Breaking

Kata Infojatengpos.com Soal Peluang Media Lokal Bersaing di Era AI Generatif

Dalam beberapa tahun terakhir, AI Generatif telah mengubah lanskap digital secara radikal. Teknologi ini mampu menciptakan teks, gambar, audio, dan video dengan sedikit atau bahkan tanpa campur tangan manusia. Dari chatbot yang bisa menulis artikel hingga deepfake yang mampu merekayasa wajah dan suara, perkembangan ini menandai era baru dalam produksi konten.

Sementara AI Generatif membawa inovasi, industri media—terutama media lokal—menghadapi tantangan besar. Dominasi platform besar seperti Google dan Facebook membuat jangkauan media lokal semakin terhimpit. Di tengah persaingan ini, bagaimana peluang media lokal untuk tetap bertahan dan berkembang?

Peluang Media Lokal

Meskipun teknologi AI semakin canggih, media lokal tetap memiliki keunggulan yang tak tergantikan. Kami berbincang dengan Muhammad Syahid, seorang penulis dan SEO Specialist di Info Jateng Pos, untuk menggali pandangannya mengenai peran AI dalam industri media lokal.

1. Personalisasi dan Keterlibatan Audiens

Menurut Syahid, AI Generatif bisa menjadi alat yang memperkuat keterlibatan audiens jika digunakan dengan strategi yang tepat. “Media lokal punya akses ke komunitasnya, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh platform besar dengan pendekatan generik,” katanya. Dengan memanfaatkan AI untuk menganalisis pola konsumsi berita, media lokal dapat menyajikan konten yang lebih relevan bagi pembaca.

Selain itu, AI memungkinkan otomatisasi dalam rekomendasi konten, membantu audiens menemukan berita yang benar-benar sesuai dengan minat mereka. “Personalisasi ini bisa meningkatkan loyalitas pembaca dan mendorong mereka untuk lebih sering kembali,” tambahnya.

2. Efisiensi Produksi Konten

Salah satu tantangan utama media lokal adalah keterbatasan sumber daya. Dengan AI, jurnalis tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk tugas-tugas repetitif seperti transkripsi wawancara atau penulisan berita ringan. “AI bisa menangani tugas-tugas dasar, sementara jurnalis bisa lebih fokus pada investigasi dan reportase mendalam,” kata Syahid.

Ia menambahkan, AI juga bisa digunakan untuk merangkum berita atau bahkan membuat draft awal artikel. “Tapi tetap harus ada kontrol manusia. AI itu alat bantu, bukan pengganti jurnalis,” tegasnya.

3. Monetisasi dan Model Bisnis Baru

Media lokal sering kali kesulitan dalam monetisasi konten, terutama di era di mana iklan digital didominasi oleh raksasa teknologi. Namun, AI juga membuka peluang baru dalam model bisnis.

“AI bisa membantu dalam analisis data pembaca untuk menciptakan strategi iklan yang lebih efektif,” ujar Syahid. Dengan memahami preferensi audiens secara lebih mendalam, media lokal dapat menawarkan paket iklan yang lebih menarik bagi pengiklan.

Selain itu, AI dapat mendukung implementasi model berlangganan, di mana pembaca membayar untuk konten premium yang dikurasi berdasarkan minat mereka. “Ini bisa jadi solusi agar media lokal tidak bergantung sepenuhnya pada iklan,” tambahnya.

Bahaya AI terhadap Industri Media

Meski menawarkan berbagai peluang, AI Generatif juga membawa ancaman serius bagi industri media, di antaranya:

  • Disinformasi dan Deepfake: Kemampuan AI untuk menciptakan konten yang meyakinkan bisa disalahgunakan untuk menyebarkan berita palsu.
  • Penurunan Lapangan Kerja: Otomatisasi bisa menggantikan peran manusia dalam banyak aspek produksi konten, mengurangi kebutuhan tenaga kerja di industri media.
  • Ketergantungan pada Teknologi Besar: Jika media lokal terlalu mengandalkan AI dari platform besar, mereka bisa kehilangan kendali atas distribusi kontennya sendiri.

AI Generatif adalah pedang bermata dua bagi industri media. Jika dimanfaatkan dengan bijak, teknologi ini bisa meningkatkan efisiensi dan keterlibatan audiens. Namun, tanpa strategi yang tepat, media lokal bisa terjebak dalam ketergantungan terhadap platform teknologi besar.

Di era AI, keberlanjutan media lokal tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada bagaimana mereka tetap relevan di tengah perubahan zaman.