Kota Malang hingga saat ini masih terbebas dari penyakit cacar monyet atau Monkeypox (Mpox). Tidak ada warga Kota Malang yang terjangkit penyakit tersebut. Meski demikian, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang tetap berada dalam kondisi siaga.
Dinkes terus melakukan pemantauan secara intensif dan sudah mempersiapkan langkah-langkah yang akan diambil jika ada kasus yang terindikasi terjangkit penyakit ini.
“Kota Malang masih sangat aman. Belum ada kasus yang terkonfirmasi. Semoga Kota Malang semakin aman dan seluruh warganya tetap sehat,” ujar dr. Husnul Muarif, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang.
Jika ada warga yang dicurigai terjangkit, Dinkes akan segera melakukan pelacakan kontak untuk mengetahui siapa saja yang telah berhubungan dengan penderita. Selain itu, pihak Dinkes juga akan mengantisipasi mereka yang berada dalam kelompok rentan, seperti anggota keluarga yang tinggal serumah dan masyarakat sekitar yang berisiko tertular. Langkah selanjutnya adalah melakukan vaksinasi.
Berdasarkan berbagai sumber, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa cacar monyet merupakan darurat kesehatan global. Siapa saja yang termasuk dalam kelompok paling rentan tertular cacar monyet?
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Monkeypox, yang pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Para ahli mengungkapkan bahwa cacar monyet dapat menular melalui kontak erat, sentuhan kulit, hubungan seksual, serta melalui cairan droplet. Gejala cacar monyet mirip dengan cacar air namun lebih ringan, di antaranya:
- Demam di atas 38,5 derajat Celsius
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Kelemahan tubuh
- Munculnya lesi cacar atau benjolan kecil berisi air atau nanah
Menurut laman Litbang Kemenkes, dalam 1-3 hari atau lebih, demam bisa diikuti dengan kemunculan ruam yang mulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Gejala unik yang membedakan cacar monyet dari cacar air biasa adalah pembengkakan kelenjar getah bening
