Breaking

Polemik Jelang Laga Penentu Liga 1: Semen Padang vs Arema FC, Isu Kecurangan Kembali Mencuat

Malang, 22 Mei 2025 — Menjelang laga terakhir Liga 1 2024/2025, pertandingan antara Semen Padang dan Arema FC mendadak menjadi sorotan bukan hanya karena pertaruhannya di klasemen, tetapi juga karena polemik yang menyertainya. Tuduhan adanya potensi kecurangan dari petinggi Semen Padang kembali membuka luka lama dan memancing respons keras dari pihak Arema FC.

Latar Belakang Polemik

Polemik mencuat setelah Andre Rosiade, petinggi Semen Padang, mengunggah pernyataan di media sosial yang menyinggung kemungkinan adanya kecurangan dalam pertandingan melawan Arema FC. Ia menyebut kejadian di Piala Presiden 2017 sebagai preseden buruk, di mana menurutnya, Semen Padang dirugikan akibat keputusan wasit yang kontroversial.

Andre juga menyerukan hadirnya Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Stadion Kanjuruhan dan meminta penggunaan wasit asing demi menjaga netralitas dan integritas laga.

“Saya meminta PSSI untuk menjamin netralitas. Ini bukan sekadar pertandingan biasa, ini soal keadilan dalam kompetisi,” tulis Andre dalam unggahan tersebut.

Tanggapan Tegas Arema FC

Menanggapi pernyataan tersebut, pihak manajemen Arema FC langsung memberikan klarifikasi. Dalam siaran pers resmi, Arema FC menyatakan akan tetap menjunjung tinggi sportifitas dan menolak keras tuduhan yang dilontarkan oleh pihak Semen Padang.

“Kami akan bermain dengan penuh integritas. Tidak ada skenario atau pengaturan apa pun. Arema FC tidak pernah bermain curang,” tegas perwakilan manajemen klub berjuluk Singo Edan itu.

Pihak Arema juga menilai bahwa spekulasi seperti ini dapat mencederai semangat fair play dan merusak citra sepak bola Indonesia yang tengah berbenah menuju tata kelola lebih baik.

Baca Juga: Arema FC Evaluasi Stadion Kanjuruhan Usai Insiden Pasca Pertandingan vs Persik Kediri

Situasi Klasemen: Taruhan Hidup-Mati untuk Semen Padang

Saat ini, Semen Padang berada di zona degradasi dan hanya kemenangan yang bisa menyelamatkan mereka dari turunnya kasta. Di sisi lain, Arema FC sudah aman di papan tengah dan tidak memiliki kepentingan langsung terhadap hasil pertandingan.

Namun, tekanan publik tetap tinggi karena hasil pertandingan bisa memengaruhi nasib tim lain, seperti PSS Sleman, yang juga berada di papan bawah. Beberapa warganet bahkan meminta Arema “mengistirahatkan pemain inti” agar Semen Padang menang dan Sleman terdegradasi.

Seruan Sportifitas dan Integritas Kompetisi

PSSI hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi. Namun, permintaan Andre agar Ketua PSSI hadir langsung di stadion menunjukkan tingkat urgensi situasi ini. Banyak pihak berharap agar PSSI dapat turun tangan secara aktif untuk mengawal laga krusial ini agar berlangsung dalam suasana adil dan kondusif.

Sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap jalannya kompetisi, PSSI juga diharapkan mampu menjaga kepercayaan publik terhadap fairness liga profesional Indonesia.

Menghindari Konflik, Menjunjung Sportifitas

Polemik ini menjadi gambaran nyata bahwa trauma atas keputusan-keputusan kontroversial di masa lalu masih menghantui klub-klub di Liga 1. Karena itu, transparansi, netralitas wasit, dan profesionalisme menjadi tuntutan mutlak dari seluruh stakeholder sepak bola nasional.

Pertandingan Semen Padang vs Arema FC bukan hanya soal tiga poin,melainkan juga tentang pemulihan kepercayaan publik terhadap keadilan kompetisi. Semua pihak, baik klub, federasi, maupun suporter, diharapkan menjaga suasana tetap damai, sportif, dan profesional.

Jika pertandingan berlangsung jujur dan terbuka, maka apapun hasil akhirnya, sepak bola Indonesia akan tetap menjadi pemenang sejatinya.

Baca Juga: Final Liga Champions 2025: PSG vs Inter Milan – Duel Bersejarah di Allianz Arena