InfoMalang – Upaya pelestarian warisan budaya terus dilakukan pemerintah. Salah satunya melaluipemugaran Candi Jagoyang terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang . Candi peninggalan era Singasari ini sedang menjalani proses perbaikan besar sejak 29 Mei 2025 lalu.
Proyek konservasi tersebut dibagi ke dalam tiga tahap. Pada tahap awal, pengerjaan fokus di bagian bawah candi. Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI menyebutkan target tahap pertama rampung pada November hingga Desember 2025.
Progres 70 Persen
Koordinator Tim Kerja pemugaran Candi Jago , Ratna Febrianti, menjelaskan bahwa hingga akhir Agustus progresnya sudah mencapai 70 persen. Pekerjaan masih tersisa di bagian barat struktur, sementara lainnya hampir selesai.
Bagian menjadi salah satu titik yang sudah tuntas dipugar. Susunan batu tampak rapi, dengan sejumlah batu andesit baru menggantikan batu lama yang rusak. Andesit dipilih karena merupakan batuan vulkanik yang memenuhi syarat kekuatan serta ketebalan yang sesuai dengan batu asli.
Baca Juga: Angka Kecelakaan Relatif Tinggi, Dua Insiden Mobil Terperosok di Kabupaten Malang dalam 8 Jam
Batu Pengganti yang Sesuai
Menurut Ratna, setiap batu pengganti harus memiliki ketebalan dan bentuk yang serupa. Oleh karena itu, terlintas di benak saya untuk memesan batu andesit khusus dengan corak tertentu agar tetap menyerupai bentuk aslinya. Dalam proses pemugaran Candi Jago , perbedaan tetap ditampilkan secara jelas. Jika batu asli memiliki relief, maka batu pengganti dibiarkan polos untuk membedakannya.
Langkah ini penting agar masyarakat dan peneliti dapat membedakan mana bagian asli dan mana hasil pemugaran. Prinsip konservasi seperti ini sudah menjadi standar dalam upaya pelestarian cagar budaya di Indonesia.
Struktur yang Renggang Diperkuat
Seiring berjalannya waktu, banyak batu di candi yang mengalami kerusakan alami. Batuan yang renggang diperkuat dengan teknik perekat agar tidak semakin rapuh. Hal ini sekaligus mencegah keruntuhan di kemudian hari.
Pekerja di lapangan tampak menyusun ulang batu pada struktur bawah candi. Dalam proses pembongkaran sebelumnya, setiap batu diberi tanda. Penandaan ini mempermudah saat pemasangan kembali sesuai urutan aslinya.
Temuan Batu Cadas Lapuk
Proses pemugaran Candi Jago juga menemukan sejumlah batu cadas yang sudah lapuk. Temuan ini perlu diteliti lebih lanjut oleh Tim Ahli Borobudur. Penelitian tersebut akan menentukan apakah batu cadas dapat diganti dengan andesit baru atau harus tetap dipertahankan sebagai bagian dari struktur asli.
Temuan ini menambah tantangan dalam proyek pemugaran karena keputusan terkait material akan mempengaruhi keaslian serta daya tahan candi.
Dugaan Material Majapahit
Selain itu, penelitian menemukan bahwa sebagian batu tambahan yang digunakan di candi berasal dari era Majapahit. Hal ini terlihat dari keberadaan relief Dewata Nawasanga pada Surya Majapahit, simbol kebesaran Kerajaan Majapahit.
Namun, batuan tambahan tersebut tidak menyatu dengan struktur aslinya. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar bahan itu dimanfaatkan kemudian untuk melengkapi bagian candi. Fakta ini semakin memperkaya nilai sejarah dalam pemugaran Candi Jago .
Menjaga Warisan Singasari
Candi Jago dikenal sebagai salah satu peninggalan penting dari Kerajaan Singasari. Di balik reliefnya yang penuh makna, candi ini memiliki kaitan erat dengan sejarah raja Wisnuwardhana. Oleh karena itu, pelestarian dan pemugaran Candi Jago menjadi sangat penting agar generasi mendatang masih bisa menyaksikan jejak sejarah tersebut.
BPK Wilayah XI menekankan bahwa setiap tahapan pemugaran dilakukan sesuai kaidah arkeologi. Pengolahannya tidak sekedar membenahi tampilan, namun juga memperhatikan nilai historis dan autentisitas bangunan.
Target Rampung Tahun Ini
Tahap pertama pemugaran Candi Jago ditargetkan tuntas pada akhir tahun. Meski begitu, pengerjaan tahap berikutnya tetap menunggu evaluasi teknis. Penentuan material pengganti serta struktur tambahan menjadi aspek penting yang harus ditangani dengan hati-hati.
Ratna menambahkan, keterlibatan ahli dari berbagai bidang bahwa setiap langkah pemugaran sesuai standar internasional. Upaya ini bukan hanya soal merawat bangunan, tetapi juga merawat identitas sejarah bangsa.
Antusiasme Masyarakat
Masyarakat sekitar menyambut positif pemugaran Candi Jago . Banyak warga yang merasa bangga karena situs bersejarah di desanya mendapat perhatian serius. Beberapa pengunjung yang datang untuk melihat proses pemugaran bahkan ikut mendokumentasikan perkembangan melalui foto maupun video.
Dukungan masyarakat ini penting untuk menjaga kelestarian candi setelah pemugaran selesai. Dengan kesadaran bersama, situs budaya dapat terjaga sekaligus mendukung potensi pariwisata daerah.
Warisan untuk Generasi
Hasil akhir dari pemugaran Candi Jago diharapkan tidak hanya memperkuat struktur, tetapi juga mempertegas nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Melalui kerja sama antara pemerintah, ahli, dan masyarakat, situs ini akan tetap berdiri kokoh sebagai saksi bisu kejayaan masa lalu.















