InfoMalang – Peristiwa memilukan terjadi di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025). Seorang ojol 20 tahun tewas usai terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob ketika kericuhan demonstrasi berlangsung.
Korban diketahui bernama Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang masih berusia 20 tahun. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), namun nyawanya tak tertolong setelah beberapa jam menjalani perawatan intensif.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edy Suhaeri menyampaikan rasa duka mendalam atas insiden ini. Menurutnya, peristiwa ojol 20 tahun tewas menambah catatan kelam dalam pengamanan aksi massa yang seharusnya bisa berjalan aman.
Kronologi Kejadian
Saksi mata bernama Herudin menyebut, insiden ojol 20 tahun tewas berawal sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu, warga memprotes langkah aparat yang menembakkan gas air mata hingga ke kawasan pemukiman.
Beberapa warga, termasuk ibu-ibu, turun ke jalan untuk meminta aparat menghentikan tindakan tersebut. Situasi semakin memanas ketika sebuah rantis Brimob bergerak ke arah kerumunan warga.
Menurut Herudin, massa berlarian menghindar. Namun, seorang ojol 20 tahun tewas karena tidak sempat melarikan diri. Rantis melaju cukup kencang hingga menabrak korban yang masih berada di tengah jalan.
Baca Juga:Tak Lekang Usia, Gusti Ayu Masih Menarikan Legong Bali di Usia 106 Tahun
Video Viral di Media Sosial
Video yang beredar memperlihatkan momen mengerikan ketika korban mencoba menghindar. Sayangnya, langkahnya terlalu lambat dan ia justru terlindas ban depan rantis.
Massa yang melihat ojol 20 tahun tewas berusaha menghentikan kendaraan. Namun, saksi menyebut rantis tetap melaju beberapa meter sambil menyeret tubuh korban. Hal ini memicu kemarahan warga yang berada di sekitar lokasi.
Saksi Lain Membenarkan
Kesaksian lain datang dari Abdul, warga berusia 29 tahun. Ia mengatakan rantis melaju dengan kecepatan tinggi dan terlihat tidak terkendali. “Dia benar-benar ugal-ugalan, siapa pun yang ada di depan dihantam,” ujarnya.
Menurut Abdul, korban sempat mengantarkan pesanan ke kawasan Bendungan Hilir. Karena jalanan macet akibat kericuhan, ia berhenti di Pejompongan. Di situlah peristiwa ojol 20 tahun tewas terjadi.
Propam Amankan 7 Anggota Brimob
Usai insiden, Divisi Propam Polri langsung mengamankan tujuh anggota Sat Brimob Polda Metro Jaya. Mereka diketahui berada di dalam rantis ketika kejadian.
Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim menegaskan pihaknya masih mendalami peran masing-masing. Ia menyebut, penyelidikan dilakukan secara menyeluruh agar peristiwa ojol 20 tahun tewas bisa diusut tuntas dan transparan.
Permintaan Maaf Kapolri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun langsung menemui keluarga korban. Ia meminta maaf secara terbuka kepada orang tua Affan dan masyarakat.
“Sekali lagi kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini,” ucapnya. Ia menambahkan, institusi kepolisian siap menanggung seluruh biaya pemakaman serta memberikan perhatian khusus kepada keluarga korban usai ojol 20 tahun tewas.
Reaksi Warga dan Masyarakat
Kabar ojol 20 tahun tewas menyebar cepat di media sosial dan menuai reaksi luas. Banyak warganet menyoroti prosedur pengamanan aksi yang dinilai tidak manusiawi.
Beberapa organisasi masyarakat sipil pun mendesak agar penyelidikan dilakukan secara terbuka. Mereka menilai, kasus ini bukan hanya soal kecelakaan, melainkan soal profesionalisme aparat dalam bertugas.
Latar Belakang Korban
Affan dikenal sebagai pemuda yang rajin bekerja. Menurut keterangan teman dekatnya, ia sering mengambil pesanan di kawasan Bendungan Hilir dan Senayan. Pada hari nahas itu, ia sedang menjalankan order makanan.
Tak ada yang menyangka, rutinitas sederhana itu berakhir dengan kabar duka. Fakta bahwa seorang ojol 20 tahun tewas dalam kondisi tragis membuat keluarga korban terpukul.
Kondisi di Lapangan
Situasi kericuhan di Senayan pada malam itu memang tergolong chaos. Gas air mata, suara teriakan, dan massa berlarian membuat suasana sulit dikendalikan.
Dalam kondisi seperti itu, seorang ojol 20 tahun tewas terlindas rantis yang seharusnya berfungsi menjaga ketertiban. Kejadian ini menjadi catatan serius bagi aparat untuk mengevaluasi prosedur pengamanan aksi.
Tuntutan Keadilan
Sejumlah pihak, termasuk lembaga bantuan hukum, mendesak adanya investigasi independen. Mereka menekankan, peristiwa ojol 20 tahun tewas tidak boleh dianggap sekadar kecelakaan lalu lintas biasa.
Pihak keluarga korban juga meminta agar proses hukum berjalan adil dan transparan. Mereka berharap tragedi ini bisa menjadi pelajaran agar aparat lebih berhati-hati dalam bertugas.















