Breaking

Kekeringan di Kabupaten Malang Masih Berlanjut, Ribuan Jiwa Terdampak

Meski Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim hujan di Jawa Timur akan tiba pada November 2024, sejumlah wilayah di Kabupaten Malang masih dilanda kekurangan air bersih. Kekeringan yang telah berlangsung sejak awal September 2024 ini terus berlanjut, terutama di wilayah selatan kabupaten tersebut.

Bantuan Air Bersih Terus Mengalir

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menyampaikan bahwa bantuan air bersih terus disalurkan untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdampak. “Hari Rabu (6/11/2024) kemarin, sebanyak 143 ribu liter air telah kami distribusikan. Sementara itu, total keseluruhan sejak awal September hingga 6 November 2024 mencapai 4.032.150 liter air bersih,” jelas Sadono, Kamis (7/11/2024). Bantuan ini telah disebar ke beberapa desa yang paling terdampak kekeringan, guna membantu ribuan warga yang sangat membutuhkan air bersih.

Baca juga:

Kos Palsu di Malang, Puluhan Mahasiswa Tertipu DP hingga Ratusan Ribu Rupiah

Daerah Terdampak Kekeringan di Kabupaten Malang

Menurut data BPBD, setidaknya ada 18 desa di 7 kecamatan di bagian selatan Kabupaten Malang yang masih terdampak kekeringan parah. Kecamatan yang paling banyak terdampak adalah Sumbermanjing Wetan dengan delapan desa, sementara Kecamatan Donomulyo, Kalipare, dan Bantur masing-masing memiliki empat desa yang mengalami krisis air bersih.

“Di Kecamatan Sumawe paling banyak, ada delapan desa. Sedangkan di Kecamatan Donomulyo, Kalipare, dan Bantur, masing-masing ada empat desa yang terdampak,” ungkap Sadono. Selain itu, Kecamatan Gedangan memiliki tiga desa yang terdampak, Kecamatan Pagak terdapat dua desa, serta Kecamatan Gondanglegi dan Bantur masing-masing satu desa.

Bantuan Tambahan Berupa Tandon Portable

BPBD juga menyediakan tandon portable sebagai tempat penyimpanan air di titik-titik wilayah yang mengalami kekeringan. Sadono menjelaskan bahwa tandon portable yang terbuat dari terpal ini berfungsi untuk menampung air bersih agar warga dapat menggunakannya secara berkala. “Tandon portable itu berupa terpal. Kami akan terus melakukan pendistribusian air bersih sampai status darurat kekeringan berakhir,” tuturnya. Berdasarkan catatan BPBD, kekeringan tahun ini berdampak pada 5.283 kepala keluarga atau sekitar 16.051 jiwa yang tersebar di 18 desa.

Baca juga:

Polres Malang Bekuk Penjual Chip Judi Online dengan Omzet Jutaan Rupiah