Breaking

Matjupri, Petani Sukses dari Desa Dilem dengan Pembibitan Sayur

Matjupri, warga Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, berhasil meraup keuntungan besar dari pembibitan sayur di pekarangan rumahnya. Pria berusia 49 tahun ini mampu mendapatkan omset hingga belasan juta rupiah setiap bulannya melalui ketekunan dan keahliannya dalam bercocok tanam.

Perjalanan Bisnis Pembibitan Sayur

Matjupri memulai usahanya sejak tahun 1991 dengan fokus pada tanaman jambutan. Namun, seiring waktu, ia beralih ke pembibitan sayuran dan buah di lahan seluas 9×7 meter di depan rumahnya. “Awalnya bisnis tanaman jambutan, bukan di polibag begini. Kalau pembibitan ini sudah sejak 1991 lalu,” ujar Matjupri saat ditemui di kediamannya, Rabu (23/10/2024).

Berbagai jenis tanaman sayur yang ia jual antara lain cabai, tomat, terong, sawi, bayam, selada, kubis, dan beberapa tanaman buah. “Kalau segala jenis sayur ada, ada tanaman buah tapi tidak banyak, ada juga pohon sengon. Jenis tanamannya lebih dari 25 jenis yang saya jual,” jelas Matjupri.

Baca juga:

Peringatan HSN 2024, Haji Rendra Masdrajad Safaat Mengingatkan Bahwa Santri Adalah Tiang Penyokong Bangsa

Harga dan Omset yang Menggiurkan

Harga bibit yang dijual oleh Matjupri cukup beragam, mulai dari Rp 250 hingga Rp 10 ribu per bibit, tergantung ukuran dan jenis tanaman. “Paling mahal brongkol (brokoli), karena bibitnya mahal. Kalau tanaman seperti pohon salam dan cabai juga ada yang mahal, tergantung ukuran,” kata Matjupri.

Setiap harinya, Matjupri mampu menjual ratusan hingga ribuan bibit tanaman sayur, terutama cabai rawit, tomat, dan terong. Pembeli utamanya adalah petani yang akan menanam kembali bibit tersebut di lahan mereka. “Sehari minimal ada yang ambil 500 biji tanaman, bisa lebih kadang sehari seribu kadang lima ribu juga,” ujarnya.

Tantangan dan Perawatan Intensif

Namun, menjalankan usaha pembibitan sayur tidak selalu mudah. Matjupri sering menghadapi tantangan, seperti hama ulat daun dan cabuk yang bisa merusak tanaman. “Kalau perawatan banyak, salah satunya hama yang sering menyerang daun. Kalau musim panas biasanya cabuk, daunnya mengering dan bisa mati,” ungkapnya.

Perawatan intensif menjadi kunci keberhasilan usaha Matjupri, termasuk penyiraman rutin dan penggunaan pupuk yang tepat. “Penyiraman juga diperlukan, menggunakan jenis pupuk tapi bukan pupuk kandang,” tambah Matjupri. Meski penuh tantangan, ketekunan dan strategi perawatan yang tepat membuatnya sukses di bidang pembibitan tanaman sayur dan buah.

Baca juga:

Abah Anton Kunjungi Warga Pandanwangi, Siap Penuhi Aspirasi Warga