Kebiasaan menunda makan sering dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, jika dilakukan terus-menerus, perilaku ini dapat membawa dampak serius bagi kesehatan tubuh, terutama pada lambung dan sistem metabolisme.
Banyak orang menunda makan karena kesibukan, pola hidup yang tidak teratur, atau bahkan sengaja untuk menurunkan berat badan. Namun, pola makan yang tidak konsisten dapat memicu gangguan pencernaan hingga memengaruhi kinerja organ tubuh secara keseluruhan.
Dampak Menunda Makan pada Lambung
Lambung memiliki peran penting dalam mencerna makanan dengan bantuan asam lambung dan enzim pencernaan. Saat perut kosong terlalu lama, asam lambung tetap diproduksi meskipun tidak ada makanan yang masuk. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai masalah, di antaranya:
-
Iritasi dinding lambung
Asam lambung yang berlebihan dapat mengiritasi lapisan pelindung lambung. Jika terus berulang, hal ini meningkatkan risiko gastritis atau radang lambung. -
Munculnya gejala maag
Rasa perih di ulu hati, kembung, mual, hingga muntah merupakan tanda umum maag yang sering dialami akibat menunda makan terlalu sering. -
Luka pada lambung
Dalam kasus yang lebih parah, asam lambung bisa menyebabkan luka atau tukak lambung. Kondisi ini sangat mengganggu karena dapat menimbulkan nyeri hebat dan berisiko komplikasi serius. -
Refluks asam
Menunda makan juga dapat meningkatkan kemungkinan naiknya asam lambung ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar atau heartburn.
Dampak pada Sistem Metabolisme
Selain mengganggu lambung, kebiasaan menunda makan memengaruhi sistem metabolisme tubuh. Metabolisme berfungsi mengolah makanan menjadi energi. Jika pola makan tidak teratur, beberapa dampak yang dapat terjadi adalah:
-
Menurunkan kadar gula darah
Tidak adanya asupan makanan dalam waktu lama dapat membuat kadar gula darah turun drastis. Kondisi ini memicu gejala lemas, pusing, hingga sulit berkonsentrasi. -
Tubuh masuk mode hemat energi
Saat kekurangan energi, tubuh akan memperlambat proses metabolisme untuk menghemat cadangan energi. Akibatnya, pembakaran kalori menjadi tidak optimal. -
Meningkatkan risiko penumpukan lemak
Ironisnya, menunda makan justru bisa membuat berat badan naik. Ketika akhirnya makan dalam porsi besar, tubuh lebih cenderung menyimpan kelebihan energi sebagai lemak. -
Mengganggu hormon
Pola makan tidak teratur memengaruhi keseimbangan hormon, terutama insulin dan kortisol. Gangguan ini dapat meningkatkan risiko diabetes dan stres berlebihan.
Baca Juga: Bahaya Minuman Bersoda bagi Kesehatan Tulang dan Ginjal
Mengapa Orang Sering Menunda Makan?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang sering melewatkan waktu makan, antara lain:
-
Kesibukan kerja atau sekolah yang membuat orang lupa makan.
-
Kebiasaan diet ekstrem yang menganggap menahan lapar bisa mempercepat penurunan berat badan.
-
Stres dan pola tidur tidak teratur yang mengganggu nafsu makan.
-
Kebiasaan mengonsumsi kopi atau camilan sehingga merasa kenyang semu.
Meskipun alasannya beragam, efek jangka panjang dari menunda makan jelas berbahaya bagi tubuh.
Cara Menghindari Kebiasaan Menunda Makan
Untuk menjaga kesehatan lambung dan metabolisme, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
-
Tetapkan jadwal makan teratur
Biasakan makan tiga kali sehari dengan waktu yang konsisten. Jika sulit, setel pengingat di ponsel agar tidak lupa makan. -
Konsumsi makanan ringan sehat
Jika belum sempat makan besar, pilih camilan sehat seperti buah, kacang, atau yogurt agar lambung tidak kosong terlalu lama. -
Hindari porsi berlebihan setelah menunda makan
Saat merasa lapar karena telat makan, usahakan tidak langsung makan dalam jumlah besar. Mulailah dengan porsi kecil agar lambung tidak kaget. -
Penuhi kebutuhan cairan tubuh
Minum air putih cukup dapat membantu menyeimbangkan fungsi metabolisme dan mencegah rasa lapar palsu. -
Kelola stres dengan baik
Stres sering membuat pola makan berantakan. Latihan pernapasan, olahraga ringan, atau tidur cukup bisa membantu menjaga kestabilan nafsu makan.
Risiko Jangka Panjang
Jika kebiasaan menunda makan tidak segera diatasi, risiko jangka panjang yang mungkin terjadi meliputi gangguan pencernaan kronis, sindrom metabolik, resistensi insulin, hingga peningkatan risiko obesitas. Selain itu, produktivitas sehari-hari juga akan menurun karena tubuh kekurangan energi untuk beraktivitas.
Bahaya sering menunda makan tidak boleh dianggap remeh. Lambung bisa mengalami iritasi, maag, hingga tukak lambung akibat asam lambung berlebih.
Sementara itu, metabolisme tubuh menjadi terganggu sehingga memicu penurunan gula darah, gangguan hormon, hingga risiko penumpukan lemak. Untuk mencegah dampak negatif, sangat penting menjaga pola makan teratur, memilih camilan sehat, serta mengatur gaya hidup lebih seimbang.
Dengan begitu, tubuh tetap sehat, bertenaga, dan terhindar dari masalah kesehatan serius akibat menunda makan.
Baca Juga: Manfaat Olahraga Jalan Kaki 30 Menit Setiap Hari untuk Kesehatan















