku tentang Kampung Moderasi Beragama diusulkan sebagai sarana literasi bersama untuk memperkuat pemahaman akan pentingnya kerukunan.

“Saya ingin anak-anak dapat belajar mengenai keberadaan Kampung Moderasi ini. Langkah ini penting untuk menjaga toleransi lintas generasi,” tambahnya. Kehadiran kampung ini diharapkan mampu menjadi katalisator perdamaian di Kota Malang.

Baca juga:

Prediksi UMK Malang 2025: Naik Hingga Rp3,5 Juta, Apa Kata Pemkot?