InfoMalang – Kejadian naas kembali terjadi di Kabupaten Malang. Seorang warga harus kehilangan rumahnya karena kelalaian kecil yang berujung besar. Kasus merebus air hingga rumah terbakar ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat agar lebih waspada saat menggunakan tungku tradisional.
Kronologi Kejadian
Insiden merebus air hingga rumah terbakar menimpa Submawati, 66 tahun, warga Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung. Awalnya, ia baru pulang kerja dan berencana memasak air di dapur menggunakan tungku kayu bakar. Sambil menunggu, ia pergi ke kamar untuk beristirahat, namun tanpa sadar justru tertidur pulas.
Sekitar pukul 09.50, anak Submawati yang hendak berangkat kuliah mendengar suara ledakan kecil. Ketika dicek ke dapur, ia mendapati api sudah membesar dan melahap bagian dapur rumah. Mereka bergegas keluar rumah sambil meminta pertolongan warga sekitar untuk memadamkan api.
Baca Juga:Momen ODGJ 4 Hari Depan Rumah Netizen Ini, Nyabutin Rumput Sampai Bersih
Upaya Warga dan Pemadam Kebakaran
Kejadian merebus air hingga rumah terbakar membuat warga sekitar panik. Mereka berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya sembari menghubungi petugas damkar. Tidak lama berselang, dua unit mobil pemadam kebakaran Kabupaten Malang tiba di lokasi.
Komandan Pleton Damkar, Syaiful Anwar, menyampaikan bahwa timnya sampai di lokasi sekitar pukul 10.05. Proses pemadaman berlangsung sekitar 40 menit hingga api berhasil dijinakkan. Untungnya, tidak ada korban jiwa, meski kerugian ditaksir mencapai Rp20 juta.
Penyebab Kebakaran
Menurut pemeriksaan petugas, penyebab merebus air hingga rumah terbakar ini berasal dari tungku tradisional. Kayu bakar yang ditumpuk terlalu dekat dengan tungku menyulut api merembet ke bahan bakar lainnya. Merembetnya api semakin cepat karena banyak perabotan berbahan kayu di dalam dapur.
Fenomena ini memperlihatkan bagaimana tungku kayu bakar masih menjadi sumber energi utama di sebagian wilayah.
Namun, tanpa pengawasan, penggunaannya bisa berakibat fatal. Hal ini menjadi pengingat bahwa teknologi tradisional perlu diperlakukan dengan lebih hati-hati.
Dampak Kerugian yang Ditimbulkan
Kasus merebus air hingga rumah terbakar menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit. Selain perabotan dapur, sebagian konstruksi rumah juga habis dilahap api. Meski jumlah kerugian ditaksir Rp20 juta, nilai kerugian emosional jauh lebih besar bagi korban.
Submawati beserta keluarga kini harus menata kembali kehidupan mereka pascakebakaran. Dukungan dari warga sekitar menjadi penguat di tengah kondisi sulit. Hal ini menunjukkan adanya rasa solidaritas yang tinggi antarwarga desa.
Respons Aparat Kepolisian
Kapolsek Sumberpucung, Iptu Alek Andri Wijaya, turut menjelaskan kronologi kepada awak media.
Ia menegaskan kasus merebus air hingga rumah terbakar ini murni akibat kelalaian pemilik rumah. Tidak ada unsur kesengajaan ataupun tindakan kriminal dalam peristiwa tersebut.
Aparat kepolisian pun mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat meninggalkan api di dapur.Kewaspadaan menjadi kunci agar musibah serupa tidak kembali terulang. Terlebih, penggunaan tungku tradisional memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan kompor modern.
Pentingnya Kesadaran Keselamatan Rumah Tangga
Kejadian merebus air hingga rumah terbakar ini menyiratkan pentingnya kesadaran keselamatan rumah tangga. Seringkali, aktivitas sederhana seperti memasak bisa menjadi pemicu bencana besar.Karena itu, masyarakat perlu selalu memastikan api benar-benar padam sebelum meninggalkan dapur.
Selain itu, penyimpanan kayu bakar atau bahan mudah terbakar harus dijauhkan dari sumber api. Langkah kecil ini bisa menjadi pencegahan efektif.Keselamatan rumah tangga tidak boleh disepelekan meski dalam aktivitas harian yang dianggap biasa.
Peran Warga dalam Pencegahan
Masyarakat memiliki peran penting dalam mencegah kasus merebus air hingga rumah terbakar.Keterlibatan warga dalam memberikan edukasi kepada tetangga sangat diperlukan. Apalagi di pedesaan, penggunaan tungku tradisional masih menjadi hal lumrah.
Dengan adanya sosialisasi dari RT, RW, maupun aparat desa, risiko kebakaran bisa ditekan. Warga juga diharapkan saling mengingatkan ketika melihat tetangga kurang berhati-hati.Langkah sederhana ini akan memberikan dampak besar terhadap keselamatan bersama.
Harapan ke Depan
Insiden merebus air hingga rumah terbakar menjadi pembelajaran berharga.Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam mengelola aktivitas dapur, terutama yang menggunakan tungku kayu bakar.Pemerintah daerah pun dapat mempertimbangkan penyediaan edukasi serta program bantuan kompor ramah lingkungan.
Jika kesadaran kolektif terus ditingkatkan, kejadian serupa bisa dicegah di masa mendatang.Keselamatan rumah tangga harus menjadi prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari.Kasus ini menjadi momentum penting untuk menekankan bahwa kewaspadaan tidak boleh ditunda.















