Breaking

Kelok 9 Jalur Lintas Selatan Malang Longsor Lagi, Warga Diminta Waspada

Jalur Kelok 9 di Jalur Lintas Selatan (JLS) Malang kembali mengalami longsor. Insiden terbaru terjadi pada 1 Januari 2025 di Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, menambah daftar kerusakan yang sudah mencapai 11 titik sejak Desember 2024. Longsor ini disebabkan oleh perubahan struktur tanah akibat curah hujan tinggi dan aliran air dari tebing sekitar.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.6 Provinsi Jawa Timur, Leo Aditya Mahardika, mengungkapkan bahwa jalur sepanjang dua kilometer ini berada dalam kondisi rawan. “Mulai dari longsoran jalan pertama yang berjarak 200 meter dari Kelok 9 hingga akses menuju perbatasan Malang-Blitar, kondisinya perlu diwaspadai,” ujar Leo pada Selasa (2/1).

Kerusakan pertama terjadi pada 11 Desember 2024, saat hujan deras mengakibatkan likuifaksi dan longsor di sembilan titik. Kerusakan terbesar disebabkan oleh tanah gerak, yang melemahkan struktur jalan. Kondisi memburuk pada awal Januari, dengan dua titik baru mengalami longsor dan jalan yang sebelumnya diperbaiki secara fungsional kembali rusak.

Baca Juga :

Telur Ayam Sumbang Inflasi Tertinggi di Kota Malang Selama Libur Akhir Tahun

Perbaikan dan Langkah Antisipasi
Pantauan di lokasi menunjukkan kondisi tanah di Kelok 9 semakin gembur. Dua pipa drainase telah dipasang untuk mengalirkan air dari tebing atas ke tebing bawah, namun keretakan parah di tebing setinggi 10–15 meter menambah risiko longsor. Beberapa titik rawan telah diberi tanda garis kuning-hitam untuk memperingatkan pengguna jalan.

Leo menegaskan bahwa akses jalan menuju Pantai Modangan telah ditutup total untuk mencegah kecelakaan. Namun, sejumlah pengendara, terutama motor, tetap nekat melintas. “Perbaikan fungsional membutuhkan waktu satu minggu, sementara perbaikan permanen baru bisa dilakukan setelah investigasi selama satu bulan selesai,” jelasnya.

Saat ini, fokus utama adalah penanganan sumber air yang bermunculan di tebing untuk mengurangi tekanan pada tanah. Sebelumnya, upaya darurat dilakukan dengan pemasangan terpal dan sandbag untuk menstabilkan tanah.

Baca Juga :

Pemkot Malang Geser Alat Deteksi Banjir ke Lesanpuro Pasca Banjir Amprong