Breaking

Minat Baca Terancam: Perpusda Malang Puasa Pengadaan Buku Dua Tahun

InfoMalang – Di tengah era informasi yang serba cepat dan upaya untuk terus meningkatkan literasi masyarakat, sebuah ironi terjadi di Kabupaten Malang. Meski Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) di wilayah ini terbilang tinggi, mencapai angka 80,17 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, sarana dan prasarana penunjang literasi di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Malang justru belum maksimal. Sorotan utama tertuju pada fakta bahwa Perpusda sudah dua tahun tidak melakukan pengadaan buku baru.

Kondisi ini, seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Perpusda Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disperpusip) Kabupaten Malang, Cecep Lili, disebabkan oleh keterbatasan anggaran. “Pengadaan terakhir ya dua tahun lalu. Anggaran sekitar Rp 50 juta,” ungkap Cecep beberapa waktu lalu. Angka Rp 50 juta untuk pengadaan buku selama dua tahun tentu sangat minim, bahkan untuk ukuran perpustakaan tingkat kabupaten. Keterbatasan dana ini secara langsung berdampak pada pembaruan koleksi buku, yang menjadi jantung utama sebuah perpustakaan.

Koleksi buku Perpusda Kabupaten Malang saat ini tercatat sebanyak 36.336 eksemplar dengan 14.347 judul, menurut data BPS Kabupaten Malang. Mayoritas, sekitar 70 persen, merupakan buku non-fiksi seperti ilmu pengetahuan dan pengembangan diri, sementara 30 persen sisanya adalah buku fiksi. Meskipun buku-buku tersebut tertata rapi dan sebagian bahkan dilapisi sampul plastik untuk menjaga kondisi, fakta bahwa banyak di antaranya adalah koleksi lama tidak dapat dihindari. Beberapa buku bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti bagian bawah yang tidak lagi mulus. Kondisi fisik buku yang kurang prima ini, ditambah dengan ketiadaan judul-judul baru yang segar, tentu dapat mengurangi daya tarik pembaca, terutama generasi muda yang terbiasa dengan konten-konten terbaru dan lebih dinamis.

Absennya pengadaan buku baru selama dua tahun adalah sebuah alarm merah bagi ekosistem literasi di Kabupaten Malang. Sebuah perpustakaan idealnya terus memperbarui koleksinya agar relevan dengan perkembangan zaman, kebutuhan informasi masyarakat, dan kurikulum pendidikan terkini. Tanpa pembaruan, perpustakaan berisiko kehilangan relevansinya dan menjadi sekadar gudang buku usang. Ini pada akhirnya dapat mengancam tingkat kegemaran membaca yang sudah susah payah dibangun. Masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan referensi terbaru, mungkin akan beralih ke sumber lain yang lebih mudah diakses dan mutakhir.

Baca Juga:DPRD Malang Dukung Seragam Gratis untuk Sekolah Swasta

Meski demikian, ada sedikit angin segar dari bantuan pemerintah pusat yang diterima Perpusda Kabupaten Malang akhir tahun lalu, berupa 250 eksemplar buku dengan 125 judul. Bantuan ini, meskipun tidak terlalu besar, setidaknya memberikan sedikit amunisi baru bagi koleksi perpustakaan. Selain itu, Perpusda Kabupaten Malang juga telah mengambil langkah inovatif dengan menyediakan buku digital yang tersedia di dua platform, masing-masing berisi 800 eksemplar.

Pejabat eselon III B Pemkab Malang tersebut menjelaskan bahwa ke depan, pihaknya berencana untuk mengembangkan platform digital ini, termasuk melalui pengadaan buku digital. Tujuannya adalah untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses buku secara digital, memungkinkan mereka meminjam dan membacanya kapan saja dan di mana saja. Namun, lagi-lagi, upaya ini juga dihadapkan pada kendala yang sama: keterbatasan anggaran. “Namun karena keterbatasan anggaran, koleksinya mungkin tidak terlalu banyak,” pungkas Cecep.

Situasi ini menuntut perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Malang. Pengadaan buku bagi perpustakaan bukanlah sekadar pengeluaran, melainkan investasi krusial dalam pembangunan sumber daya manusia dan peningkatan kualitas literasi masyarakat. Anggaran yang memadai untuk pembaruan koleksi fisik dan pengembangan koleksi digital menjadi sangat esensial. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti penerbit, komunitas literasi, dan bahkan program donasi buku dari masyarakat, bisa menjadi alternatif untuk memperkaya koleksi perpustakaan di tengah keterbatasan anggaran pemerintah daerah.

Dengan TGM yang sudah tinggi, sayang sekali jika potensi ini tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sudah saatnya Perpusda Kabupaten Malang mendapatkan dukungan penuh agar dapat kembali menjadi pusat literasi yang dinamis, menarik, dan mampu memenuhi dahaga ilmu pengetahuan masyarakatnya.

Baca Juga:Kerja Sama Pendidikan: Tidore dan ITSK Malang Sepakat Kembangkan SDM Kesehatan