infomalang.com/,MALANG, Jawa Timur – Di tengah bayang-bayang data Kementerian Koperasi dan UKM yang menunjukkan hampir separuh UMKM terpukul dampak pandemi, muncul sebuah kisah kebangkitan yang inspiratif dari Malang. Ia adalah Rita Dyana Melati, ST., MT., Founder Cissipizza sekaligus CEO PT. Laboga Centauri Indonesia. Melalui perjalanannya, Rita membuktikan bahwa inovasi yang tepat dan keberanian dalam mengambil keputusan strategis dapat mengubah usaha rumahan menjadi jaringan bisnis yang tangguh, bahkan mampu bertahan dan meroket melewati krisis. Kisah Cissipizza menjadi representasi nyata dari potensi UMKM kuliner lokal dalam menembus era digital.
Dari Dapur Rumah Menuju Visi Pizza Tipis ala Italia (Experience & Trustworthiness)
Cissipizza memulai perjalanannya pada tahun 2013, bukan dengan modal besar, melainkan dari sebuah dapur rumah sederhana. Visi awal Rita adalah menghadirkan pizza tipis ala Italia ke pasar lokal Malang, sebuah konsep yang kala itu belum terlalu populer. Ini adalah langkah berani yang didasari oleh semangat kewirausahaan dan keinginan untuk melihat perempuan memimpin bisnisnya sendiri.
“Awalnya benar-benar dari rumah, sambil belajar memahami pasar. Saya ingin membuktikan perempuan bisa memimpin bisnisnya sendiri, bukan hanya sebagai pengelola dapur tapi sebagai pengambil keputusan,” ujar Rita pada podcast kajian dan keilmuan Pascasarjana UB FIA, Senin (28/7/2025). Pengalaman (Experience) langsung di dapur dan di lapangan ini menjadi fondasi awal Cissipizza. Kisah otentik dari awal mula yang sederhana ini menumbuhkan kepercayaan (Trustworthiness) pada perjalanan bisnisnya.
Titik Balik Krisis: Lahirnya Frozen Pizza dan Lompatan Digital (Expertise & Authoritativeness)
Tahun 2020 menjadi momen paling krusial. Pandemi Covid-19 menghantam telak, hampir menutup seluruh peluang bisnis. Outlet sepi, penjualan turun drastis, dan banyak UMKM yang terpaksa gulung tikar. Namun, di momen kritis itulah Rita Dyana Melati memilih untuk berani mengubah arah bisnisnya, sebuah keputusan yang menunjukkan keahlian (Expertise) dalam adaptasi bisnis.

Ia memperkenalkan produk frozen pizza atau pizza beku, sebuah inovasi yang kemudian menjadi titik balik penyelamat Cissipizza. “Waktu itu harus berani. Frozen pizza lahir karena terdesak, tapi justru jadi penyelamat. Dari situ saya belajar bahwa inovasi bukan pilihan, tapi keharusan,” tuturnya. Keputusan strategis ini tidak hanya menjaga usaha tetap hidup, tetapi juga membuka jalan lebar menuju transformasi digital.
Baca Juga:Steak Enak Gak Harus Mahal, UMKM Malang Buktikan!
Saat ini, hampir 90 persen penjualan Cissipizza berasal dari platform daring. Rita mengakui bahwa digitalisasi adalah salah satu faktor utama yang memperkuat daya tahan bisnisnya. “Digital itu bukan sekadar tren. Bagi UMKM sekarang, itu kebutuhan. Tanpa masuk ke e-commerce dan media sosial, sulit berkembang,” katanya. Pernyataan ini menegaskan pandangannya yang memiliki otoritas (Authoritativeness) sebagai praktisi yang telah sukses mengimplementasikan digitalisasi. Ini adalah pelajaran penting bagi UMKM lain yang masih r
agu untuk beralih ke ranah online.
Pertumbuhan Bertahap dan Profesionalisme Manajemen (Experience & Expertise)
Perjalanan Cissipizza dari dapur rumah hingga menjadi jaringan bisnis yang solid tidak terjadi instan. Pertumbuhan ini dibangun dengan langkah-langkah bertahap dan terencana. Kini, Cissipizza tidak hanya memiliki tiga outlet di Malang, tetapi juga telah berhasil mengembangkan sayapnya dengan tujuh outlet di berbagai kota lain.
Pada tahun 2022, Cissipizza berhasil memperoleh pendanaan crowdfunding. Momen ini menjadi krusial, membuka kesempatan kemitraan yang lebih luas, dan sekaligus menuntut peningkatan profesionalisme dalam manajemen. “Momen itu mengubah pola pikir. Saya bukan hanya pemilik usaha kecil lagi, tapi harus memimpin tim dengan sistem. Dari situ saya sadar pentingnya SOP, laporan keuangan, hingga membangun SDM,” jelas Rita. Kesadaran ini menunjukkan pengalaman (Experience) berharga dalam menaikkan level bisnis dari skala rumahan ke skala yang lebih besar, serta keahlian (Expertise) dalam manajemen operasional dan sumber daya manusia.
Jejaring, Dukungan Ekosistem, dan Pesan untuk UMKM Perempuan (Authoritativeness & Trustworthiness)
Selain inovasi produk dan transformasi digital, Rita juga menekankan peran krusial dari jejaring (networking) dan dukungan ekosistem. Ia aktif memanfaatkan berbagai pelatihan yang disediakan pemerintah untuk mendapatkan sertifikasi penting seperti halal, BPOM, hingga digital marketing. “Fasilitas pemerintah itu ada, tapi UMKM harus mau mencari. Kita yang harus bergerak,” tegasnya. Pesan ini datang dari otoritas (Authoritativeness) seorang pengusaha yang telah merasakan langsung manfaat dukungan eksternal.
Sebagai pemimpin perempuan, Rita Dyana Melati memberikan pesan yang sangat inspiratif agar pelaku UMKM tidak takut memulai. “Sekecil apapun usaha, kalau ada passion harus dijalankan. Jangan takut gagal, karena itu bagian dari belajar. Konsisten, berinovasi, dan jangan lupakan digital. Itu tiga hal yang membuat usaha bisa bertahan,” ujarnya. Nasihat ini adalah kepercayaan (Trustworthiness) yang ia berikan, didasarkan pada pengalaman (Experience) nyata dalam menghadapi tantangan dan meraih keberhasilan.
Cissipizza kini bukan hanya sekadar merek pizza tipis yang lezat, tetapi telah menjelma menjadi simbol transformasi UMKM perempuan Indonesia. Dari dapur rumah yang sederhana, usaha ini membuktikan bahwa keberanian mengambil langkah, adaptasi teknologi, dan pemanfaatan jejaring serta dukungan ekosistem dapat membawa bisnis lokal untuk bersaing dan bertahan di tengah krisis nasional yang tidak terduga.
Baca Juga:Dinginnya Nampol! Ini Dia 5 Es Paling Legendaris dan Hits di Malang Raya yang Wajib Dicoba














