Breaking

Korban Keracunan MBG di Garut Kini Tembus 569 Pelajar, Dinkes Lakukan Penelusuran

InfoMalangKasus Korban Keracunan MBG di Kabupaten Garut kembali menyita perhatian publik. Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut merilis data terbaru bahwa jumlah pelajar yang terdampak keracunan makanan bergizi gratis ini telah mencapai 569 orang.

Data ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinkes Garut, dr. Leli Yuliani, yang menyebut peningkatan signifikan terjadi setelah adanya laporan tambahan dari sekolah lain. Kondisi ini membuat pemerintah daerah bergerak cepat untuk memastikan penyebab utama dari kasus tersebut.

Jumlah Pelajar yang Terdampak Meningkat

Menurut Leli, awalnya kasus Korban Keracunan MBG hanya dilaporkan dari tiga sekolah. Namun, pada Kamis malam, laporan bertambah dari sebuah sekolah dasar di Kecamatan Kadungora.

Dengan tambahan laporan itu, total 569 pelajar dinyatakan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi paket makanan bergizi gratis (MBG). Jumlah ini mencakup siswa SMP, SMA, Madrasah Aliyah, hingga sekolah dasar.

Baca Juga:Trump Tak Setuju Akui Negara Palestina, Pertemuan dengan PM Inggris Jadi Sorotan

Sebagian Besar Mengalami Gejala Ringan

Meski angka Korban Keracunan MBG cukup tinggi, sebagian besar pelajar hanya mengalami gejala ringan. Mereka menjalani perawatan di rumah masing-masing tanpa perlu rawat inap.

Namun, sekitar 30 pelajar harus mendapatkan perawatan di Puskesmas. Dari jumlah tersebut, 11 pelajar sudah dipulangkan, sementara 19 lainnya masih dalam pengawasan tenaga medis.

Isi Menu Makan Bergizi Gratis

Kasus Korban Keracunan MBG diduga kuat berasal dari menu makanan yang disajikan pada Selasa, 16 September 2025. Menu tersebut terdiri dari nasi liwet, ayam woku, tempe orek, timun, selada, serta stroberi.

Dinkes Garut telah mengamankan paket makanan yang sama untuk dijadikan sampel uji laboratorium. Hal ini sesuai dengan prosedur standar, di mana penyedia layanan wajib menyimpan sampel untuk pemeriksaan jika terjadi kejadian luar biasa.

Sampel Dikirim ke Bandung

Untuk memastikan penyebab pasti, sampel makanan terkait Korban Keracunan MBG dikirim ke Lembaga Aplikasi dan Inovasi Sains Data (Lapisda) di Bandung.

Proses uji laboratorium diperkirakan akan memakan waktu tujuh hari. Hasil pemeriksaan diharapkan dapat memberikan kepastian mengenai komponen mana yang menyebabkan keracunan massal.

Pemerintah Daerah Bergerak Cepat

Bupati Garut langsung meminta Dinkes dan instansi terkait untuk menindaklanjuti kasus Korban Keracunan MBG dengan serius. Menurutnya, kesehatan pelajar adalah prioritas utama, terlebih program makan bergizi gratis ini memang ditujukan untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Pemkab Garut juga membuka posko kesehatan di beberapa titik untuk memantau kondisi para pelajar. Tim medis disiagakan agar jika ada gejala lanjutan dapat segera ditangani.

Respon dari Orang Tua Siswa

Kasus Korban Keracunan MBG ini menimbulkan keresahan di kalangan orang tua siswa. Banyak orang tua mengaku khawatir dengan kualitas makanan yang diberikan, meskipun program tersebut memiliki niat baik.

Sebagian dari mereka berharap pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap penyedia jasa katering agar kejadian serupa tidak terulang.

Catatan Penting Bagi Program MBG

Program MBG sejatinya diluncurkan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah. Namun, kasus Korban Keracunan MBG ini menjadi tamparan keras bagi pihak penyelenggara.

Pengawasan distribusi, pengecekan bahan makanan, serta proses pengolahan harus dilakukan lebih ketat agar tidak membahayakan kesehatan ribuan pelajar di masa depan.

Data Terbaru Keracunan di Garut

Dari total Korban Keracunan MBG yang mencapai 569 orang, sebagian besar berasal dari satu yayasan yang menaungi SMP dan SMA. Sisanya tersebar di Madrasah Aliyah dan SD di wilayah Kadungora.

Meski kondisi sebagian besar sudah membaik, pihak medis tetap memantau secara intensif untuk mencegah kemungkinan komplikasi akibat keracunan.

Uji Laboratorium Jadi Kunci

Hasil laboratorium dari sampel makanan diharapkan bisa segera keluar dalam beberapa hari ke depan. Kasus Korban Keracunan MBG ini baru bisa dipastikan penyebab pastinya setelah uji dilakukan di Bandung.

Jika terbukti ada kelalaian dari pihak penyedia makanan, pemerintah daerah berjanji akan mengambil langkah tegas agar tidak ada korban tambahan.

Pemeriksaan Masih Berlanjut

Dinas Kesehatan Garut memastikan proses penelusuran terkait Korban Keracunan MBG masih berlanjut. Investigasi melibatkan tim kesehatan, laboratorium, hingga pihak kepolisian jika ditemukan unsur kelalaian yang merugikan banyak pihak.

Masyarakat diminta tetap tenang sambil menunggu hasil resmi uji laboratorium.

Baca Juga:Mayat Mutilasi di Bagasi Tesla D4vd, Remaja Perempuan Berusia 15 Tahun Gegerkan Publik