InfoMalang – Tragedi tenggelamnya kapal penumpang kembali mengguncang perairan Indonesia. Kapal Motor Penumpang (KMP)Tunu Pratama Jayatenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu malam (2/7/2025). Kapal ini mengangkut puluhan penumpang, belasan kru, serta puluhan kendaraan yang berada di seberangPelabuhan Ketapang, BanyuwangimenujuPelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
Kejadian ini langsung menyita perhatian masyarakat karena melibatkan banyak penumpang dan menjadi tragedi besar di jalur penyeberangan yang sangat vital bagi konektivitas Jawa–Bali.
Baca Juga: Suasana Jelang HUT RI ke-80, Pedagang Bendera Musiman Asal Garut Serbu Kota Batu
Kronologi Kejadian
Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setia Budi , mengizinkan acara naas tersebut. Menurut keterangannya, KMP Tunu Pratama Jaya bertolak dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB . Namun, sebelum sampai di Gilimanuk, kapal mengalami masalah dan tenggelam sekitar pukul 23.35 WIB .
“KMP Tunu Pratama Jaya bertolak dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk pada pukul 22.56 WIB. Tenggelamnya kapal terjadi sekitar pukul 23.35 WIB, sebelum mencapai tujuan,” ujar Wahyu pada Kamis (3/7/2025) dini hari.
Menurut manifes data , kapal tersebut mengangkut:
-
53 penumpang
-
12 kru
-
22 unit kendaraan berbagai jenis, mulai dari sepeda motor, mobil pribadi, hingga kendaraan logistik
Sejumlah penumpang sempat memberikan keterangan bahwa cuaca di sekitar perairan Selat Bali malam itu cukup buruk. Gelombang tinggi disertai angin kencang diduga membuat sulit dikendalikan.
Upaya Evakuasi
Peristiwa ini mendapat respon cepat dari Tim SAR gabungan . Basarnas Banyuwangi mengerahkan armada penyelamat setelah menerima laporan darurat dari pihak kapal.
Proses bantuan dilakukan di tengah kondisi perairan malam hari yang gelap dan berombak besar, sehingga membantu tim penyelamat. Basarnas bekerja sama dengan TNI AL, Polairud , dan sejumlah relawan kemanusiaan untuk mengevakuasi korban.
“Kami langsung mengerahkan kapal cepat, tim penyelamatan, dan perahu karet begitu menerima laporan. Kondisi di lokasi cukup menantang, tetapi kami berupaya maksimal untuk menyelamatkan seluruh penumpang,” kata salah satu perwakilan Basarnas.
Hingga Kamis pagi, proses evakuasi masih terus dilakukan. Belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa maupun luka-luka. Sejumlah penumpang dilaporkan berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke daratan. Sementara itu, keluarga korban masih menunggu kabar terbaru di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk dengan penuh kecemasan.
Dugaan Penyebab dan Penyelidikan
Penyebab tenggelamnya kapal masih dalam penyelidikan. Dugaan sementara mengarah pada cuaca buruk dan gelombang tinggi yang mempengaruhi stabilitas kapal. Namun, faktor lain seperti kondisi teknis kapal dan prosedur operasional juga akan dikirimkan.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menurunkan tim investigasi untuk melakukan penyelidikan menyeluruh. Pemeriksaan akan melibatkan data cuaca, rekaman komunikasi kapal, dan wawancara dengan kru yang selamat.
Kementerian Perhubungan juga memberikan pernyataan resmi terkait kejadian ini. Menteri Perhubungan menegaskan bahwa keselamatan penumpang menjadi prioritas utama.
“Pemerintah akan mengawali langsung proses mengungkap kapal, menyelidiki penyebab tenggelamnya, dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap armada penyeberangan,” ujarnya.
Dukungan Masyarakat dan Posko Informasi
Di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk, ratusan keluarga korban memenuhi area menunggu untuk mendapatkan informasi mengenai nasib orang-orang terdekat mereka. Warga sekitar bersama organisasi kemanusiaan membuka posko bantuan dan posko informasi untuk mempermudah koordinasi.
Sejumlah relawan juga mengirimkan logistik seperti makanan, selimut, serta bantuan darurat medis untuk penumpang yang berhasil diselamatkan. Dukungan moral dan doa mengalir dari berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat dan organisasi kemanusiaan di Banyuwangi serta Jembrana.
Pelajaran dari Tragedi
Peristiwa tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya kembali menjadi pengingat penting bagi operator penyeberangan dan pihak berwenang. Standar keselamatan harus terus diperketat, termasuk pemeriksaan rutin kapal, pelatihan siaga untuk menghadapi situasi darurat, serta kesiapan menghadapi cuaca ekstrem.
Para pakar transportasi laut pentingnya modernisasi armada kapal dan penggunaan teknologi pemantauan cuaca yang lebih akurat untuk meminimalkan risiko kecelakaan.
“Setiap tragedi harus menjadi pelajaran berharga. Penumpang berhak mendapatkan jaminan keselamatan tertinggi, dan operator harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan di laut,” ujar seorang pengamat transportasi.
Harapan Selanjutnya
Hingga Kamis siang, proses pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan. Tim SAR berupaya menjangkau titik-titik lokasi yang diduga menjadi tempat penumpang terapung. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi demi menghindari ketakutan.
Tragedi ini menambah daftar panjang kecelakaan laut di Indonesia. Semoga semua penumpang dan kru dapat segera mengetahui keadaan selamat, dan pihak terkait dapat menemukan penyebab pasti untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.















