Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengecam pernyataan kontroversial Ahmad Dhani (AD) terkait program naturalisasi pemain sepak bola di Indonesia. Anggota DPR RI tersebut dianggap mengeluarkan pernyataan yang seksis, merendahkan martabat perempuan, dan berpotensi rasis, sehingga memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Kontroversi Pernyataan Ahmad Dhani
Pernyataan Ahmad Dhani menjadi perbincangan setelah ia mengomentari kebijakan naturalisasi pemain asing yang dilakukan PSSI. Dalam pernyataannya, ia menyinggung bahwa jika pemain naturalisasi beragama Islam, maka mereka bisa menikahi empat perempuan. Komentar ini langsung menuai kritik tajam karena dianggap menempatkan perempuan sebagai objek seksual dan objek reproduksi, bukan sebagai individu yang memiliki hak dan martabat yang setara.
Ketua Komnas Perempuan, Andy Yetriyani, menegaskan bahwa pernyataan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip kesetaraan gender dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. “Termasuk di dalamnya adalah penghargaan kepada perempuan sebagai manusia yang setara, bukan sekadar objek seksual dan objek reproduksi,” ujar Andy Yetriyani dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat, 7 Maret 2025.
Baca juga: Joey Pelupessy, Calon Jenderal Lapangan Tengah Timnas Indonesia
Dampak Pernyataan Seksis dalam Ruang Publik
Sebagai seorang publik figur sekaligus anggota DPR, setiap pernyataan yang dilontarkan Ahmad Dhani memiliki dampak besar. Ucapan yang bernuansa seksis tidak hanya mencerminkan kurangnya perspektif gender, tetapi juga memperkuat budaya patriarki yang masih kuat di Indonesia. Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari pernyataan semacam ini meliputi:
1.Menghambat Kesetaraan Gender
Pernyataan yang mengobjektifikasi perempuan memperkuat stigma bahwa perempuan hanya dinilai berdasarkan perannya dalam pernikahan dan reproduksi, bukan sebagai individu yang memiliki hak dan kesempatan yang sama.
2.Menciptakan Normalisasi Seksisme dalam Politik dan Olahraga
Pernyataan ini juga berpotensi menciptakan ruang yang tidak aman bagi perempuan, baik di dunia politik maupun olahraga. Hal ini bertentangan dengan upaya yang sedang dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan dalam berbagai bidang.
3.Memperburuk Citra Indonesia di Mata Internasional
Sebagai negara yang menjunjung demokrasi dan hak asasi manusia, pernyataan seksis dari seorang pejabat publik dapat mencoreng citra Indonesia di tingkat global.
Reaksi Publik dan Desakan Permintaan Maaf
Pernyataan Ahmad Dhani langsung menuai gelombang kritik dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari aktivis perempuan, pegiat HAM, hingga netizen. Banyak pihak yang menuntut agar Ahmad Dhani segera mengklarifikasi dan meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap merendahkan martabat perempuan dan tidak pantas diucapkan oleh seorang pejabat negara. Beberapa organisasi yang fokus pada isu kesetaraan gender juga mendesak DPR RI untuk memberikan teguran kepada Ahmad Dhani agar pernyataan serupa tidak terulang di masa mendatang.
Komnas Perempuan Tegaskan Pentingnya Perspektif Gender dalam Kebijakan Publik
Dalam responsnya, Komnas Perempuan menegaskan bahwa pejabat publik, terutama anggota legislatif, harus memiliki pemahaman yang kuat terhadap perspektif gender dalam setiap kebijakan maupun pernyataan yang disampaikan ke publik. “Penting bagi para pemimpin untuk tidak hanya memahami isu kesetaraan gender, tetapi juga memastikan bahwa setiap kebijakan dan pernyataan yang dibuat tidak bersifat diskriminatif maupun merendahkan kelompok tertentu,” tambah Andy Yetriyani. Selain itu, Komnas Perempuan juga menyerukan pentingnya edukasi gender di semua sektor, termasuk di pemerintahan dan media, agar tidak terjadi lagi kasus-kasus serupa yang dapat merugikan perjuangan kesetaraan gender di Indonesia.
Baca juga: Kevin Diks, Bek Timnas Indonesia Cedera Saat Laga Kontra Chelsea