infomalang – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kembali menunjukkan fokusnya pada pendekatan keamanan berbasis komunitas dan kolaborasi masyarakat.
Dalam sebuah langkah strategis untuk memperkuat keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), Kapolri secara langsung memimpin apel kebangsaan yang melibatkan lebih dari seribu pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai perusahaan transportasi daring se-Jawa Timur.
Acara akbar ini diselenggarakan di Stadion Gajayana, Kota Malang, pada Jumat (31/10/2025), dan menjadi penegasan resmi bahwa komunitas ojol kini dianggap sebagai salah satu mitra strategis utama Polri dalam menjaga stabilitas wilayah.
Kemitraan ini muncul dari kesadaran bahwa aparat keamanan tidak bisa bekerja sendiri di tengah dinamika sosial perkotaan yang cepat.
Kehadiran ribuan pengemudi ojol yang setiap hari berkeliling di berbagai sudut kota dan berinteraksi langsung dengan publik menjadikan mereka sebagai sensor alami yang paling dekat dengan situasi riil di lapangan.
Dalam sambutannya yang penuh apresiasi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan penghargaan yang tinggi terhadap kerja keras dan kontribusi para pengemudi ojol.
Ia menekankan bahwa peran ojol tidak lagi sebatas penyedia layanan transportasi atau pengiriman, tetapi telah berevolusi menjadi bagian integral dalam rantai informasi dan pencegahan potensi gangguan keamanan di berbagai daerah.
“Kami di Polri tentunya ingin memperkuat kemitraan dengan teman-teman ojol. Kalian semua adalah mata dan telinga kami di lapangan. Harapannya, bila ada permasalahan, sekecil apapun itu, baik itu kejahatan jalanan, kecelakaan, atau peristiwa mencurigakan, informasi tersebut bisa segera diinformasikan kepada aparat untuk ditangani cepat,” ujar Kapolri, menekankan urgensi kecepatan respons dalam menjaga Kamtibmas.
Ojol: Ujung Tombak Informasi Lapangan dan Respon Cepat
Konsep kemitraan strategis yang didorong oleh Kapolri ini menempatkan pengemudi ojol sebagai “ujung tombak informasi lapangan”. Mobilitas ojol yang tinggi, meliputi hampir seluruh ruas jalan utama, gang sempit, hingga daerah pinggiran, memberikan mereka akses unik ke informasi yang mungkin luput dari pengawasan patroli rutin kepolisian.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo menjelaskan bahwa kemitraan ini bertujuan untuk menciptakan sistem keamanan yang lebih responsif dan real-time. Di tengah ancaman kejahatan jalanan (street crime) seperti begal, jambret, hingga isu-isu ketertiban sosial lainnya, informasi yang cepat dan akurat sangatlah vital.
“Setiap hari, pengemudi ojol berkeliling, berinteraksi dengan banyak orang, dan sering kali menjadi pihak pertama yang mengetahui jika terjadi insiden. Dengan komunikasi yang baik dan jalur pelaporan yang efektif antara Polri dan ojol, kita bisa memotong waktu respons secara signifikan. Laporan dari masyarakat bisa langsung diteruskan oleh ojol kepada pihak berwenang untuk segera ditindaklanjuti,” jelas Kapolri.
Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya Polri dalam mengedepankan Polri Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan), di mana peran prediktif (identifikasi potensi gangguan) dan responsibilitas (kecepatan penanganan) diperkuat melalui kolaborasi berbasis teknologi dan komunitas.
Baca Juga: Anak Putus Sekolah Malang Dilatih Tata Rambut
Kontribusi Ojol terhadap Ekonomi Kerakyatan dan Stabilitas Sosial
Selain peran krusialnya dalam Kamtibmas, Kapolri juga secara khusus menyoroti dan mengapresiasi kontribusi masif pengemudi ojol terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Industri transportasi daring diakui telah menjadi salah satu penopang utama ekonomi kerakyatan di Indonesia, membuka jutaan lapangan kerja dan memberikan kemudahan akses logistik serta transportasi bagi masyarakat.
“Teman-teman ojol bukan hanya membantu pergerakan masyarakat dari satu titik ke titik lain, tetapi mereka adalah bagian penting dari roda pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Kapolri menambahkan, di tengah dinamika sosial dan ekonomi yang terjadi, kehadiran ojol membantu menciptakan keseimbangan antara kemudahan akses transportasi digital dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Kolaborasi antara Polri dan ojol, oleh karenanya, tidak hanya menciptakan keamanan fisik tetapi juga memperkuat stabilitas sosial ekonomi. Diharapkan, sinergi ini juga mampu memperkuat kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum yang terlihat bekerja bahu membahu dengan masyarakat.
Malang Sebagai Pusat Sinergi Jawa Timur dan Rencana Pengembangan
Kota Malang dipilih menjadi lokasi apel kebangsaan ini bukan tanpa alasan. Malang dinilai sebagai wilayah yang aktif dalam mengembangkan sinergi masyarakat dengan aparat keamanan, serta menjadi pusat aktivitas masyarakat dan pendidikan yang tinggi, didukung oleh ribuan pengemudi ojol yang setiap hari melayani publik di kawasan Malang Raya.
Dalam apel tersebut, Kapolri kembali menekankan bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama seluruh warga negara. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk komunitas ojol, untuk turut menjaga suasana damai menjelang tahun politik yang krusial.
Sebagai langkah tindak lanjut yang konkret, Polri berencana mengembangkan mekanisme komunikasi dua arah dengan para pengemudi ojol.
Salah satu rencana ambisius adalah pengembangan aplikasi pelaporan cepat (quick response app) yang memudahkan pengemudi untuk menyampaikan informasi terkait kejadian di lapangan secara real-time dan terintegrasi langsung dengan sentra pelayanan kepolisian terdekat (SPKT).
Langkah ini merupakan bagian integral dari transformasi digital Polri untuk memperkuat pelayanan publik. Dengan dukungan teknologi dan mitra komunitas yang masif, diharapkan kecepatan penanganan laporan akan meningkat drastis, sehingga potensi gangguan keamanan dapat diredam sejak dini.
Kemitraan strategis antara Polri dan ojol di Jawa Timur ini diharapkan dapat menjadi model percontohan nasional sinergi antara aparat dan masyarakat dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan daerah.















