Breaking

Cegah Penyakit Menular, Lapas Perempuan Malang Lakukan Pemeriksaan TBC

infomalang.com/ – Kesehatan warga binaan menjadi isu krusial dalam sistem pemasyarakatan oleh lapas perempuan malang. Lingkungan yang padat penghuni memiliki risiko tinggi terhadap penyebaran penyakit menular, salah satunya tuberkulosis (TBC).

Oleh karena itu, langkah pencegahan menjadi kunci untuk melindungi semua penghuni lapas. Lapas Perempuan Malang menunjukkan komitmen serius terhadap masalah kesehatan ini dengan menggelar program deteksi dini TBC secara menyeluruh.

Dengan upaya ini, pihak lapas berusaha mengidentifikasi potensi penyebaran penyakit sejak awal, sehingga risiko penularan dapat ditekan semaksimal mungkin.

Program deteksi dini TBC ini merupakan bagian dari kerja sama strategis antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Kementerian Kesehatan. Lapas Perempuan Kelas II A Malang menjadi salah satu lokasi pelaksanaan program tersebut, yang dipusatkan di Aula Kartini lapas.

Kegiatan ini tidak hanya mencakup pemeriksaan medis, tetapi juga edukasi intensif bagi seluruh warga binaan tentang pentingnya menjaga kesehatan. Kepala Lapas Perempuan Malang menegaskan bahwa kesehatan adalah hak setiap warga binaan dan menjadi prioritas utama.

“Kami berkomitmen untuk memberikan lingkungan yang aman dan sehat bagi seluruh warga binaan. Program ini adalah wujud nyata dari komitmen tersebut,” ujar Kepala Lapas.

Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Rontgen dan Tindak Lanjut

Pemeriksaan rontgen menjadi metode utama dalam mendeteksi indikasi TBC. Dalam kegiatan ini, sebanyak 242 warga binaan telah menjalani pemeriksaan rontgen di tempat yang disediakan. Dari hasil tersebut, ditemukan 13 orang dengan status suspek TBC yang kemudian mendapat tindak lanjut pemeriksaan lebih detail.

“Ini membuktikan betapa pentingnya deteksi awal. Tanpa program ini, mungkin 13 orang ini tidak akan terdeteksi hingga penyakitnya berkembang lebih parah,” kata seorang petugas medis dari Puskesmas setempat yang terlibat dalam program ini.

Bagi warga binaan yang terindikasi TBC, Lapas Perempuan Malang menerapkan mekanisme perawatan sesuai prosedur kesehatan. Mereka ditempatkan di ruangan terpisah agar tidak berinteraksi langsung dengan warga binaan lainnya.

Sistem isolasi ini merupakan langkah standar dalam mengendalikan penyebaran penyakit. Selain isolasi, warga binaan yang dicurigai menderita TBC juga wajib menjalani pemeriksaan dahak.

Proses tersebut dilakukan untuk memastikan hasil diagnosa secara akurat. Jika terbukti positif, pengobatan akan segera diberikan sesuai standar medis yang berlaku, termasuk pemberian obat-obatan TBC secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa lapas tidak hanya berfokus pada deteksi, tetapi juga pada penanganan yang komprehensif.

Baca Juga: Mengenal Gejala Demam Berdarah, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Edukasi Hidup Sehat di Lingkungan Lapas

Selain pemeriksaan, pihak Lapas Perempuan Malang juga menekankan pentingnya edukasi. Warga binaan diajak memahami pola hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan, serta meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit menular.

Edukasi ini dilaksanakan secara rutin agar menjadi bagian dari budaya hidup sehat di dalam lapas. Mulai dari kebiasaan mencuci tangan, etika batuk dan bersin, hingga menjaga sirkulasi udara di dalam kamar tahanan.

Lingkungan lapas yang bersih dan sehat berperan besar dalam mendukung proses pembinaan. Dengan kesehatan yang terjaga, program pembinaan mental maupun keterampilan dapat berjalan lebih optimal.

“Kami melihat ada korelasi langsung antara kesehatan dan semangat warga binaan untuk mengikuti program pembinaan. Ketika mereka sehat, mereka lebih bersemangat untuk belajar dan berkembang,” kata seorang pembimbing kemasyarakatan di Lapas Perempuan Malang.

Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan dan pembinaan memiliki keterkaitan erat yang tidak bisa dipisahkan.

Dampak Positif Bagi Program Pembinaan dan Keamanan Lapas

Pencegahan TBC bukan hanya sekadar upaya kesehatan, tetapi juga investasi bagi keberhasilan pembinaan. Warga binaan yang sehat akan lebih fokus mengikuti program rehabilitasi maupun pelatihan keterampilan, seperti menjahit, membuat kerajinan tangan, atau memasak.

Kondisi ini sangat penting agar mereka siap kembali ke masyarakat setelah masa hukuman berakhir. Selain itu, adanya deteksi dini menciptakan rasa aman di kalangan penghuni lapas.

Warga binaan merasa terlindungi karena mendapat perhatian serius terkait kesehatan mereka. Hal ini meningkatkan kepercayaan terhadap sistem pemasyarakatan yang peduli pada aspek kemanusiaan.

Komitmen Lapas Perempuan Malang ke depan adalah untuk terus memperkuat upaya deteksi dini. Langkah ini bukan hanya bagian dari program sementara, melainkan strategi jangka panjang menjaga kesehatan di lingkungan lapas.

Dukungan pemerintah pusat dan daerah menjadi faktor penting agar program berjalan konsisten. Ke depan, sinergi dengan tenaga kesehatan diharapkan semakin intensif.

Kolaborasi ini akan memastikan penanganan penyakit menular di lapas lebih cepat dan tepat sasaran. Dengan begitu, Lapas Perempuan Malang dapat menjadi contoh baik bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di Indonesia.

Program pemeriksaan TBC di Lapas Perempuan Malang menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam mencegah penyakit menular di lingkungan padat penghuni. Deteksi dini, edukasi kesehatan, serta penanganan suspek TBC dilakukan secara terukur.

Semua itu tidak hanya melindungi warga binaan, tetapi juga mendukung kesuksesan program pembinaan. Langkah ini menunjukkan bahwa pemasyarakatan tidak hanya fokus pada pembinaan mental dan keterampilan, tetapi juga memperhatikan kesehatan sebagai aspek fundamental.

Dengan demikian, warga binaan dapat menjalani masa hukuman dalam kondisi sehat dan siap kembali ke masyarakat dengan lebih baik. Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa hak-hak warga binaan, termasuk hak untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak, terus diperjuangkan dan dilindungi.

Baca Juga: Siswa MIN 2 Kota Malang Terima Rapor Kesehatan Setelah Ikuti Pemeriksaan Gratis