Kawasan Kayutangan di Kota Malang, yang dikenal sebagai destinasi wisata bersejarah, sedang direncanakan untuk transformasi besar. Pemkot Malang bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Wilayah Malang telah mengusulkan desain konsep baru untuk kawasan ini, termasuk pembongkaran Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang dinilai menghalangi visual landmark bersejarah.
Ketua IAI Wilayah Malang, Armudya Indra Permana, menjelaskan bahwa konsep baru ini bertujuan menciptakan “wajah baru” Kayutangan. Elemen-elemen yang tidak memiliki nilai sejarah, seperti lori dan bilik telepon, diusulkan untuk dihilangkan. Selain itu, trotoar akan diperlebar, ditambah dengan lampu hias, bangku, bollard, dan fasilitas aksesibilitas yang lebih baik untuk semua pengguna, termasuk penyandang disabilitas.
Baca Juga : KA Ijen Ekspres Malang-Banyuwangi: Alternatif Perjalanan Nyaman Mulai 1 Februari 2025
Indra juga mengungkapkan rencana optimasi zona satu Kayutangan, dari Avia hingga Rajabally. Penambahan kantong parkir, toko merchandise, ruang seniman, dan informasi wisata diusulkan untuk meningkatkan daya tarik kawasan ini sebagai ruang publik sekaligus destinasi wisata unggulan.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menekankan bahwa desain ini merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, Pokdarwis, dan pemerhati sejarah. “Kami ingin desain ini ideal dan sesuai aspirasi masyarakat,” ujar Iwan. Ia berharap desain ini menjadi panduan bagi pemimpin Malang mendatang.
Sementara itu, penataan diharapkan tidak hanya berfokus pada zona selatan, tetapi mencakup semua zona di Kayutangan. “Jika disepakati, konsep ini akan diterapkan secara bertahap dengan melibatkan semua pihak,” tegasnya.
Diskusi masih berlanjut untuk menyempurnakan desain. IAI berharap, elemen-elemen di Kayutangan dapat mengakar pada sejarah, menjadi identitas kawasan, dan mendukung pengembangan wisata berbasis sejarah di Kota Malang.
Baca Juga : Daftar Menu Depot Tanjung Api Beserta Harganya
Baca Juga : Menu Dimsum Umayumcha : Dimsum yang viral di Malang