InfoMalang – Insiden kebakaran terjadi di gudang penyimpanan barang dan kayu milik Sekolah Dasar (SD) An Nahdlah, Desa Gondang Kulon, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk. Peristiwa ini terjadi pada Senin (4/8/2025) sekitar pukul 16.00 WIB dan mengakibatkan kerusakan pada bangunan penyimpanan di lingkungan sekolah tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun, kebakaran dipicu oleh aktivitas pembakaran sampah yang dilakukan di sekitar area belakang sekolah. Lokasi pembakaran berada tak jauh dari gudang penyimpanan yang berisi tumpukan kayu kering dan barang-barang tidak terpakai lainnya yang mudah terbakar.
Baca Juga:Bukankah 5 Agustus 2025 Akan Jadi Hari Tersempit Waktunya? Ini Penjelasannya
Kronologi Kejadian
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Nganjuk, Imam Ashari, menjelaskan bahwa peristiwa bermula ketika seorang penjaga sekolah melakukan pembakaran sampah di area belakang sekolah. Setelah api dinyalakan, penjaga tersebut meninggalkan lokasi tanpa memastikan pembakaran benar-benar aman.
“Di sekitar gudang terdapat tumpukan kayu kering dan barang-barang yang mudah terbakar. Ditambah dengan kondisi angin yang cukup kencang, api dari pembakaran sampah itu menjalar dengan cepat hingga membakar tumpukan kayu di dalam gudang,” jelas Imam.
Api kemudian membesar dan menimbulkan kepulan asap tebal. Seorang guru yang melintas menuju gudang melihat asap tersebut dan segera memanggil rekan-rekannya untuk membantu penyaluran api menggunakan peralatan seadanya.
“Mereka mencoba menggarap api dengan alat yang ada di sekitar lokasi. Namun, kobaran api cukup besar dan sulit dikendalikan. Akhirnya pihak sekolah menghubungi kami untuk meminta bantuan,” tambah Imam.
Respon Cepat Tim Pemadam Kebakaran
Mendapat laporan tersebut, petugas Damkar segera mengerahkan satu unit armada pemadam kebakaran beserta sejumlah personel ke lokasi. Upaya pemadaman dilakukan secara intensif mengingat api sudah membesar dan menjalar di bagian gudang yang penuh material mudah terbakar.
“Proses pemadaman berlangsung sekitar satu jam. Petugas kami bekerja keras agar api tidak merambat ke bangunan sekolah lainnya. Untungnya, api berhasil dipadamkan tanpa menimbulkan korban jiwa maupun luka,” ungkap Imam.
Menurutnya, keterlambatan dalam upaya pemadaman awal di lokasi membuat api cepat membesar. Hal ini menjadi pelajaran penting agar setiap aktivitas pembakaran di sekitar bangunan sekolah dilakukan dengan pengawasan ketat.
Kerugian dan Dampak Kebakaran
Meski tidak ada korban jiwa, kebakaran ini menyebabkan kerugian material yang cukup signifikan. Gudang yang terbakar berisi tumpukan kayu, peralatan lama, dan berbagai barang yang disimpan sebagai inventaris sekolah. Nilai kerugian masih dalam proses pendataan oleh pihak sekolah dan pemerintah setempat.
Selain kerugian materi, kejadian ini juga berdampak pada aktivitas sekolah. Pihak sekolah harus melakukan pembersihan area yang terdampak sebelum kegiatan belajar mengajar bisa kembali berjalan normal.
“Tim kami sudah memberikan saran kepada pihak sekolah untuk segera membersihkan lokasi dan memastikan tidak ada sisa material yang berpotensi menimbulkan kebakaran ulang,” kata Imam.
Pentingnya Kesadaran akan Bahaya Pembakaran Sampah
Peristiwa ini menjadi pengingat akan besarnya risiko dari pembakaran sampah yang dilakukan tanpa pengawasan. Imam mengimbau seluruh masyarakat, termasuk pihak sekolah, agar lebih berhati-hati ketika melakukan aktivitas yang melibatkan api di area terbuka.
“Pembakaran sampah sebaiknya dilakukan dengan prosedur yang aman. Jangan sampai ditinggalkan sebelum api benar-benar padam. Terlebih lagi jika di sekitar lokasi terdapat bahan yang mudah terbakar seperti kayu kering,” tegasnya.
Ia juga menekankan perlunya fasilitas pemadaman sederhana di lingkungan sekolah sebagai antisipasi awal. Dengan adanya alat pemadam ringan seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan), kebakaran dapat diatasi sejak dini sebelum membesar.
Upaya Pencegahan ke Depan
Pemerintah Kabupaten Nganjuk berencana meningkatkan sosialisasi terkait mitigasi kebakaran di fasilitas umum, termasuk sekolah. Program ini akan mencakup pelatihan penggunaan APAR bagi staf sekolah, penyediaan jalur evakuasi, serta pengawasan terhadap aktivitas berisiko tinggi di lingkungan pendidikan.
“Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memastikan seluruh sekolah memiliki pemahaman yang baik terkait pencegahan kebakaran. Kejadian di SD An Nahdlah menjadi peringatan bahwa risiko kebakaran bisa terjadi di mana saja,” ujar Imam.
Selain itu, pihak Damkar juga mendorong sekolah-sekolah untuk membentuk tim tanggap darurat internal. Dengan adanya waktu tersebut, penanganan awal terhadap potensi kebakaran bisa lebih cepat dilakukan sebelum bantuan pemadam kebakaran tiba di lokasi.
Kebakaran di SD An Nahdlah ini menjadi pelajaran tentang pentingnya kesadaran terhadap bahaya api. Masyarakat diimbau agar lebih peduli terhadap aspek keamanan saat melakukan aktivitas yang berisiko, terutama di sekitar fasilitas umum seperti sekolah yang menjadi tempat berkumpulnya banyak orang.















