Malang, Jawa Timur – Media sosial tengah diramaikan dengan kejadian unik sekaligus memprihatinkan yang terjadi di Kabupaten Malang. Puluhan truk pengangkut sound system atau yang populer disebut sound horeg terjebak di kubangan lumpur dalam sebuah acara karnaval yang seharusnya berlangsung meriah. Kejadian ini pun menyita perhatian warganet dan menjadi viral di berbagai platform digital.
Acara Karnaval Berujung Kekacauan
Peristiwa ini terjadi di Dusun Kasin Jogosalam, Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Jumat sore, 27 Juni 2025. Acara yang awalnya bertujuan mulia, yakni santunan anak yatim sekaligus hiburan rakyat berupa karnaval, malah berubah menjadi insiden massal. Sekitar 20 truk sound horeg dilaporkan tidak dapat bergerak setelah masuk ke area lapangan yang telah berubah menjadi lautan lumpur akibat hujan deras sebelumnya.
Lapangan yang digunakan sebagai lokasi karnaval rupanya tidak memiliki sistem drainase yang memadai. Akibat curah hujan yang tinggi, tanah menjadi becek dan berlumpur, menyebabkan kendaraan berat seperti truk bermuatan besar tak mampu melintas. Video detik-detik para truk terjebak tersebar luas di media sosial, memperlihatkan ban kendaraan yang terperosok dalam lumpur hingga tak mampu digerakkan.
Proses Evakuasi Memakan Waktu Lama
David Stevan Laksamana Perwirayuda, yang dikenal juga dengan nama David Blizzard, selaku Ketua Paguyuban Sound Malang Bersatu, memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa seluruh kejadian terjadi saat persiapan acara berlangsung. Ia juga membenarkan bahwa kendaraan-kendaraan yang terjebak membawa perlengkapan sound system dari berbagai daerah di Malang Raya.
“Butuh waktu hampir satu hari penuh untuk mengevakuasi seluruh truk dari lumpur. Beberapa sempat coba ditarik dengan bantuan warga, tapi tetap tidak berhasil tanpa alat berat,” jelas David dalam wawancara pada Senin, 30 Juni 2025.
David mengungkapkan bahwa dirinya membawa tiga truk dalam kegiatan tersebut, dan ketiganya sempat terjebak. Ia harus memanggil ekskavator dan traktor untuk membantu proses evakuasi. Meski begitu, seluruh armada miliknya berhasil keluar dari lokasi pada keesokan harinya.
Baca Juga: Tas Letda Abu Korban Pengeroyokan Arjosari Ternyata Tak Hilang, Ditemukan Dalam Kondisi Lengkap
Warga Turut Membantu Evakuasi
Meski situasi cukup rumit, warga sekitar menunjukkan kepedulian tinggi. Mereka bahu-membahu membantu mendorong, menarik, bahkan menyediakan tali dan perlengkapan seadanya untuk menyelamatkan truk-truk tersebut. Berkat gotong royong antara kru sound system dan masyarakat, proses evakuasi berjalan lebih cepat.
“Kami bersyukur karena tidak ada kerusakan serius pada kendaraan maupun peralatan sound system. Hanya waktu yang terbuang dan fisik yang terkuras karena harus menguras tenaga di medan lumpur,” kata David.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam evakuasi. Meskipun acara sempat tertunda, kegiatan santunan tetap bisa dilaksanakan meskipun tanpa parade musik seperti yang direncanakan sebelumnya.
Reaksi Publik dan Media Sosial
Rekaman video insiden ini mendadak viral di media sosial. Banyak warganet yang mengomentari situasi tersebut dengan berbagai sudut pandang. Sebagian menyayangkan kurangnya perencanaan dan peninjauan lokasi sebelum pelaksanaan acara. Namun, tidak sedikit pula yang menanggapinya secara humoris, bahkan menjadikannya bahan meme.
Beberapa komentar bernada kritik menyarankan agar panitia ke depan lebih mempertimbangkan kondisi cuaca dan lokasi. Sementara komentar lain menyoroti semangat solidaritas warga sebagai bentuk kearifan lokal yang patut diapresiasi.
Pelajaran untuk Ke Depan
Insiden ini memberikan pelajaran penting, terutama bagi para penyelenggara acara besar yang menggunakan ruang terbuka. Kondisi cuaca yang tak menentu, terutama saat musim hujan, seharusnya menjadi perhatian utama. Penggunaan lahan lapang untuk acara berbobot besar seperti parade sound system harus disertai dengan evaluasi kondisi tanah dan akses kendaraan.
Kejadian ini memang telah berlalu, namun viralnya insiden ini menunjukkan bahwa setiap peristiwa di era digital bisa menjadi sorotan nasional. Semoga ke depan, kegiatan positif seperti santunan anak yatim bisa tetap berjalan lancar tanpa hambatan teknis seperti yang terjadi di Malang.
Baca Juga: Duka di Porprov Jatim 2025: Atlet Sambo Asal Bangkalan Meninggal Mendadak Saat Saksikan Pertandingan















