Breaking

Pasutri Ditemukan Tewas Mengenaskan, Polisi Dalami Motif dan Kronologi

Suasana tenang di Dusun Tegalrejo RT05/RW10, Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, mendadak mencekam pada Selasa pagi, 22 Juli 2025. Warga digemparkan dengan penemuan pasangan suami istri (pasutri) yang tewas dalam kondisi tragis di kediaman mereka. Peristiwa ini langsung menjadi perbincangan di lingkungan setempat, mengingat pasangan tersebut dikenal sebagai warga yang tertutup dan jarang bersosialisasi.

Korban suami, Ari Wicaksono (40), ditemukan tewas gantung diri di kamar belakang rumah. Sementara istrinya, Iin Handayani (35), ditemukan tergeletak di kamar tengah dengan tubuh bersimbah darah. Menurut kesaksian warga, peristiwa mengejutkan ini pertama kali diketahui sekitar pukul 08.15 WIB. Dugaan sementara menyebut Ari terlebih dahulu menyerang Iin dengan senjata tajam sebelum mengakhiri hidupnya sendiri.

Sarmat (50), paman sekaligus tetangga korban, menceritakan detik-detik penemuan tragis tersebut. “Iin mengalami tiga luka tusuk di bagian dada, perut, dan paha,” ujarnya. Sarmat mengungkapkan bahwa saat ditemukan, Iin masih dalam kondisi sekarat. Warga pun berusaha secepat mungkin membawanya ke rumah sakit dengan harapan nyawanya bisa diselamatkan. Namun, takdir berkata lain. “Saat di perjalanan, ia meninggal dunia. Sementara suaminya memang sudah meninggal karena gantung diri,” sambung Sarmat.

Yang membuat warga heran, tidak ada tanda-tanda pertengkaran atau keributan sebelumnya. “Tidak ada teriakan atau suara cekcok. Kami tahunya tiba-tiba sudah seperti itu,” ungkap Sarmat. Hal senada disampaikan tetangga depan rumah korban yang mengaku tidak mendengar suara apapun dari rumah tersebut sejak pagi.

Baca Juga: Warga Malang Dikejutkan Penemuan Jenazah Pria Tersangkut di Sungai Selasa (22/7)

Rumah tempat kejadian perkara ini sehari-hari dihuni lima orang, yakni Ari, Iin, kedua anak mereka, dan orang tua Iin. Namun, saat kejadian, kedua anak korban sedang bersekolah, sedangkan orang tua Iin tengah berada di kandang ayam. Alhasil, di rumah hanya ada pasangan tersebut. “Anak pertamanya kelas VIII SMP dan yang kedua masih kelas 1 SD,” jelas salah seorang warga.

Kronologi penemuan bermula ketika salah satu anggota keluarga mendapati Ari sudah dalam posisi tergantung di kamar belakang. Keluarga yang panik kemudian memanggil warga untuk mencari keberadaan Iin. Saat ditemukan, Iin masih bernapas lemah dengan sejumlah luka tusukan. Warga pun segera membawanya ke fasilitas kesehatan, namun nyawanya tidak tertolong.

Kapolsek Lawang, Kompol Moh Lutfi, membenarkan kejadian yang menggemparkan ini. Ia menyatakan pihaknya bersama Tim Inafis Polres Malang sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan sejumlah barang bukti. “Dugaan sementara indikasinya pembunuhan. Namun, kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan motifnya,” tegasnya.

Hingga kini, polisi belum bisa memastikan apa yang melatarbelakangi tindakan nekat Ari terhadap istrinya. Lutfi mengungkapkan bahwa saat kejadian, tidak ada orang lain di rumah tersebut. “Orang tua Iin sedang ke kandang ayamnya, sedangkan anak-anak mereka sudah berangkat sekolah,” katanya.

Dari keterangan warga, sehari sebelum kejadian, Ari diketahui baru saja pulang dari merantau bekerja di luar kota. Ia dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan jarang keluar rumah ketika pulang kampung. Sementara Iin dikenal lebih ramah, sehari-hari berjualan snack di sekolah-sekolah sekitar. “Yang suaminya jarang di rumah, kadang sebulan baru pulang sekali. Kalau istrinya, ya ibu rumah tangga biasa,” ujar seorang tetangga.

Kini, warga Dusun Tegalrejo masih diliputi rasa syok dan duka mendalam. Kehidupan kedua anak korban menjadi perhatian bersama karena mereka kehilangan kedua orang tuanya secara tragis dalam satu hari. Polisi berjanji akan terus memproses kasus ini secara profesional demi mengungkap kebenaran dan memberikan kepastian hukum bagi keluarga yang ditinggalkan. Peristiwa ini menjadi pelajaran pahit bahwa konflik dalam rumah tangga, bila tidak diselesaikan dengan baik, dapat berujung pada tragedi yang tak terduga.

Baca Juga: Eks Marinir TNI RI yang Berperang di Rusia Ajukan Kembali Jadi WNI, Ini Respons Kemlu 2025